Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Covid-19 Berpotensi Merusak Paru-paru dan Gejala Jangka Panjang

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi paru-paru
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah penelitian mengungkapkan, virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang terlihat setelah tiga bulan seseorang terinfeksi.

Seorang peneliti sekaligus ahli radiology di Universitas Oxford, Inggris, Profesor Fergus Gleeson mengatakan, kerusakan ini dapat dikaitkan dengan gejala Covid-19 yang berkepanjangan.

Dilansir dari The Independent, (2/12/2020), studi ini dilakukan terhadap 10 pasien di Universitas Oxford menggunakan metode pemindaian baru untuk mendeteksi kelainan paru-paru yang tidak terlihat dalam pemindaian konvensional.

Baca juga: Kasus Terus Bertambah, Simak Gejala Virus Corona dari Hari ke Hari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala setelah 3 bulan

Teknik ini melibatkan pasien yang menghirup gas yang disebut Xenon selama pemindaian magnetic resonance imaging (MRI).

Dalam penelitian ini, Profesor Gleeson melibatkan pasien berusia antara 19 sampai 69 tahun.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Covid-19 menyebabkan kerusakan paru-paru, dan apakah kerusakan itu terjadi permanen atau tidak.

Dari 10 pasien, 8 pasien melaporkan sesak napas dan kelelahan lebih dari tiga bulan setelah terinfeksi pertama kali.

Selain itu, pemindaian MRI menemukan adanya kelainan paru-paru pada semua peserta yang gagal ditangkap oleh pemindaian konvensional.

Bahkan, tidak satu pun dari delapan pasien menjalani perawatan perawatan intensif atau menggunakan ventilator.

Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Tes skala besar

Menilik hal ini, Profesor Gleeson merencanakan, percobaan juga dilakukan dalam skala yang lebih besar, yakni 100 perserta.

Dari 100 peserta ini nantinya akan diuji untuk mengetahui apakah pasien Covid-19 yang menderita penyakit lebih ringan dan belum dirawat di rumah sakit juga menunjukkan tanda-tanda kerusakan paru-paru.

"Saya mengharapkan beberapa bentuk kerusakan paru-paru, namun tidak sejauh yang kami lihat," ujar Profesor Gleeson.

Menurut dia, kelainan paru-paru dapat menjadi faktor di balik infeksi Covid-19 yang cenderung berlangsung lama di tubuh seseorang.

Tak hanya dari segi faktor tingkatan gejala, Profesor Gleeson bekerja sama dengan dokter umum untuk memindai pasien Covid-19 di berbagai kelompok usia.

Hal itu bertujuan untuk menemukan apakah kerusakan paru-paru terjadi tanpa memandang usia dan tingkat keparahan infeksi.

Baca juga: Jadi Gejala Covid-19 Paling Umum, Ini yang Perlu Kita Pahami soal Anosmia

Gejala Long Covid

Berdasarkan pemberitaan BBC, (1/12/2020), risiko penyakit parah dan kematian meningkat tajam pada pasien Covid-19 berusia di atas 60 tahun.

Namun, peneliti mengatakan, mereka menemukan kerusakan paru-paru dalam jangka panjang di antara pasien muda dan mereka yang tidak membutuhkan rawat inap akan "berpotensi kondisi lebih buruk".

Kendati demikian, ia meyakini, kerusakan paru-paru yang diidentifikasi oleh pemindaian xenon mungkin menjadi salah satu faktor di balik Covid yang lama atau Long Covid, di mana orang merasa tidak sehat selama beberapa bulan setelah terinfeksi.

Teknik pemindaian ini dikembangkan oleh kelompok penelitian di Universitas Sheffield yang dipimpin oleh Profesor James Wild.

Profesor Wild mengatakan bahwa teknik ini menawarkan cara "unik" untuk menunjukkan kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi Covid-19 dan efek sampingnya.

"Pada penyakit paru-paru fibrotik lainnya, kami telah menunjukkan metode yang sangat sensitif terhadap gangguan ini dan kami berharap penelitian ini dapat membantu memahami penyakit paru-paru Covid-19," ujar Profesor Wild.

Baca juga: Penelitian Baru: Gejala Umum Covid-19 Selain Batuk Kering dan Demam

Temuan studi

Sementara itu pada September 2020, sebuah penelitian melaporkan bahwa 60.000 pasien Covid-19 di Inggris masih mengidap penyakit tersebut selama lebih dari 3 bulan lamanya.

Para pasien juga melaporkan adanya gejala selain batuk-demam-dan kehilangan kemampuan merasa dan mencium.

Gejala lain ini termasuk kelelahan, sesak napas, nyeri otot, nyeri sendi kehilangan ingatan, kurang konsentrasi dan depresi.

Selain itu, data terpisah dari aplikasi Covid Symptom Study, yang dijalankan oleh Kings College, menunjukkan sebagian besar orang melaporkan gejala yang terus dialami selama sebulan.

Pada aplikasi ini menemukan bahwa tiap 1 dari 20 pasien mengalami gejala jangka panjang.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi