Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Formaldehida dalam Vaksin Sebabkan Leukemia pada Anak-anak

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO
Ilustrasi klarifikasi
|
Editor: Gloria Natalia Dolorosa

KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial mengenai formaldehida dalam vaksin mengakibatkan leukemia pada anak-anak.

Narasi itu mencuat baru-baru ini ketika sejumlah perusahaan tengah memproduksi vaksin Covid-19.

Narasi itu tidak benar.

Para ahli mengatakan tidak ada hubungan antara formaldehida dalam vaksin dan leukemia pada anak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang Beredar

Narasi mengenai formaldehida yang menjadi bahan vaksin menyebabkan leukemia pada anak-anak diedarkan sejumlah akun di Facebook. Narasi itu termuat dalam tangkapan layar.

Isinya, kisah dari seseorang yang bekerja sebagai pembalsem selama 18 tahun. Ia menyatakan pembalsem berisiko terkena leukemia akibat paparan formaldehida.

Menurutnya, saat ini anak-anak disuntik dengan banyak vaksin, padahal vaksin menggunakan formaldehida sebagai pengawet.  

 

Salah satu akun yang mengunggah tangkapan layar itu yakni Amanda Lyle. Berikut isi lengkap tangkapan layar setelah diterjemahkan ke bahasa Indonesia:

"Saya adalah pembalsem selama 18 tahun. Kanker yang paling umum diderita pembalsem adalah leukemia akibat paparan formaldehida. Anak-anak sekarang disuntik dengan lusinan vaksin, lebih banyak dari yang kita terima saat masih anak-anak dan salah satu bahannya adalah formaldehida (digunakan sebagai pengawet vaksin). Kanker anak nomor satu adalah leukemia."

Narasi yang sama juga diedarkan akun ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

Narasi soal formaldehida sebagai bahan vaksin dapat mengakibatkan leukemia juga tersebar dalam bentuk lain. Dalam tangkapan layar yang diunggah akun Ally Hannah Fermin termuat kalimat bahwa leukemia dalah jenis paling umum kanker pada anak-anak.

Sementara, formaldehida dikenal menyebabkan leukemia dan kanker lainnya. Formaldehida ini adalah bahan dalam vaksin.

Akun ini dan ini juga mengedarkan hal serupa. 

Penjelasan

Mengacu Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS), formaldehida merupakan salah satu bahan umum vaksin.

Ia digunakan untuk menonaktifkan virus agar tidak menyebabkan penyakit serta untuk mendetoksifikasi racun bakteri. Misal, virus polio yang digunakan untuk membuat vaksin polio.

Jumlah formaldehida yang ada dalam beberapa vaksin sangat kecil dibandingkan dengan konsentrasi yang terjadi secara alami di dalam tubuh sehingga tidak menimbulkan masalah keamanan.

Selain diproduksi secara alami dalam tubuh manusia, formaldehida juga ditemukan di lingkungan. Ia digunakan dalam bahan bangunan sebagai pengawet di laboratorium dan untuk menghasilkan banyak produk rumah tangga.

Juru bicara Dewan Kanker Australia (CC) mengatakan, tidak ada bukti hubungan antara leukemia pada masa kanak-kanak dan formaldehida yang ditemukan dalam vaksin.

"Beberapa program imunisasi membantu mencegah kanker dengan mengurangi prevalensi infeksi yang dapat menjadi pendahulu kanker,” katanya dilansir dari AFP.

Dr Seong Lin Khaw, petugas penelitian senior di Walter and Elizabeth Hall Research Institute mengatakan, tingkat formaldehida yang ada dalam beberapa vaksin aman untuk manusia.

"Tingkat jejak formaldehida yang ada dalam beberapa vaksin jauh lebih rendah daripada tingkat formaldehida alami yang diproduksi secara fisiologis sebagai bagian dari metabolisme normal atau hadir dalam makanan seperti buah-buahan," tuturnya.

Menurut Seong, dengan cara yang sama, paparan sinar matahari aman untuk tingkat tertentu. Terkait dengan peningkatan risiko kanker kulit pada titik yang menyebabkan kulit terbakar, risiko kanker yang terkait dengan formaldehida berkorelasi dengan tingkat paparan.

"Tingkat paparan melalui vaksin jauh di bawah ambang batas aman, berada dalam tingkat fisiologis, tidak seperti tingkat yang jauh lebih tinggi yang terkait dengan paparan jangka panjang," katanya.

Dalam situs web Vaccine Knowledge Project University of Oxford disebutkan, tubuh manusia memproduksi dan menggunakan formaldehida sebagai bagian dari proses metabolisme.

Jumlah formaldehida alami dalam darah bayi berusia 2 bulan (total sekitar 1,1 miligram) 10 kali lebih besar dari jumlah yang ditemukan dalam vaksin mana pun (kurang dari 0,1 miligram).

American Cancer Society menyatakan penyebab pasti dari kebanyakan leukemia pada anak tidak diketahui. Namun, para ilmuwan telah mempelajari bahwa perubahan tertentu pada DNA di dalam sel sumsum tulang normal dapat menyebabkannya tumbuh di luar kendali dan menjadi sel leukemia.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak leukemia pada masa kanak-kanak mungkin disebabkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, narasi formaldehida dalam vaksin berkaitan dengan leukemia pada anak-anak tidak benar. Para ahli mengatakan tidak ada hubungan antara formaldehida dalam vaksin dan leukemia pada anak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi