KOMPAS.com – Vaksin virus corona buatan Pfizer dan BioNTech telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari regulator empat negara.
Keempat negara yang memberikan izin penggunaan darurat yaitu Inggris, Bahrain, Kanada, dan Arab Saudi.
Sebelumnya, dikutip dari BBC pada 18 November 2020, Pfizer mengeklaim data awal menunjukkan vaksin memiliki efektivitas 90 persen dan tak ada masalah keamanan.
Pfizer juga menyebut vaksin mampu melindungi 94 persen orang dewasa berusia di atas 65 tahun.
1. Inggris
Inggris adalah negara pertama yang mengizinkan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNtech.
Bahkan, diberitakan AP, negara tersebut telah memulai program vaksinasi dengan vaksin virus corona Pfizer pada Selasa (8/12/2020).
Akan tetapi, pada Kamis (10/12/2020), Regulator Medis Inggris memperingatkan orang-orang dengan riwayat alergi yang serius dilarang menggunakan vaksin dari Pfizer-BioNTech.
Peringatan itu muncul setelah dua orang penerima vaksin di Inggris mengalami alergi parah. Peringatan itu dikeluarkan untuk kehati-hatian.
Profesor Stephen Powis, Direktur Medis Layanan Kesehatan Nasional Inggris, menyebut saat ini mereka yang mengalami alergi telah pulih kembali.
Baca juga: Inggris Selidiki Reaksi Alergi pada Dua Orang yang Mendapat Vaksin Covid-19
2. Bahrain
Bahrain telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 dari Pfizer pada 4 Desember. Mereka menjadi negara kedua yang menyetujui vaksin ini.
“Bahrain telah menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19 yang akan digunakan untuk kelompok berisiko tinggi,” kata National Health Regulatory Authority (NHRA) Bahrain dikutip dari Al Jazeera.
Bahrain tidak mengatakan berapa banyak vaksin yang telah dibeli atau kapan vaksinasi dimulai.
Tantangan terbesar bagi Bahrain yakni keharusan vaksin yang harus disimpan di suhu minus 70 derajat celsius.
Bahrain merupakan negara Timur Tengah yang memiliki suhu musim panas sekitar 40 derajat celsius.
Baca juga: Setelah Inggris, Bahrain Beri Otorisasi Darurat Vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech
3. Kanada
Pada Rabu (9/12/2020), Regulator Kesehatan Kanada menyetujui penggunaan darurat vaksin dari Pfizer-BioNTech.
Kepala penasihat vaksin, Dr. Supriya Sharma, menyebut ini sebagai peristiwa yang sangat penting.
Kanada telah menerima 249.000 dosis vaksin Pfizer pada bulan ini. Pejabat Kanada berharap bisa mulai menggunakannya minggu depan, setelah dikirim Belgia pada hari Jumat (11/12/2020).
Secara total, Kanada telah memesan 20 juta dosis vaksin untuk memvaksinasi 10 juta orang. Rencananya Kanada akan membeli 56 juta lebih dosis vaksin.
Baca juga: Wabah Covid-19 di Peternakan Cerpelai Kanada, Delapan Orang Terinfeksi
4. Arab Saudi
Otoritas Makanan dan Obat Arab Saudi (SFDA) pada Kamis (10/12/2020) menyatakan menyetujui penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech.
Namun, mengutip Arab News, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Saudi Dr. Mohammed Al-Abd Al-Aly menegaskan, tak ada vaksin yang akan disetujui tanpa melalui evaluasi yang tepat.
Ia mengatakan, kesehatan dan keselamatan penduduk kerajaan adalah prioritas.
Sejauh ini belum ada tanggal yang dikonfirmasi untuk kedatangan vaksin Pfizer di Saudi.
Vaksin nantinya akan melalui serangakaian tes sebelum diizinkan digunakan untuk publik.
Baca juga: Update Corona Dunia 11 Desember: China Sarankan Pramugari Gunakan Popok
"Lampu hijau" di Amerika Serikat
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) saat ini masih mempertimbangkan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech.
Diberitakan CNN, Jumat (11/12/2020), Komite Penasihat berdasarkan hasil voting sepakat merekomendasikan FDA untuk mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer.
Namun, Komite Penasihat CDC baru akan memberikan suaranya pada Sabtu (12/12/2020), apakah mereka akan merekomendasikan vaksin Pfizer atau tidak.
Belum diketahui dengan jelas mengenai kapan keputusan FDA akan keluar terkait penggunaan darurat vaksin.
Baca juga: Dewan Penasihat Rekomendasikan BPOM AS Beri Izin Darurat Vaksin Pfizer
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.