Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global: Pelantikan Joe Biden Kemungkinan Digelar Virtual

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Ilustrasi Pandemi
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Sudah hampir setahun lamanya, masyarakat dunia berperang menghadapi virus corona yang pertama kali dilaporkan pada akhir tahun 2019.

Meski sudah memakan korban yang tak sedikit, menjangkit puluhan juta umat manusia, laju penyebaran Covid-19 belum juga bisa terkendali dengan baik.

Data terakhir dari Worldometers, Sabtu (5/12/2020) pukul 05.30 WIB, menunjukkan total ada 66.165.953 kasus infeksi virus corona. Dari jumlah itu, 1.523.109 di antaranya berakhir dengan kematian.

Berikut adalah sejumlah pembaruan seputar Covid-19 dari beberapa negara:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia

Data perkembangan kasus Covid-19 yang disampaikan Satuan Tugas Penanganan Cofvid-19, Jumat (4/12/2020), menunjukkan kasus baru infeksi virus corona masih terus ditemukan.

Dalam 24 jam terakhir, tercatat ada 5.803 kasus baru virus corona, sehingga total kasus secara nasional menjadi 563.680 kasus.

Tidak semuanya masih berstatus aktif, karena 82,7 persen di antaranya sudah dinyatakan sembuh.

Kesembuhan tertinggi untuk hari kemarin dilaporkan terjadi di DKI Jakarta (935), Jawa Barat (379), Jawa Timur (338), Jawa Tengah (333), dan Papua (224).

Baca juga: 5 Negara yang Gratiskan Vaksin Corona untuk Warganya, Mana Saja?

Inggris

Inggris akan segera melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Pfizer dan BioNTech. Mereka akan menerima 800.000 dosis vaksin pada pengiriman yang akan diterima minggu depan.

Hal itu disampaikan salah satu anggota parlemen Britania Raya, Alok Sharma, sebagaimana dilansir BBC pada Sabtu (5/12/2020).

Ia menyebut, saat ini beberapa dosis sudah tiba di Inggris, namun tidak dirinci. Ia meyakini Inggris akan memiliki lebih banyak dosis vaksin di akhir tahun ini.

Kepala Eksekutif NHS Providers, Chris Hopson menyebut rumah sakit utama yang menangani Covid-19 berusaha untuk memberikan vaksin kepada sebanyak mungkin orang yang berada di kelompok prioritas tertinggi.

Hopson melalui akun Twitter-nya mengatakan rumah sakit "vital" berusaha untuk melakukan vaksinasi sebanyak mungkin terhadap orang dalam kelompok prioritas tertinggi.

Baca juga: Uni Eropa Kritik Inggris karena Dianggap Terburu-buru Setujui Vaksin Covid-19

Amerika Serikat

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden-Kamala Harris, kemungkinan akan dilakukan secara virtual pada 20 Januari 2021.

Hal ini disampaikan sendiri Biden, sebagaimana diberitakan AP pada Sabtu (5/12/2020).

"Mungkin tidak akan ada parade pelantikan besar-besaran," kata Biden.

Ia menyebut keinginannya itu didasarkan pada pertimbangan menjaga keselamatan semua pihak, karena dalam acara itu pasti ada banyak orang yang datang dan berkumpul dalam tempat yang sama.

Saat ini, timnya tengah berkoordinasi dengan para pemimpin kongres terkait rencana ini, untuk detail pelaksanaan pun belum dibeberkan, karena masih dalam pengerjaan.

Baca juga: Joe Biden Akan Galakkan 100 Hari Penggunaan Masker untuk Semua Warga AS

Korea Selatan

Korea Selatan mencatatkan angka penambahan kasus tertinggi virus corona selama 9 bulan terakhir, pada Jumat (4/12/2020) kasus baru mencapai 629 kasus.

Dikutip dari Korea Herald, Jumat (4/12/2020), dari total kasus baru harian yang ada, 600 di antaranya merupakan infeksi yang terjadi secara lokal atau antar masyarakat di dalam Korea Selatan.

Ini menandakan Korea Selatan harus benar-benar waspada akan datangnya gelombang susulan infeksi di musim dingin yang sudah di depan mata.

Angka tinggi ini muncul meski sejumlah pembatasan dan aturan terkait protokol kesehatan telah diperketat di negara itu. Hal ini mendorong pihak berwenang untuk kembali melakukan pengetatan.

Baca juga: Korsel Laporkan 629 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi dalam 9 Bulan Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi