Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 3 Syarat Sebelum Vaksinasi, Epidemiolog: Indonesia Belum Memenuhi

Baca di App
Lihat Foto
AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV
Seorang perawat menyuntikkan vaksin corona Sputnik V di sebuah klinik di Moskwa pada Sabtu (5/12/2020). Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan vaksinasi secara luas telah dimulai untuk orang-orang dengan risiko tinggi tertular Covid-19, dan vaksin akan tersedia untuk semua owarga Rusia pada awal 2021.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com - Indonesia telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 siap pakai dari perusahaan asal China Sinovac pekan lalu.

Nantinya, akan ada 1,8 juta dosis vaksin siap pakai lain yang tiba pada Januari 2021 mendatang.

Meski jutaan vaksin telah tiba di Indonesia, tetapi pemerintah belum bisa langsung menyuntikkan vaksin virus corona tersebut.

Sebab proses vaksinasi harus menunggu izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terlebih dahulu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ada 1,2 Juta Dosis Vaksin Corona Sinovac, Bisakah Langsung Digunakan?

Syarat vaksinasi

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, pemerintah harus memiliki rencana yang matang sebelum melakukan program vaksinasi.

Sebab, vaksinasi merupakan program yang tidak sederhana dan harus dikerjakan dengan sangat detail.

Agar vaksinasi dapat efektif dan mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity, menurut Dicky ada tiga syarat yang harus dipenuhi.

1. Vaksin yang aman dan efektif

Menurut Dikcy, pemerintah harus dapat memilih vaksin virus corona yang aman dan memiliki efektivitas yang optimal.

Sejauh ini, vaksin Sinovac yang dipesan dan telah sampai di Indonesia belum mengumumkan hasil uji efektivitasnya. 

"Vaksinnya tentukan dulu mana yang aman dan memiliki efektivitas yang memadai dan optimal," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (13/12/2020).

Baca juga: Menilik Perbandingan Vaksin Corona Pfizer dengan Sinovac, Apa Saja?

Dicky menyebut, saat ini baru ada tiga perusahaan vaksin yang telah mengumumkan hasil uji tahap 3 dan efektivitasnya yaitu Pfizer, Moderna, dan Oxford.

"Jika ingin vaksinasi dalam waktu dekat, ya harus memilih dari tiga itu, karena di luar tiga itu kan belum ada," tambahnya.

2. Kondisi epidemiologi daerah

Dicky mengatakan, sebelum dilakukan vaksinasi, pemerintah harus mengetahui kondisi epidemiologi kasus Covid-19 di daerah. 

Terutama angka reproduksi efektif (Rt) virus corona di daerah yang divaksin harus rendah.

Untuk itu, satu daerah harus memiliki Rt minimal di bawah 2. Sebab, angka itu menunjukkan bahwa satu wilayah telah melandaikan kurva.

"Artinya harus melandaikan kurva, saat ini ya belum, kecuali mungkin Jakarta, saya belum melihat di daerah lain," tutur dia.

Menurut Dicky, program vaksinasi tidak akan efektif jika satu daerah belum mampu mengendalikan pandemi virus corona.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 6.189, Total Kasus Covid-19 Mencapai 617.820 Orang

3. Cakupan vaksinasi

Ketiga, angka cakupan vaksinasi harus tinggi, setidaknya 80 persen dari populasi. Namun, hal itu juga bergantung pada tingkat efektivitas vaksin yang digunakan.

Namun, melihat kondisi saat ini, Dicky tak yakin jika pemerintah akan mencapai angka vaksinasi 80 persen di Indonesia.

Terlebih program vaksinasi di Indonesia sebagian besar dilakukan secara mandiri atau berbayar.

"Enggak akan (tercapai). Selain banyak yang terpengaruh teori konspirasi, juga banyak penduduk kita di batas miskin," kata Dicky. 

Baca juga: 75 Juta Orang Harus Bayar Sendiri, Ini Rincian Harga Vaksin Corona Indonesia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Ketentuan Soal Vaksinasi di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi