Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi Gelombang Ketiga Covid-19, Korea Selatan Bangun RS dari Kontainer

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Otoritas Korea Selatan pada Kamis (10/12/2020) membangun tempat tidur rumah sakit dari kontainer pengiriman untuk meringankan fasilitas medis yang telah kewalahan.

Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (10/12/2020), melonjaknya infeksi virus corona telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang kekurangan tempat tidur rumah sakit.

Walhasil, mendorong Kota Seoul untuk mulai memasang tempat tidur kontainer untuk pertama kalinya sejak dimulainya pandemi.

Baca juga: Mengenal Hokkaido, Provinsi Bersalju yang Menjadi Sarang Virus Corona di Jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otoritas kesehatan berencana untuk meningkatkan kapasitas tes dengan meluncurkan pos-pos sementara di sekitar 150 titik di Seoul.

"Kami melakukan upaya habis-habisan untuk menghentikan penyebaran di wilayah metropolitan Seoul dengan memobilisasi semua sumber daya yang tersedia," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo dalam sebuah pertemuan.

"Di atas segalanya, kami akan mengamankan pusat perawatan dan tempat tidur rumah sakit yang memadai untuk kasus-kasus kritis sehingga mereka dapat menerima perawatan yang tepat pada waktu yang tepat," tambahnya.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Klaim Biaya Pasien Covid-19 di Rumah Sakit

Sisa tempat tidur di rumah sakit

Sementara itu, dilansir dari Reuters, Kamis (10/12/2020), Seoul, dengan populasi 10 juta, hanya sekitar 3 persen tempat tidur rumah sakit yang tersedia untuk kasus yang parah, dan 17 persen untuk semua pasien.

Seoul juga telah mengirim 50 penyelidik epidemiologi ke 25 distrik untuk membantu melacak pasien potensial, selain 10 yang dikirim dari pemerintah pusat.

Sebanyak 274 perwira militer dan polisi serta staf administrasi lainnya juga akan dimobilisasi untuk survei epidemiologi.

Gelombang virus corona di Korsel hanya menunjukkan sedikit tanda mereda bahkan ketika aturan jarak sosial yang lebih ketat mulai berlaku minggu ini, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.

Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Pada Kamis (10/12/2020) ada 682 infeksi baru, sedangkan sehari sebelumnya infeksi harian mencapai 686 kasus, tertinggi kedua sejak kasus pertama negara itu dikonfirmasi pada Januari.

Infeksi baru harian terus-menerus terjadi di kisaran 600 kasus selama seminggu terakhir.

Gelombang ketiga ini dipicu oleh kelompok kecil dan lebih sulit dilacak di sekitar ibu kota Seoul yang padat penduduk.

Sedangkan dua gelombang awal berpusat pada beberapa kelompok atau wilayah.

Baca juga: Simak, Ini Cara Memilih dan Menggunakan Hand Sanitizer

Beli jutaan dosis vaksin Covid-19

Korsel juga telah menandatangani kesepakatan untuk menyediakan vaksin corona bagi 44 juta warganya tahun depan, tetapi tidak akan terburu-buru melakukan inokulasi supaya bisa lebih mengamati potensi efek samping.

"Kami tidak melihat kebutuhan untuk segera memulai vaksinasi tanpa memastikan bahwa risiko vaksin telah diverifikasi," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo.

Pendekatan yang hati-hati ini dilakukan ketika negara itu memerangi lonjakan kasus Covid-19 yang menurut otoritas kesehatan mengancam untuk membanjiri sistem kesehatan Korea Selatan.

Menurut Park, pemerintah Korea Selatan telah mengatur untuk membeli 20 juta dosis masing-masing dari AstraZeneca Plc, Pfizer Inc, dan Moderna Inc, serta 4 juta dosis dari Johnson & Johnson's Janssen, yang cukup untuk memvaksin hingga 34 juta orang.

Baca juga: Soal Pengadaan Vaksin Covid-19 di Indonesia, Berapa Dana yang Dibutuhkan?

Sementara dosis tambahan untuk 10 juta orang akan diperoleh melalui proyek vaksin global Organisasi Kesehatan Dunia, yang dikenal sebagai COVAX.

Pengiriman vaksin akan dimulai paling lambat Maret, tetapi pihak berwenang akan mengamati bagaimana vaksin bekerja di negara lain selama beberapa bulan untuk memastikan keamanan.

Vaksinasi luas kemungkinan besar akan dimulai pada paruh kedua tahun depan.

"Kami awalnya berencana untuk mendapatkan vaksin untuk 30 juta orang tetapi memutuskan untuk membeli lebih banyak, karena ada ketidakpastian atas keberhasilan calon vaksin dan persaingan yang ketat antar negara untuk pembelian awal," kata Park.

Baca juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Tiba di Indonesia, Kemenkes: Nakes Dulu Ya!

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Vaksin Sinovac

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi