Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Sepertiga Anak yang Positif Covid-19 Tak Menunjukkan Gejala

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/FamVeld
Ilustrasi anak memakai masker
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada mengungkap sepertiga anak yang positif terinfeksi virus corona tak menunjukkan gejala.

Mengutip laman National Center for Biotechnology Information, 26 November 2020, studi tersebut melibatkan 2.463 anak yang dites Covid-19 antara 13 April hingga 30 September di Alberta.

Hasilnya, sebanyak 1.987 anak positif Covid-19 dan 476 anak negatif Covid-19.

Dari anak-anak yang positif itu, sebanyak 714 anak (35,9 persen) asimtomatik atau tanpa gejala.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara itu, diberitakan Huffpost pada 4 Desember 2020, dua pertiga anak bergejala.

Gejala yang paling terkait erat dengan hasil usap SARS-CoV-2 positif adalah anosmia/ageusia, mual/muntah, sakit kepala, dan demam.

“Tidak memiliki gejala tidak berarti bahwa seorang anak aman dan tidak menularkan ke teman sekelas lainnya,” kata Dr Finlay McAlister, seorang ahli penyakit dalam dari Universitas Alberta, Edmonton dan salah satu penulis studi tersebut.

Baca juga: Studi: Faktor Genetik Memengaruhi Tingkat Keparahan Virus Corona

Menurutnya, hal itu menunjukkan pentingnya memakai masker, menjaga jarak secara sosial, sering mencuci tangan.

Dia menambahkan penelitian menunjukkan langkah-langkah skrining yang sering digunakan di sekolah dan tempat penitipan anak dapat mencegah sebagian besar anak-anak yang sebenarnya positif.

Temuan lainnya adalah kehilangan penciuman dan rasa tujuh kali lebih tinggi di antara anak-anak yang positif Covid-19, dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Sehingga, kata McAlister, ini bisa menjadi gejala yang sangat penting untuk diperiksa.

Selain itu, memahami seberapa umum penyebaran asimtomatik (tanpa gejala) di antara anak-anak mungkin paling penting dari perspektif kesehatan masyarakat dan pengendalian infeksi.

Sekolah dasar dan penitipan anak tampaknya tidak menjadi "penyebar super", seperti yang pernah ditakuti oleh para ilmuwan sebelumnya.

Baca juga: Studi Terbaru Virus Corona: dari Gejala hingga Awal Mula Covid-19 di AS

Tetapi, lokasi tersebut tetap rentan terhadap penyebaran Covid-19 yang tidak terdeteksi jika sebagian besar anak-anak adalah pembawa virus tanpa gejala.

McAlister mencatat studi timnya dilakukan pada saat sekolah setempat tutup.

Sehingga, jumlahnya bisa terlihat berbeda jika studi serupa dilakukan saat sekolah sedang berlangsung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi