Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

268 Hari Bekerja Nonstop, Dokter Ini Minta Masyarakat Bantu Hentikan Penularan Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Go Nakamura
Dalam foto yang diambil pada 26 November 2020, Dokter Joseph Varon memeluk seorang pasien lansia di Ruang Perawatan Intensif (ICU) khusus pasien Covid-19 di Rumah Sakit United Memorial di Houston, Texas, Amerika Serikat (AS).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Seorang dokter yang bertugas di sebuah rumah sakit di Houston, Amerika Serikat, mengaku telah bekerja 268 hari tanpa henti selama pandemi virus corona Covid-19.

Dilansir dari CNN, Selasa (1/12/2020) dokter tersebut bernama Joseph Varon, yang bekerja sebagai Kepala Staf di United Memorial Medical Center, Houston.

Varon mengungkapkan, dirinya merasa frustrasi setelah bekerja selama ratusan hari, namun jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit justru semakin bertambah.

Baca juga: Kelelahan Rawat Pasien Corona, Banyak Petugas Medis di Swedia Pilih Mengundurkan Diri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia menambahkan, rasa frustrasinya bertambah ketika mengetahui bahwa orang-orang di luar sana tidak melakukan upaya yang benar untuk mencegah penularan virus semakin meluas.

"Saya melakukannya (bertugas) setiap hari, dan orang-orang di luar sana melakukan hal yang berlawanan," kata Varon.

"Orang-orang di luar sana berkumpul di bar, restoran, mal. Ini gila. Seolah kami bekerja, bekerja, bekerja, bekerja, bekerja dan orang-orang tidak mau tahu dan akhirnya mereka berakhir di ICU saya," ungkap Varon.

Baca juga: IDI: 202 Dokter Meninggal Akibat Covid-19

Menenangkan seorang pasien

Varon mendapat perhatian publik, setelah sebuah foto yang memotret dirinya tengah memeluk seorang kakek yang merupakan pasien positif Covid-19 viral di media sosial Facebook.

"Ketika saya masuk ke bangsal Covid-19, saya melihat kakek ini bangun dari tempat tidurnya dan mencoba keluar dari kamar sambil menangis. Jadi, saya mendekatinya, dan saya bertanya 'Mengapa Anda menangis?' lalu pria itu menjawab, 'Aku ingin bersama istriku'," kata Varon menirukan.

"Saya kemudian meraihnya dan memeluknya. Saya tidak tahu bahwa saya sedang difoto saat itu," imbuhnya.

Foto tersebut diambil oleh fotografer Go Nakamura, yang kemudian mengunggahnya di Facebook pada 27 November 2020, dengan caption sebagai berikut:

"Nov. 26. Dr. Joseph Varon comforts a patient with coronavirus disease. I am grateful to witness a wonderful moment and I thank all the medical staffs for their hard work even during the holiday season. Photographed for @gettyimages #covidera #photojournalism"

Varon mengatakan, dia berusaha untuk transparan kepada media sehingga publik dapat melihat realitas situasi di rumah sakitnya. Dia juga telah memberikan akses kepada fotografer Getty, Go Nakamura, untuk mengambil gambar di bangsal Covid-19.

Baca juga: Satgas: Para Dokter Harus Dilindungi, Jangan Sampai Kematian Terus Bertambah

"Yang perlu diketahui publik adalah, saya tidak ingin harus memeluk dan menenangkan mereka. Orang-orang perlu melakukan hal-hal dasar: menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari pergi ke tempat-tempat ramai," ujar dia.

"Sangat sederhana. Jika orang bisa melakukannya, petugas kesehatan seperti saya akan, semoga, bisa beristirahat," ungkap Varon.

Perasaan kesepian dan seorang diri

Varon mengatakan, ketika dia tengah memeluk kakek itu, dia mengingat kembali pasien-pasien lain yang harus ia hibur selama mereka dirawat.

"Ini sangat sulit. Bisa dibayangkan. Anda berada di dalam ruangan di mana orang-orang masuk dengan 'baju astronot' dan Anda tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain, hanya melalui telepon jika Anda beruntung. Maksud saya itu sangat sulit, dan ketika Anda sudah berusia lanjut hal itu semakin sulit karena Anda merasa sendirian. Anda merasa terisolasi," kata Varon.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 6.725, Kasus Covid-19 di Indonesia Mencapai 636.154

Varon mengatakan, akhirnya kakek itu merasa lebih baik dan berhenti menangis. Hal seperti itu, menurutnya, bukan baru kali itu saja terjadi.

"Saya datang ke kamar mereka dan mengobrol dengan mereka, karena mereka benar-benar membutuhkan seseorang untuk membantu mereka. Staf saya sangat sabar melakukan ini, tetapi kami memiliki begitu banyak pasien," kata Varon.

Jumlah pasien yang terlampau banyak, membuat Varon dan staf-stafnya tidak selalu bisa membantu dan meringankan beban mereka yang tengah dirawat.

"Beberapa dari mereka menangis, beberapa mencoba melarikan diri. Kami benar-benar mendapati seseorang mencoba melarikan diri melalui jendela beberapa hari yang lalu," ujar dia.

Beban berat tenaga kesehatan

Varon menyebut, kakek yang berada dalam foto itu kemungkinan akan segera bertemu dengan istrinya.

Dia mengatakan, kondisi kakek itu semakin membaik, dan ia bersama staf berharap kakek itu bisa segera diperbolehkan pulang.

Namun di sisi lain, kepulangan kakek itu bukan berarti beban Varon dan staf lainnya berkurang. Perjuangan para tenaga kesehatan masih terus berlanjut.

Baca juga: Update Corona di Dunia 16 Desember: 73 Juta Infeksi | 5.000 Perawat di India Mogok Kerja

Varon mengatakan, rumah sakitnya telah membuka bangsal baru untuk mempersiapkan kedatangan pasien yang diperkirakan akan melonjak setelah Hari Thanksgiving.

"Saya tidak tahu apa yang membuat saya terus bertahan. Saya tidak tahu bagaimana saya belum merasa putus asa," kata Varon.

"Perawat saya sudah tidak sanggup lagi. Perawat saya menangis di tengah hari karena mereka sangat sedih, terkadang karena situasi seperti kakek itu. Melihat pasien yang menangis karena ingin melihat keluarganya," imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: CNN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi