Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Positif Covid-19, Apakah Hasil Rapid Test Akan Selalu Reaktif?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi rapid test Covid-19 (tes cepat Covid-19).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Rapid test atau tes cepat menjadi salah satu syarat yang ditetapkan ketika ingin beraktivitas atau melakukan perjalanan pada masa pandemi virus corona seperti saat ini.

Hasil rapid test reaktif atau tidak akan menentukan kelanjutan aktivitas atau perjalanan seseorang.

Meskipun, sejumlah ahli tak menyarankan tes cepat untuk mengidentifikasi apakah seseorang aman dari Covid-19 atau tidak. 

Rapid test mendeteksi kandungan Imunoglobulin M (IgM) sebagai penanda terjadinya infeksi dan Imunolgobulin G (IgG) penanda terjadinya proses penyembuhan atas suatu infeksi pada tubuh seseorang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengatakan, kedua antibodi ini muncul pada orang yang terpapar Covid-19.

IgM akan muncul terlebih dulu pada hari ke-7 hingga 10 seseorang terpapar virus. Antibodi akan menguat kemudian melemah dan hilang.

"Ketika dia (IgM) ada di puncak, akan muncul IgG. IgG ini mencapai puncak saat virus itu di hari ke 10-14. Kalau IgG naik tinggi, itu artinya dia dalam fase penyembuhan, virusnya sendiri sudah turun di hari 10-14 hingga akhirnya hilang," jelas Windhu saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/12/2020).

Bagaimana dengan mereka yang pernah terpapar Covid-19 dan telah dinyatakan sembuh? Apakah hasil reaktif akan muncul saat menjalani rapid test? 

Dalam sebuah twit, akun @sibuded berbagi cerita kekhawatirannya ketika menjalani rapid test  karena beberapa bulan lalu ia pernah terinfeksi virus corona.

Di dalam tubuhnya masih terdeteksi IgG, ia pun dinyatakan reaktif melalui tes cepat.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Informasi Sidak di Jepara, Tak Pakai Masker Langsung Rapid atau Swab Test

Benarkah selalu reaktif?

Mengenai hal ini, Windhu menyebutkan, semua itu tergantung pada keberadaan IgM dan IgG di dalam tubuh orang yang sudah sembuh dari Covid-19.

Jika IgM, IgG, atau salah satu dari antibodi itu masih terdeteksi di dalam darah seseorang, maka jika orang tersebut melakukan tes cepat akan selalu menunjukkan hasil reaktif.

"Bagi (mantan pengidap Covid-19) penggunaan rapid test, akan merugikan orang itu, karena dia pasti reaktif. Datang (tes cepat) lagi, masih reaktif lagi," sebut Windhu.

Padahal, hasil reaktif itu tidak mencerminkan kondisi sesungguhnya yang sudah dinyatakan negatif virus corona.

Oleh karena itu, Windhu menyarankan untuk melakukan tes PCR, karena dengan metode ini hasil yang keluar akurat dan tidak merugikan.

"Makanya jangan rapid test, bisa keliru. Yang nonreaktif bisa positif, yang reaktif justru dia tidak ada apa-apa, sudah sembuh," kata Windhu.

Baca juga: INFOGRAFIK: Daftar Kereta Api yang Tak Wajibkan Rapid Test

Akan tetapi, jika IgM dan IgG sudah tidak ada dalam darah seorang, maka tes cepat akan menunjukkan hasil nonreaktif.

IgM akan hilang saat masa infeksi terjadi dan berganti dengan munculnya IgG.

Namun, untuk IgG belum diketahui secara persis berapa lama akan bertahan dalam darah seseorang.

"IgG ini tergantung orangnya dan terggantung beban virus (viral load) yang masuk ke tubuhnya itu seberapa. Kalau viral load-nya tinggi dia lama IgG itu (bertahan)," kata Windhu.

Windhu, yang juga dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair itu, menyebutkan, lama waktunya bisa dalam hitungan bulan, bahkan tahun.

"Saya tidak tahu persisnya, kalau viral load-nya tinggi sekali itu sampai berapa lama. Jangan-jangan ada dia yang panjang banget, bisa setahun IgG-nya masih ada dalam darahnya, mungkin saja," ujar dia.

Ia mengatakan, secara teoritis, imunitas yang dihasilkan oleh Covid-19 bersifat seumur hidup. Hanya saja dibutuhkan riset lebih lanjut untuk memastikan hal-hal yang bersifat lebih detil.

"Cuma kan kita harus melakukan riset untuk mengetahui berapa lama sebenarnya rata-rata orang Indonesia IgG-nya masih positif (ditemukan), kita belum punya data," kata Windhu.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografis: Daftar Kereta Api yang Tidak Mewajibkan Rapid Test

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi