Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Pasien Covid-19 Berisiko Menularkan Virus kepada Orang lain?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona, SARS-CoV-2, Covid-19
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, penyebaran infeksi virus corona belum terkendali.

Di Indonesia, selama beberapa pekan terakhir, tambahan kasus harian hampir selalu berada di atas 5.000 kasus.

Tingkat penularan masih sangat tinggi.

Penularan virus corona dapat terjadi antarmanusia melalui droplet yang menyebar saat berbicara, batuk, bersin, atau droplet yang menempel di permukaan benda.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apalagi, banyaknya orang tanpa gejala atau OTG, yang tak menyadari bahwa mereka membawa virus dan menularkannya kepada orang lain.

Kapan pasien Covid-19 atau orang dengan virus corona berisiko menularkan ke orang lain?

Dokter umum yang juga PhD Candidate in Medical Science di Kobe University, Adam Prabata, mengatakan, cara mengetahui apakah pasien masih menularkan virus atau tidak bisa dilakukan kultur virus.

Ia menjelaskan, kultur virus merupakan teknik untuk mengetahui apakah terdapat virus hidup dan punya kemampuan menginfeksi.

"Kultur virus itu sederhananya setelah swab, nanti diproses dan dibiakkan di dalam sel. Kemudian nanti dilihat apakah terdapat perubahan di sel (efek sitopatik)," ujar Adam saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/12/2020).

Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Adam, yang sering memberikan edukasi seputar virus corona melalui akun Instagram-nya, menyebutkan, kultur virus tidak hanya dapat dilakukan melalui swab test, tetapi bisa pula dicek dari darah, dahak, urine, feses, dan lainnya.

Namun, karena penularan Covid-19 mayoritas berasal dari droplet, maka yang digunakan untuk penentuan masih menularkan atau tidak, diambil dari tindakan swab test.

Tindakan kultur virus yakni apabila ada perubahan di sel, artinya virus masih memiliki kemampuan menginfeksi.

Namun, kalau tidak ada perubahan di sel, artinya virus sudah tidak punya kemampuan menginfeksi.

"Nah, untuk pasien Covid-19 mau diketahui masih menular apa enggak, itu idealnya dilakukan kultur virus, tapi sayangnya itu bukan pemeriksaan rutin," lanjut Adam.

Meski demikian, saat ini banyak penelitian kultur virus dengan hari setelah bergejala dan mayoritas penelitiannya memiliki hasil konsisten.

Oleh karena itu, panduan bagi seseorang yang terjangkit Covid-19 boleh selesai isolasi hanya dengan kriteria gejala dan waktu gejala tersebut muncul.

Baca juga: INFOGRAFIK: 11 Gejala Covid-19 yang Perlu Diwaspadai

Pada hari ke berapa virus akan menular?

Mengenai penularan Covid-19, Adam mengatakan, secara umum, mayoritas pasien infeksi virus corona menularkan virus (masa infeksius) dari hari ke-2 sebelum munculnya gejala hingga hari ke-10 setelah gejala.

Sementara, untuk masa paling infeksius (yang berpotensi paling tinggi menyebarkan infeksi) yakni diperkirakan pada hari 0 sampai hari ke-5 setelah gejala muncul.

Adapun penghitungan masa infeksius ini berlaku pada mayoritas pasien, bukan semua pasien Covid-19.

Untuk waktu penularan virus pada hari sebelum gejala bisa berbeda-beda setiap individu.

"Untuk hari setelah gejala (demam dan sesak) itu juga bisa lebih panjang, dan semakin berat gejalanya diduga bisa lebih panjang penularannya," ujar Adam.

"Makanya itu untuk yang bergejala baru boleh selesai isolasi setelah 3 hari tanpa gejala," lanjut dia.

Bagaimana dengan pasien denga gejala berat?

Adam mengatakan, virus yang hidup pada pemeriksaan kultur virus dapat ditemukan lebih lama pada pasien Covid-19 dengan gejala berat.

Menurut dia, masa penularan pasien Covid-19 dengan gejala berat diperkirakan terjadi lebih lama, bahkan mencapai 20 hari.

Melansir dari akun Instagram Adam Prabata, @adamprabata, kemampuan pasien dalam menularkan virus juga dapat dilihat melalui Ct Value PCR.

Baca juga: Anjing Terlatih Bisa Mendeteksi Virus Corona

Ct Value atau nilai Ct adalah banyaknya cycle saat grafik fluorescens menembus garis threshold.

Artinya, semakin tinggi kadar virusnya, maka semakin cepat menembus threshold, sehingga nilai Ct-nya lebih kecil dibandingkan dengan spesimen dengan kadar virus lebih rendah.

Selain itu, semakin tinggi Ct value, maka semakin rendah kemungkinan menularkan virus kepada orang lain.

"Pada hari ke-10 atau lebih setelah gejala muncul, sangat kecil kemungkinan ditemukan virus yang masih menular, terlepas berapapun hasil Ct-values PCR pasien," ujar Adam.

Ia mengatakan, sejauh ini temuan virus corona itu bisa menginfeksi selama pasien masih untuk yang bergejala berat.

Kendati demikian, kriteria selesai isolasinya menunggu gejala selesai selama 3 hari dulu.

Bagaimana dengan pasien Covid-19 tanpa gejala?

Adam mengatakan, pasien tanpa gejala (OTG) juga memiliki hasil kultur virus positif yang menandakan pasien tersebut dapat menularkan Covid-19.

"Tidak hanya OTG, penularan virus itu bisa dari bicara atau menyanyi juga, terutama bila volumenya keras atau berteriak," ujar Adam.

Ia mengimbau, jika melakukan kontak dengan pasien Covid-19, sebaiknya langsung mengarantina mandiri selama 14 hari di rumah.

Jika mengalami gejala Covid-19, segera periksakan diri untuk dilakukan PCR.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi