Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Vaksin Covid-19 di Indonesia Gratis untuk Semua? Ini Jawaban Pemerintah

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO
Petugas mengecek kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Keputusan pemerintah untuk memberikan vaksin Covid-19 melalui dua skema, gratis dan berbayar, menuai kritik dari berbagai pihak.

Desakan untuk menggratiskan vaksin Covid-19 bagi semua warga Indonesia muncul, diutarakan warganet di media sosial hingga epidemiolog yang berpengalaman di bidang kesehatan publik.

Pemberian vaksin Covid-19 gratis bagi seluruh rakyat Indonesia dinilai sebagai langkah paling optimal untuk memastikan pandemi virus corona di Tanah Air bisa segera diakhiri.

Pasalnya, rasio penduduk yang harus membayar untuk mendapatkan vaksin adalah 70 persen atau sekitar 75 juta orang dari target 107 penduduk berusia 18-59 tahun yang ditargetkan pemerintah sebagai penerima vaksin Covid-19.

Ada kekhawatiran, sebagian besar warga akan menolak mendapatkan vaksin jika harus mengeluarkan biaya sendiri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, situasi pandemi dinilai sebagai situasi darurat sehingga pemerintah seharusnya menyediakan vaksin gratis sebagai tanggung jawab untuk melindungi warganya.

Baca juga: India Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk Warganya

Mungkinkah vaksin Covid-19 digratiskan untuk semua warga Indonesia?

Menjawab pertanyaan itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, skema 30 persen vaksin gratis berbanding 70 persen vaksin mandiri yang diterapkan dalam program vaksinasi Covid-19, merupakan perhitungan awal dari pemerintah.

"Skema pemerintah, di awal kami rencanakan seperti itu, dan ini tentunya melihat situasi ya. Bisa saja 2021 terjadi perubahan proporsi, atau perubahan terhadap skema mandiri," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/12/2020).

Dia mengatakan, karena saat ini masih tahap awal program vaksinasi, maka tidak menutup kemungkinan akan ada berbagai perubahan, termasuk dalam hal skema pembiayaan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

"Banyak faktor ya, artinya bukan Kementerian Kesehatan saja, dalam hal ini yang memutuskan, mungkin juga bersama sektor-sektor lain," kata Nadia, yang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan.

Baca juga: RS Swasta Buka Pre-Order Vaksin Covid-19, Haruskah Ikut Pesan dari Sekarang?

Skema mandiri diproyeksikan untuk perusahaan

Nadia menyebutkan, skema vaksin mandiri diproyeksikan untuk mendorong perusahaan-perusahaan agar memvaksinasi karyawannya.

Dia mengatakan, hal tersebut seperti telah disampaikan oleh Menko Perokonomian Airlangga Hartarto.

"Dengan upaya ini tentunya produksi, dan aktivitas ekonomi, di perusahaan-perusajaan tersebut akan lebih cepat berjalan kembali," ujar Nadia.

"Artinya kita menanggulangi pandemi Covid-19 ini secara bersama ya. Gotong-royong," lanjut dia.

Nadia mengatakan, pada prinsipnya program vaksinasi Covid-19 di Indonesia saat ini masih pada tahap persiapan, dan belum sampai pada tahap pelaksanaan.

"Langkah pertama yang sudah kami sampaikan, terkait dengan 1,2 juta dosis vaksin yang untuk 600 ribu orang ini akan diberikan kepada tenaga kesehatan melalui skema pemerintah," kata Nadia.

Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah masih akan meninjau kembali skema pengadaan vaksin Covid-19 di Tanah Air.

"Ini juga sangat tergantung dengan ketersediaan vaksin di pasaran. Selain masih menunggu vaksin buatan kita sendiri atau vaksin Merah Putih," kata Nadia.

Baca juga: Alasan Vaksin Covid-19 Seharusnya Gratis untuk Semua, Tidak Dikomersilkan

Berapa harga vaksin? 

Seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (12/12/2020), pada Oktober 2020, Bio Farma telah menetapkan harga vaksin Covid-19 Sinovac sekitar Rp 200.000 per dosis.

Harga tersebut lebih murah daripada yang dipasarkan di China, yaitu 29,75 dollar AS atau sekitar Rp 421.000 per dosis.

Sementara itu, vaksin Moderna yang mengklaim memiliki efektivitas 94 persen memiliki harga 37 dollar AS atau sekitar Rp 526.000 per dosisnya.

Lalu vaksin Pfizer/BioNTech yang memiliki tingkat efektivitas 95 persen disebutkan hanya dibandrol 20 dollar AS atau sekitar Rp 283.000 per dosis.

Sedangkan vaksin Johnson & Johnson harganya dipatok 10 dollar AS atau sekitar Rp 141.000, hampir sama dengan harga vaksin Sputnik.

Adapun vaksin AstraZeneca yang dibuat bersama Universitas Oxford dan memiliki efektivitas rata-rata 70 persen, dihargai 4 dollar AS atau sekitar Rp 57.000.

Vaksin Novavax dipatok dengan harga 16 dollar AS atau sekitar Rp 226.000 per dosis.

Vaksinasi Covid-19 dilakukan dengan menyuntikkan dua dosis vaksin dalam selang waktu berbeda. Artinya, setiap orang butuh dua dosis vaksin.

Baca juga: Majelis Ulama di Singapura Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19 untuk Umat Muslim

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Negara yang Gratiskan Vaksin Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi