Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertenaga Nuklir, seperti Ini Matahari Buatan China

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi bendera China.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - China menciptakan matahari buatan dengan reaktor HL-2M Tokamak yang dapat beroperasi hingga suhu 150 juta derajat celcius atau sepuluh kali lebih panas daripada matahari sesungguhnya.

Temuan ini berada di Provinsi Sichuan barat daya dan selesai pada akhir tahun lalu.

Reaktor ini sering disebut "matahari buatan" karena panas dan tenaga yang dihasilkannya sangat besar.

Mengutip South China Morning Post, Jumat (4/12/2020), China National Nuclear Corporation (CNNC) menyebutkan, temuan ini merupakan upaya untuk menggunakan energi yang lebih bersih melalui fusi nuklir yang terkendali.

Reaktor HL-2M Tokamak dapat mereplikasi cara matahari menghasilkan panas atau energi dengan cara menggunakan gas hidrogen dan deuterium sebagai bahan bakar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

France 24, Jumat (4/12/2020), memberitakan, reaktor HL-2M Tokamak menggunakan medan magnet kuat yang memadukan plasma panas hingga menghasilkan suhu yang sepuluh kali lebih tinggi daripada matahari.

Tujuan China mengembangkan teknologi fusi nuklir adalah dapat digunakan secara komersial dalam skala besar pada 2050.

Oleh karena itu, temuan tersebut merupakan hasil yang brilian dan setidaknya telah ada reaktor eksperimental pada 2021.

Para ilmuwan China telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006.

Selain China, The Korea Institute of Fusion Energy juga mengumumkan reaktornya yang mampu beroperasi hingga suhu 100 juta derajat celcius selama 20 detik.

Proyek menciptakan matahari buatan ini ternyata tidak hanya dilakukan China, melainkan kerja sama dengan AS, India, Jepang, Rusia, dan Korea Selatan

China juga bekerja sama dengan The International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) yang tengah dibangun di Perancis Selatan.

Proyek tersebut rencananya selesai pada 2025.

Ke depannya, ada rencana menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar.

Hal ini berkebalikan dari proses fusi yang biasanya digunakan dalam senjata atom dan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Fusi tidak menghasilkan gas rumah kaca dan mengurangi rosiko kecelakaan seperti pencurian bahan atom.

Akan tetapi, dibutuhkan proses yang sangat rumit dan mahal.

Kisaran harga untuk mencapai fusi diperkirakan 22,5 miliar dollar AS.

China pun tak hanya berhenti pada penemuan matahari buatan.

Negara itu juga berusaha menemukan terobosan baru dalam kecerdasan buatan, ilmu kedirgantaraan, serta eksplorasi bumi dan lautan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi