Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pfizer Ajukan Persetujuan Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 di India

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Nixx Photography
Ilustrasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan Moderna berbasis teknologi genetik yang disebut mRNA (messenger RNA).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat, Pfizer, mengajukan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 di India.

Persetujuan penggunaan vaksin ini ditujukan kepada Drugs Controller General of India (CDGI).

Dilansir dari Reuters, Minggu (6/12/2020), jika sudah mendapatkan izin, India menjadi negara pertama yang melakukan vaksinasi Covid.-19.

Kasus infeksi virus corona kini tercatat sebagai yang tertinggi kedua di dunia setelah AS, dengan 9.644.529 kasus hingga hari ini. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permohonan Pfizer ini merupakan permintaan pertama yang diterima oleh DCGI di tengah berbagai upaya menemukan vaksin virus corona. 

Saat dihubungi Reuters, pejabat di DCGI dan Kementerian Kesehatan India tidak berkomentar mengenai hal ini.

Baca juga: Ratu Elizabeth II Akan Dapat Suntikan Vaksin Covid-19 pada Tahap Awal

Sementara, pejabat India mengungkapkan, mereka menaruh harapan pada vaksin yang diuji secara lokal daripada yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna Inc.

Menurut pemberitaan NDTV, Minggu (6/12/2020), regulator obat India dapat memberikan persetujuan darurat apabila mereka puas dengan hasil uji coba yang dilakukan di luar India.

Selain itu, DCGI mengungkapkan, permohonan CT-18 Pfizer untuk mengimpor vaksin dan dijual di India masih dalam proses.

Sebab, sesuai Aturan Obat Baru dan Uji Klinis 2019, permohonan tersebut harus diputuskan dalam 90 hari.

Adapun DCGI memiliki kewenangan untuk mengesampingkan uji klinis lokal untuk vaksin.

Uji coba Pfizer

Sebelumnya, Pfizer siap diluncurkan di Inggris dan Bahrain.

Pada Rabu, (2/2/2020), Inggris menjadi negara barat pertama yang akan melakukan vaksinasi Covid-19 dengan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan mitra bioteknologi Jerman BioNTech.

Diketahui, efektivitas vaksin mereka diklaim mencapai 95 persen dalam uji coba tahap ketiga.

Kemudian, Pfizer dan BioNTech meminta Bahrain menjadi negara kedua yang memberi otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin mereka pada Jumat, (4/12/2020).

"Konfirmasi persetujuan dilakukan Otoritas Penagturan Kesehatan Nasional Kerajaan Bahrain menindaklanjuti analisis menyeluruh dan tinjauan dilakukan oleh otoritas menggunakan semua data yang tersedia," demikian pernyataan resmi dari Bahrain.

Meski demikian, pejabat Bahrain tidak menyebutkan bagaimana mekanisme pembelian vaksin atau kapan vaksinasi akan dimulai.

Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Narasi Keliru soal Vaksin Virus Corona dan Pandemi Covid-19

Khawatir tentang penyimpanan vaksin

Setelah Pfizer meminta persetujuan di Inggris, pihak Pfizer menyebutkan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk terlibat dengan Pemerintah India dan menjajaki peluang untuk membuat vaksin melawan virus corona.

Namun, para ahli di India mengkhawatirkan masalah logistik terkait distribusi vaksin Pfizer yang perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat celcius.

Umumnya, vaksin di India dapat disimpan pada suhu antara 2-8 derajat.

Seorang ahli vaksin di India, Dr Gagandeep Kang, mengungkapkan, vaksin RNA ini membutuhkan penyimpanan yang sangat dingin.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Negara yang Gratiskan Vaksin Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi