Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedah Plastik, Asal Istilah dan Sejarahnya...

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock/g-stockstudio
ilustrasi operasi plastik di bagian wajah.
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com – Istilah operasi plastik maupun bedah plastik bukan hal baru bagi sebagian besar masyarakat. Belakangan, operasi plastik menjadi tren, termasuk di kalangan selebriti.

Meski demikian, sudahkah Anda mengetahui apa itu bedah plastik sebenarnya?

Kepala Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Dr Ahmad Fawzy, menjelaskan bedah merupakan cabang ilmu kedokteran yang di dalam prosesnya memakai ketrampilan tangan si dokter untuk membuat perlukaan pada jaringan pasien.

Sementara, kata plastik pada bedah plastik berasal dari Yunani kuno, plasticos yang memiliki arti mudah diubah atau mudah berubah-ubah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Artinya, (bedah plastik) cabang dari ilmu kedokteran yang di dalam prosesnya memanfaatkan ketrampilan tangan si dokter untuk membuat irisan atau perlukaan dengan memanfaat sifat atau katakter dan potensi fleksibilitas jaringan pasiennya yang dipakai untuk tujuan tertentu,” kata Fawzy saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/12/2020).

Sehingga, bedah plastik bukan berati pembedahan menggunakan plastik.

“Pengertian plastik bukan berarti bedahnya menggunakan plastik bukan,” ucapnya.

Baca juga: Berkaca dari Jaksa Pinangki, Mengapa Sejumlah Orang Suka Operasi Plastik?

Ia menjelaskan setidaknya ada dua tujuan dari tindakan medis bedah plastik. Pertama, memperbaiki kecatatan anatomis dan mengembalikan fungsinya seperti semula.

Kedua, menambah harmonisasi bagian tubuh yang normal yang sebetulnya tidak ada kecacatan, tidak ada kesakitan, agar menjadi lebih enak menurut pasien.

Untuk tujuan yang kedua tersebut, kemudian dikenal dengan bedah plastik estetik atau kosmetik.

Fawzy menyebut bedah plastik berbeda dengan subspesialisasi bedah lain yang umumnya penamaan menyifatkan entitas pekerjaan berdasar organ atau sistem organ.

Misalnya, bedah digestiv ruang lingkup di saluran cerna atau bedah urologi yang ruang lingkupnya di saluran kemih.

Bedah plastik penamaannya berbeda karena merujuk pada karakter sifat dan jaringannya.

Baca juga: Pandemi, Klinik Kecantikan Justru Kebanjiran Pasien Operasi Plastik

“Artinya semua region atau anatomis bisa, atau membutuhkan pertolongan peran bedah plastik untuk merekonstruksi bentuk anatominya yang mungkin semula tak normal menjadi normal,” jelasnya.

Sejarah bedah plastik

Jika merunut sejarah, Fawzy menerangkan bedah plastik berawal sekitar abad keenam sebelum Masehi.

Saat itu, seorang tabib di India Sushruta membuat catatan “Sushruta Samita”. Pada masa itu, ia sudah dikenal melakukan praktek prosedural dengan menambal kecacatan pada hidung.

Hal itu dilakukan karena zaman dahulu ada banyak mantan pesakitan yang dihukum penjara dengan dipotong hidungnya.

Saat pesakitan itu sembuh, ia kesulitan diterima masyarakat karena hal tersebut.

Sushruta pun melakukan koreksi pada hidung dengan memakai jaringan yang berdekatan dengan hidung.

“Di Eropa ilmu bedah plastik mulai brkembang saat Gaspare Tagliacozzi (1546-1599) menulis buku catatan teknik rekonstruksi bentuk hidung yang mengambil dari jaringan yang jauh yakni jaringan lengan,” ujar Fawzy

Baca juga: Profil Tompi, Penyanyi yang Juga Dokter Bedah Plastik

Pekerjaan dokter bedah plastik

Fawzy mengatakan saat ini masih banyak penilaian di masyarakat bahwa operasi plastik hanya untuk keerluan estetika.

Padahal, dokter bedah plastik sebetulnya paling banyak justru menangani kasus kelainan penyakit dan kecacatan bentuk anatomi serta mengembalikan fungsi supaya normal kembali.

“Kita justru lebih banyak kasusnya terjun untuk suatu kelainan untuk kita koreksi,” terangnya.

Kasus rekonstruksi ini, menurut Fawzy, yang paling banyak adalah penanganan pada luka. Ia mengatakan luka yang membutuhkan bedah plastik ada berbagai jenis, baik yang bersifat  akut atau pun kronik.

Selain itu, ada juga luka sederhana namun berada di lokasi yang sulit, serta luka lebar yang disertai kerusakan jaringan yang parah misalnya luka bakar.

Kasus lain misalnya memperbaiki jaringan wajah, perbaikan tulang wajah akibat kecelakaan, atau bibir sumbing.

Baca juga: Wanita Ini Bedah Plastik Rp 840 Juta agar Mirip Anak Donald Trump

Sementara, jika bedah plastik aestetic dan kosmetik tujuannya untuk harmonisasi bagian tubuh yang normal tidak sakit agar sesuai bentuk menurut pasien.

Contoh bedah plastik aestetik di antaranya adalah harmonisasi pada kelopak mata karena penuaan, keturunan atau etnis tertentu.

Selain itu, ada juga harmonisasi hidung. Menurutnya, orang di Asia umumnya cenderung ingin lebih mancung, berkebalikan dengan orang Barat yang justru minta dikurangi seperti yang semula berbentuk patuk menginginkan bentuk yang datar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi