KOMPAS.com – Produsen vaksin virus corona asal China, Sinovac Biotech Ltd, menyatakan efektivitas vaksin yang diproduksinya belum diketahui.
Tahapan uji klinis masih berlangsung. Indonesia merupakan salah satu negara yang telah memesan vaksin Covid-19 produksi Sinovac.
Pada 6 Desember 2020, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin tiba di Indonesia. Targetnya, ada 3 juta dosis vaksin dalam bentuk finish product.
Soal efektivitas vaksin ini, Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto juga menyampaikan hal yang sama.
Hingga saat ini, efektivitas vaksin Sinovac belum dipublikasikan.
“Sampai saat ini belum ada hasil efektivitas yang di-publish,” ujar Bambang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Uni Emirat Arab: Vaksin Corona Sinopharm 86 Persen Efektif
Melalui akun Twitter-nya, Bio Farma juga menyampaikan bahwa efikasi calon vaksin Covid-19 dari Sinovac belum dapat ditentukan saat ini dan masih harus menunggu data mencukupi.
Saat ini, uji klinis fase 3 masih berlangsung dan diperkirakan pada Januari 2021 ada interim report.
Semua relawan sudah mendapatkan suntikan kedua per 6 November 2020.
Tahap pemantauan
Saat ini tahap uji klinis mulai masuk tahap pemantauan, efikasi, dan monitoring setelah 1 bulan penyuntikan yang ditujukan untuk melihat imunogenitas dan efikasi serta pengambilan darah selama 3 bulan.
Bio Farma menyebut tak ada laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang ditemukan pada semua relawan.
Sementara itu, sampel darah para relawan saat ini juga telah dikirmkan ke Balitbangkes untuk diuji netralitas terhadap virus Covid-19.
Setelah itu, tim uji klinis akan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk membuat laporan interim ke BPOM seperti data efikasi setelah satu bulan penyuntikan dan data pengambilan darah setelah 3 bulan.
Laporan akan dikirimkan pada awal pertengahan Januari 2021.
Baca juga: Tahap Awal, 3 Juta Dosis Vaksin Covid-19 untuk Tenaga Kesehatan
Seperti diberitakan, pada 6 Desember 2020, telah tiba 1,2 juta dosis vaksin. Selanjutnya, akan tiba 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku (bulk).
Sementara, sisa dari 3 juta dosis vaksin yakni 1,8 juta dosis kemasan single dose akan tiba pada Januari 2021.
Selanjutnya, akan tiba kembali dalam bentuk bulk sebanyak 30 juta dosis.
Keseluruhan vaksin yang akan tiba merupakan jenis vaksin yang sama dengan yang tengah diuji klinis fase 3 di Indonesia, Brazil, dan beberapa negara lainnya.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (10/12/2020), Direktur Utama Biofarma Honesti Basyir menyebutkan, pemilihan vaksin Covid-19 harus memenuhi beberapa faktor antara lain harus memenuhi unsur keamanan, harus cepat, dan harus bisa mandiri.
Vaksin yang terpilih tersebut juga harus memiliki unsur keamanan, khasiat, dan mutu yang terjamin oleh lembaga yang berwenang, yang harus dapat dibuktikan dari serangkaian pengujian, dimulai dari pre-klinis, uji klinis 1, 2 dan 3.
“Dilihat dari timeline atau progress pengembangan calon vaksin Covid-19 dari Sinovac, termasuk 1 dari 10 kandidat yang paling cepat yang sudah masuk ke uji klinis tahap 3," kata Honesti.
Dari sisi platform atau metode pembuatan vaksin yang menggunakan platform inactivated, sudah terbukti/proven pada jeni-jenis vaksin yang lainnya, dan sudah dikuasai oleh Bio Farma.
Sistem mutu Sinovac juga sudah diakui oleh WHO.
Baca juga: Sinovac Tegaskan Efektivitas Vaksin Covid-19 Belum Diketahui