Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19 Sebut Akhir Tahun Ada Cuaca Ekstrem, Benarkah?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi cuaca ekstrem, cuaca buruk, peringatan dini cuaca
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut akan ada cuaca ekstrem dalam 2-3 minggu ke depan yang hampir melanda di seluruh Indonesia

Doni pun mengingatkan masyarakat agar mengisi libur akhir tahun 2020 dan tahun baru 2021 dengan cara tidak bepergian atau jalan-jalan.

Di satu sisi, kata Doni, libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) memang akan berpotensi menimbulkan kerumunan yang seharusnya dihindari pada masa pandemi Covid-19.

Dia menyebutkan, salah satu kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan adalah kegiatan atau acara keluarga pada libur panjang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Untuk itu, liburan kali ini adalah liburan yang aman, dan liburan yang juga harus nyaman, tanpa jalan-jalan, tanpa bepergian," ujarnya.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?

Lantas, benarkah akan ada cuaca ekstrem pada akhir tahun nanti?

Penjelasan BMKG

Saat dikonfirmai, Kepala Subbid Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala Putra pun membenarkan hal tersebut.

Pada pertengahan hingga akhir Desember 2020, lanjut Agie, diperkirakan curah hujan di Indonesia memang sedang tinggi.

"Karena monsun Asia telah aktif, dan itu adalah ciri-ciri dari datangnya musim hujan di Indonesia," ujar Agie saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/12/2020).

Bukan hanya pada Desember ini, Agie menyebut pada Januari dan Februari juga akan terjadi curah hujan yang cukup tinggi.

Baca juga: Saat Curah Hujan Ekstrem Dituding Jadi Penyebab Banjir Jakarta di Awal 2020...

Oleh karena itu, dia mengingatkan agar masyarakat dan instansi terkait untuk bersiap mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem tersebut.

"Nah pada Desember, Januari, dan Februari, kondisi di tiga bulan itu kita perlu betul-betul antisipasi, karena dampak bencananya akan tinggi. Mengapa begitu, karena jelas secara alamiah kontribusi curah hujan di wilayah Indonesia akan tinggi," kata Agie.

Ia menambahkan, kepada masyarakat yang hendak berlibur, diimbau untuk tetap mawas diri dan menghindari tempat-tempat yang rentan akan terjadinya bencana.

Baca juga: Apa Sebenarnya yang Disebut dengan Cuaca Ekstrem? Ini Penjelasan BMKG

Dipengaruhi oleh beberapa faktor

Sementara itu, Agie juga menggarisbawahi fenomena cuaca ekstrem yang terjadi pada sepekan terakhir dan sepekan ke depan.

Dia membenarkan dalam beberapa hari terakhir ini kondisi cuaca di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga mengakibatkan curah hujan yang tinggi.

"Pertama, kita bicara dulu dengan adanya pertumbuhan bibit siklon tropis dengan indikator 96S namanya, masih belum menjadi badai tropis, tetapi keberadaan tekanan rendah tersebut mengakibatkan banyak sekali area-area pertemuan angin di kawasan Jawa khususnya," terangnya.

"Ditambah yang kedua, aktivitas monsun Asia itu begitu kuat sekarang. Aktivitas monsun Asia ini juga diiringi dengan adanya seroakan dingin istilahnya, mengakibatkan dorongan masa udara yang masif di kawasan Sumatera dan juga Jawa," imbuh Agie.

Baca juga: Fenomena Hujan Es di Sejumlah Wilayah, Apa Penyebabnya?

Kemudian, kedua fenomena tadi ditambah dengan adanya propagasi gelombang tropis yang disebut madden julian oscillation, mengakibatkan kondisi cuaca di Indonesia intens dengan hujan yang tinggi.

Oleh karena itu, pihaknya mengeluarkan peringatan dini semenjak akhir pekan lalu dan terjadi banyak kejadian-kejadian bencana di Sumatera, Jawa, dan daerah-daerah lainnya.

"Kondisi ini memang kami cukup prihatin dengan banyaknya dampak yang terjadi, namun untuk kewaspadaan, maka ke depan kondisi ini setidaknya seminggu ke depan ini masih akan tetap bertahan (cuaca ekstrem)," kata Agie.

Baca juga: Hindari Bencana Kekeringan dengan Teknik Meredupkan Matahari? Ini Tanggapan BMKG...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara membersihkan rumah setelah banjir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi