Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pak Aan, Penjual Makanan yang Semangat Berbagi meski Pendapatannya Anjlok karena Pandemi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Pak Aan, penjual makanan di Jakarta Selatan yang memiliki semangat berbagi di tengah kondisinya yang juga terdampak pandemi
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Dampak pandemi virus corona terhadap perekonomian dirasakan sebagian besar masyarakat. Apalagi, bagi mereka yang menggantungkan hidup dari penghasilan harian.

Kondisi itu juga dialami Andriyan Bima Saputra (46), seorang penjual makanan di Jakarta Selatan.

Pria yang akrab disapa Pak Aan itu sebelumnya berjualan di sebuah kantor swasta. Namun, sejak pandemi Covid-19, ia tidak bisa berjualan seperti biasa karena kantor tersebut menerapkan work from home (WFH).

Akan tetapi, Pak Aan tak kehilangan akal. Ia menawarkan makanannya ke sejumlah pegawai kantor tempatnya berjualan melalui WhatsApp. Namun, diakui Pak Aan, pendapatannya anjlok.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pendapatan berkurang sampai 70 persen," kata Pak Aan kepada Kompas.com, Senin (14/12/2020).

Baca juga: Kisah Suami Istri Donasikan Plasma Darah, Selamatkan 68 Pasien Covid-19

Tetap berbagi

Akan tetapi, keterbatasan tersebut tidak menghentikan Pak Aan untuk tetap berbagi kepada orang yang lebih membutuhkan.

Pak Aan memiliki program "Jumat Berkah" yang sudah dimulai jauh sebelum pandemi virus corona. Program itu terus berjalan.

Ia biasa berbagi makanan ke panti asuhan, pemulung, hingga para petugas kebersihan.

"Kalau ke panti asuhan sekitar hampir 15 anak, tapi kalau di jalan paling semampu uang saya, kadang 5 sampai 10 orang yang saya bantu," jelas dia.

Pak Aan menuturkan, yang dilakukan setiap Jumat itu semata-mata hanya ingin berbagi kepada orang lain yang lebih membutuhkan.

Ia berharap agar lebih banyak lagi orang yang mau berbagi tanpa rasa pamrih.

Baca juga: Cerita Pengusaha Batik Bertahan di Masa Pandemi, Banting Setir Produksi Masker hingga Ekspor ke AS

Kisahnya viral

Kisah Pak Aan ini viral di media sosial. Ketulusan Pak Aan dalam berbagi bahkan dibandingkan dengan Mensos nonaktif Juliari Batubara yang diduga terlibat kasus korupsi bantuan sosial pandemi virus corona.

Novian Gelang (27) merupakan orang pertama yang membagikan kisah Pak Aan melalui akun Instagram @noviangelang. Kini, kisah tersebut telah dibagikan di banyak akun lainnya.

Gelang merupakan salah seorang karyawan yang bekerja di kantor tempat Pak Aan berjualan.

"Kantor saya sempat full WFH dan beliau pun akhirnya tidak bisa berjualan di kantor. Beliau kemudian memutuskan untuk membuka katering dan menjualnya secara online," kata Gelang saat dikonfirmasi secara terpisah.

"Bahkan di awal-awal pandemi, beliau jual makanan tidak semuanya laku. Satu hari pernah hanya menjual 3-4 kotak makanan," lanjutnya.

Baca juga: Korupsi Bansos Covid-19: Mensos Juliari Diduga Terima Rp 17 Miliar hingga Bukti Uang dalam Koper

Soal program "Jumat Berkah", Gelang menyebutkan, Pak Aan setiap Jumat menjual makanan dengan harga seikhlasnya. Nantinya, uang hasil jualan itu akan didonasikan kepada anak yatim.

Namun, setelah pandemi merebak, sistem donasinya melalui transfer.

"Kalau dulu (sebelum pandemi) kan lewat kotak makanan, sekarang transfer ke beliau dan beliau yang membelanjakan kebutuhan-kebutuhannya, nanti beliau update dan share fotonya," jelas dia.

Gelang mengaku tak pernah mendengar Pak Aan mengeluh terkait kondisinya. Bahkan, Pak Aan tak mau menerima uang kembalian yang diberikannya.

"Pas itu saya ada rezeki lebih, ketika saya beli makanan, kembaliannya saya berikan ke beliau. Tapi, justru besoknya beliau memberi makanan gratis," tutur dia.

Gelang mengaku tersentuh dengan aksi Pak Aan. Sebab, di tengah kondisi yang juga membutuhkan bantuan, Pak Aan justru memilih tetap membantu orang-orang di sekitarnya dengan tulus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi