KOMPAS.com - Pemerintah telah menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang nantinya akan digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi virus corona di Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07./Menkes/9860/2020.
Salah satu calon vaksin yang akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah hasil kerja sama antara PT Bio Farma (Persero) dengan perusahaan vaksin asal China, Sinovac Biotech.
Untuk memastikan kualitas dan keamanan calon vaksin itu, telah dilakukan uji klinis yang dilaksanakan oleh tim uji klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat.
Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad, Eddy Fadlyana, mengungkapkan, hingga kini ada 1.620 relawan yang menjalani uji klinis.
Baca juga: Diklaim Efektif 94 Persen, Moderna Akan Uji Vaksin Corona pada Anak-anak
Uji klinis dilakukan sejak Agustus 2020
Proses uji klinis sudah dilakukan sejak Agustus 2020.
Eddy mengatakan, berdasarkan perkembangan uji klinis yang dilakukan di Indonesia, angka efektivitas atau keampuhan vaksin untuk memberi perlindungan terhadap infeksi virus corona, masih belum diketahui hingga saat ini.
Dia mengatakan, hasil final dari uji klinis calon vaksin Bio Farma-Sinovac yang diikuti 1.620 relawan Indonesia diharapkan bisa diperoleh antara Mei hingga Juni 2021.
"Dari yang diimunisasi 1.620 itu, berapa yang terpapar atau yang sakit Covid-19, dikonfirmasi dengan laboratorium. Jadi kelompok vaksin dibandingkan dengan kelompok plasebo. Nanti ketahuan (efektivitasnya)," kata Eddy, saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/12/2020).
Sementara, mengenai penggunaan vaksin, Eddy menyebutkan, tergantung izin yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Walaupun sejauh ini angka efektivitas dari uji klinis yang dilakukan di Indonesia masih belum diketahui, namun jika BPOM mengeluarkan izin penggunaan darurat, maka vaksinasi bisa dilakukan pada Januari 2021.
"Kan sudah ada datanya. Data penelitian tentang keamanannya, antibodinya, nanti kan digabung sama Brazil. Jadi Indonesia digabung sama Brazil, itu BPOM yang akan mengkaji, kalau dianggap cukup barulah dipakai," kata Eddy.
"Kalau BPOM mengeluarkan izin EUA (Emergency Use Authorization) maka Januari bisa mulai (vaksinasi)," ujar Eddy.
Selain bekerja sama dengan Bio Farma di Indonesia, uji klinis vaksin Sinovac juga dilakukan di Brazil melalui jalinan kerja sama dengan Butantan Institute.
Sementara itu, mengenai distribusi vaksin, Eddy mengatakan, akan diputuskan oleh Kementerian Kesehatan.
Pemerintah tetapkan 6 jenis vaksin
Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (6/12/2020), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada Kamis (3/12/2020) telah meneken Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020.
Keputusan Menkes tersebut mengatur tentang penetapan jenis vaksin untuk pelaksanan vaksinasi Covid-19.
Baca juga: Mengenal 6 Vaksin Covid-19 yang Ditetapkan untuk Vaksinasi di Indonesia
Ada enam jenis vaksin dari beberapa perusahaan yang akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19 di Indonesia, yaitu:
- PT Bio Farma (Persero)
- AstraZeneca
- China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
- Moderna
- Pfizer Inc and BioNTech
- Sinovac Biotech Ltd
“Jenis vaksin sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu merupakan vaksin yang masih dalam tahap pelaksanaan uji klinik tahap ketiga atau telah selesai uji klinik tahap ketiga,” demikian bunyi keputusan tersebut.
Peraturan tersebut menegaskan penggunaan vaksin Covid-19 hanya bisa dilakukan setelah mendapat izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat dari BPOM.
Disebutkan pula, Menkes dapat melakukan pengubahan jenis vaksin Covid-19 tersebut dengan rekomendasi dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional.
Selain itu, Menkes juga dapat mengubah jenis vaksin dengan memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Baca juga: Jokowi: Vaksin Covid-19 Sinovac Harus Diuji BPOM Dulu