Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patut Disimak, Ini 7 Perbedaan pada SNMPTN dan SBMPTN-UTBK 2021

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Labib Zamani
Peserta tengah mengerjakan soal SBMPTN 2018 di SMAN 1 Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/5/2018).
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengumumkan mekanisme Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksin Masuk Bersama PTN (SBMPTN)-Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2021.

Proses pendaftaran SNMPTN dan SBMPTN-UTBK 2021 akan dimulai pada Januari mendatang. Berbeda dengan sebelumnya, yang dimulai sejak Desember 2019.

Informasi terkait itu diumumkan lewat seminar daring Sosialisasi SNMPTN dan UTBK-SBMPTN 2021 yang disiarkan lewat Youtube resmi LTMPT pada Sabtu (12/12/2020).

Humas LTMPT Anwar Effendi menjelaskan terdapat sejumlah perbedaan pada pelaksaan SNMPTN dan SBMPTN-UTBK 2021 dengan 2020.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Jadwal, Syarat dan Tahapan Pendaftaran SNMPTN 2021

Lantas, apa saja perbedaannya?

1. Tidak semua data siswa diinput

Effendi menjelaskan pada SNMPTN 2021 tidak semua data siswa dari Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) dimasukkan ke LTMPT. Hal tersebut dilakukan untuk efisiensi.

"Ada beda di mekanisme pengisian PDSS, tidak semua siswa diinput. Hanya siswa yang eligible, sesuai status akreditasi sekolah," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (12/12/2020).

2. Kuota sekolah berbeda-beda

Dalam seminar daring, Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Prof Dr Budi Prasetyo Widyobroto menjelaskan ada pengumuman kuota SNMPTN untuk masing-masing sekolah secara terbuka. Hal itu tidak ada pada seleksi 2020.

Dia mengimbau sekolah untuk mengecek data siswa dan status sekolah di Pusdatin. Jika ada yang salah, diharapkan untuk segera dikoreksi. Sebab, itu penting untuk menetapkan kuota masing-masing sekolah.

"Artinya akan kita tunggu sampai 23 Desember, kemudian data dari pusdatin itu akan kita ambil, kemudian akan kita pakai untuk memperhitungkan kuota dari masing-masing sekolah," ujarnya dalam seminar daring.

Baca juga: Ingin Daftar SNMPTN 2021? Simak Persyaratan bagi Sekolah dan Siswa

Lanjutnya, dasar LTMPT untuk menentukan kuota sekolah adalah dari akreditasi sekolah dan jumlah siswa kelas paralel (IPA, IPS, atau Bahasa).

Setelah itu, pada tanggal 28 Desember 2020, LTMPT akan mengumumkan secara terbuka kuota masing-masing sekolah di Indonesia untuk mengikuti SNMPTN.

LTMPT juga menyediakan layanan masa sanggah bagi sekolah yang ingin mengoreksi, yaitu paling lambat 15 Januari 2021 pukul 15.00 WIB.

Kemudian, setelah kuota diumumkan pihak LTMPT, sekolah menentukan siapa saja siswa yang bisa mengikuti SNMPTN.

Dia mencontohkan suatu sekolah dapat kuota 40, tapi ada dua siswa ranking atas yang akan bersekolah di luar negeri dan tidak mengambil SNMPTN. Kuotanya tetap 40, tetapi sekolah yang menentukan pengganti dua orang tersebut.

Baca juga: Ramai soal Poster Sosialisasi Daring dari LTMPT, Apa yang Mau Dibahas?

3. Tidak semua membuat akun baru

Untuk mendaftar UTBK juga masih diperlukan akun LTMPT, tak hanya untuk mendaftar SNMPTN saja.

Selain itu, terkait pembuatan akun, dia mengatakan untuk UTBK 2021 tidak perlu membuat akun LTMPT baru jika sebelumnya sudah punya (angkatan 2019/2020).

Siswa yang membuat akun baru adalah mereka yang akan lulus di tahun ajaran 2020/2021 atau saat ini kelas XII.

Adapun, registrasi akun LTMPT dijadwalkan mulai pada 4 Januari 2021 hingga 1 Februari 2021.

Baca juga: 10 Prodi Saintek-Soshum dengan Keketatan Tertinggi di SBMPTN 2020

4. Pilihan program studi bersyarat

Terkait persyaratan sekolah dan ketentuan akreditasi masih sama dengan tahun sebelumnya. Bedanya, pada pilihan program studi.

Pada SNMPTN 2021, jika siswa memilih dua program studi, salah satu harus berada di PTN pada provinsi yang sama dengan sekolah asalnya.

Tapi jika memilih satu program studi, dapat memilih PTN yang berada di provinsi mana pun. Disarankan juga tidak lintas minat.

Sebelumnya, pada SNMPTN 2020, ketentuannya hanya setiap siswa diperbolehkan memilih dua program studi dari satu PTN atau dua PTN. Selain itu disarankan tidak lintas minat.

Baca juga: Simak Kiat Sukses Masuk PTN dari Ketua Majelis Rektor

5. Tidak hanya TPS

Pada UTBK 2020, karena pandemi virus corona, LTMPT memutuskan materi ujian hanya terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS).

Namun, pada UTBK 2021, LTMPT memutuskan kembali menyertakan Tes Kompetensi Akademik (TKA).

"Kalau 2020 karena ada Covid-19 kita hanya TPS saja, tetapi pada 2021 materi yang diteskan TPS maupun TKA. Kita melaksanakan UTBK 2021 masih dengan protokol kesehatan, asumsinya belum selesai pandeminya," kata Budi.

Sehingga, semua kelompok ujian baik Saintek (Sains dan Teknologi), Soshum (Sosial dan Humaniora), maupun Campuran (Saintek dan Soshum) akan diuji dengan TPS dan TKA.

Baca juga: Daftar Sekolah Terbaik di Setiap Provinsi Versi LTMPT

6. Materi ujian untuk Soshum dikurangi

Meski begitu, Budi menjelaskan ada mata ujian yang dikurangi pada kelompok ujian Soshum, yaitu matematika.

"Ada yang hilang, dibanding tahun lalu ada matematika IPS itu sekarang tidak ada lagi karena sebetulnya kita evaluasi antara matematika di TPS ini kira-kira sama dengan kemampuan dari adik-adik yang di IPS," ujarnya.

Sehingga, mata ujian untuk kelompok Soshum pada TKA adalah geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.

Baca juga: Lolos SNMPTN dan SBMPTN, Masih Bisakah Daftar KIP Kuliah?

7. Alokasi waktu lebih banyak

Terkait alokasi waktu, pada ujian UTBK 2021 akan berbeda dari UTBK 2020. Pada UTBK 2020, untuk kelompok Saintek dan Soshum alokasi waktunya 180 menit. Sedangkan untuk kelompok Campuran 255 menit.

Namun, pada UTBK 2021 mendatang, kelompok Saintek dan Soshum alokasi waktunya ditambah menjadi 195 menit. Kemudian, untuk kelompok campuran ditambah menjadi 285 menit.

"Kemudian dari sisi waktu (Saintek dan Soshum) kira-kira 3 jam 15 menit. Kelompok campuran kita tambahkan 90 menit," kata Budi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi