Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pandemi Covid-19 Bisa Sebabkan Kematian 168.000 Anak karena Kekurangan Gizi

Baca di App
Lihat Foto
THINKSTOCKPHOTOS.com
Ilustrasi kekurangan gizi
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Pandemi virus corona yang terjadi turut berdampak besar pada perekonomian dunia.

Dikutip dari AP, Selasa (15/12/2020), kondisi ini memperburuk upaya sejumlah lembaga dalam melawan kekurangan gizi pada anak.

Menurut sebuah penelitian yang dirilis Senin (14/12/2020), pandemi virus corona berpotensi bisa membunuh 168.000 anak karena kelaparan dan kekurangan gizi sebelum terjadinya pemulihan global.

Studi tersebut dirilis Standing Together for Nutrition Consortium. Penelitian mengacu pada data ekonomi dan gizi yang dikumpulkan tahun ini, serta survei yang dilakukan para peneliti.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin penelitian, Saskia Osendarp, memperkirakan adanya tambahan 11,9 juta anak yang akan menderita malnutrisi paling parah, termasuk stunting dan wasting.

Sebagian besar, ia mengatakan, berada di wilayah Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika.

Baca juga: Peneliti Temukan Lampu LED yang Pancarkan Sinar UV, Diklaim Bisa Bunuh Virus Corona

"Wanita yang sedang hamil sekarang akan melahirkan anak-anak yang sudah kekurangan gizi saat lahir," ujar Osendarp yang juga Direktur Eksekutif Forum Nutrisi Mikro.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Aliansi Global untuk Peningkatan Gizi, Lawrence Haddad, mengungkapkan sebelum pandemi virus corona, perjuangan melawan malnutrisi telah menampakkan hasil.

Hal tersebut ditandai dengan jumlah anak kekurangan gizi mengalami penurunan. Akan tetapi, menurutnya pandemi seakan meruntuhkan hasil tersebut.

"Kemajuan sepuluh tahun, dihilangkan dalam 9-10 bulan," ujar dia.

Kembali ke 10 tahun lalu

Dikabarkan The Washington Post, dituliskan dalam penelitian bahwa sebelum pandemi Covid-19 jumlah anak stunting secara global menurun setiap tahunnya, dari 199,5 juta pada 2000 menjadi 144 juta pada 2019.

Sementara itu, jumlah anak yang menderita wasting mencapai 54 juta pada 2010 dan turun menjadi 47 juta pada 2019.

Baca juga: Update Corona Dunia 15 Desember: 73 Juta Kasus Infeksi | Kanada Mulai Vaksinasi

Akan tetapi, peneliti memperkirakan pandemi virus corona akan mengubah angka tersebut. Jumlah anak yang mengalami stunting dan wasting akan kembali sama seperti 10 tahun lalu.

Penelitian tersebut dirilis pada awal upaya selama setahun untuk mengumpulkan uang dalam mengatasi malnutrisi.

Pihak yang terlibat dalam konsorsium ini termasuk Bank Dunia, Program Pangan Dunia, UNICEF dan USAID, serta yayasan kesehatan swasta dan universitas.

UNICEF berjanji membelanjakan 700 juta dollar AS untuk program nutrisi setiap tahunnya selama lima tahun ke depan.

Haddad menambahkan, pandemi membuat manfaat gizi menjadi jelas. Sebab, kekurangan gizi membuat tubuh rentan terhadap segala jenis penyakit, termasuk virus corona.

"Nutrisi merupakan pilihan terbaik setiap orang sampai vaksin tiba," tuturnya.

Baca juga: UNICEF Akan Kirim 2 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 ke Negara Miskin pada 2021

Mengenal stunting dan wasting

Melansir situs resmi UNICEF, stunting atau tinggi badan rendah disebabkan asupan nutrisi yang tidak mencukupi dalam jangka panjang.

Stunting umumnya terjadi sebelum usia dua tahun, dan efeknya sebagian besar tidak dapat diubah, termasuk perkembangan motorik yang tertunda hingga gangguan fungsi kognitif.

Sementara itu, wasting atau berat badan rendah untuk tinggi badan, menjadi prediktor kuat kematian pada anak balita.

Ini biasanya disebabkan kekurangan makanan dan/atau penyakit akut yang signifikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi