Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2020: Rentetan Hoaks soal Virus Corona di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/creativeneko
Ilustrasi virus corona menginfeksi tubuh menyebabkan Covid-19. Pada sebagian orang Covid-19 dapat mematikan, studi mengungkap virus SARS-CoV-2 dapat memengaruhi protein interferon tipe I (IFN) dalam melawan virus dan membuat sistem kekebalan berbalik melawan dirinya sendiri.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus pertama virus corona jenis baru penyebab Covid-19 dilaporkan terjadi di Kota Wuhan, China pada pertengahan Desember 2019.

Kemudian, sejumlah wilayah di China pun terinfeksi oleh virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Tiga bulan setelah itu, Indonesia melaporkan adanya kasus pertama virus corona pada 2 Maret 2020, di mana seorang wanita mengalami demam dan sesak napas.

Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampai saat ini, hampir 9 bulan sudah virus corona menginfeksi Indonesia.

Dalam perjuangan melawan virus corona, beredar sejumlah informasi salah atau hoaks di media sosial.

Keberadaan informasi ini tentu membuat resah masyarakat dan mendapat klarifikasi agar tidak menyesatkan pembaca.

Baca juga: [HOAKS] Warga yang Masuk Kota Solo Akan Dikarantina Mulai 15 Desember

Berikut 7 hoaks mengenai virus corona dan pengobatan pasien Covid-19 yang beredar sepanjang 2020:

1. Hoaks garam dapur dapat atasi batuk dan bunuh virus corona

Dilansir dari Kompas.com (28/5/2020), muncul informasi yang menyebut garam dapur berkhasiat untuk pencahar dahak.

Adapun informasi ini juga disebut berasal dari teman pengunggah yang baru saja terinfeksi virus corona.

Ketika dikonfirmasi, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Ari Fahrial Syam mengungkapkan bahwa informasi tersebut salah.

Ia menegaskan, garam dapur tidak bisa menyembuhkan batuk berdahak apalagi membunuh virus corona.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Manfaat Garam, Batas Aman hingga Bahayanya apabila Dikonsumsi Berlebih...

2. Hoaks cara mengetahui penularan virus corona tanpa swab test

Dilansir dari Kompas.com (24/9/2020), sebuah informasi menyebutkan bahwa hanya dengan mengetahui serangkaian gejala pada tubuh seseorang, tanpa lewat swab test, seseorang bisa memastikan apakah dirinya terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Selain itu, dalam informasi juga dilengkapi bahwa jika seseorang mengalami gejala-gejala Covid-19 diimbau untuk meminum air hangat dengan lemon.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan bahwa informasi perihal gejala-gejala yang disebutkan tidak serta merta membuat seseorang terinfeksi Covid-19 tanpa melakukan swab test.

Menurutnya, jika muncul gejala-gejala seperti gatal di tenggorokan, tenggorokan kering, batuk kering, suhu tinggi di atas 37,5 derajat celsius, dan sesak napas, disarankan cek kesehatan untuk memastikan sakit yang diderita.

Baca juga: INFOGRAFIK: Beda Rapid Test Antigen, Rapid Test Antibodi, dan Tes PCR

3. Hoaks daun Mimba bisa sembuhkan pasien Covid-19

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (22/9/2020), beredar informasi yang menyebutkan, daun mimba atau intaran (neem leaves) disebut berkhasiat untuk menyembuhkan virus corona.

Tak hanya itu, cara untuk mengonsumsi daun ini adalah dengan merebusnya bersama bubuk kunyit dan pacha korpooram selama 15 menit.

Kemudian, air rebusan tersebut diminum dua kali sehari.

Informasi tersebut kemudian dibantah oelh Dr Vimal N. dari Ministry of AYUSH.

Ia menjelaskan, daun mimba memiliki khasiat obat tertentu, namun ia bukan obat Covid-19.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal OTG pada Covid-19

4. Hoaks tes Covid-19 lewat hidung bisa merusak otak

Mengutip Kompas.com (19/9/2020), salah satu pengguna Facebook menuliskan status yang menyatakan tes Covid-19 adalah tes berbahaya.

Sebab, tes atau pengujian ini dilakukan menggunakan alat tes yang dimasukkan ke dalam hidung dan diduga menyebabkan kerusakan penghalang haematoencephal yang juga dapat merusak kelenjar endokrin.

Namun, anggapan ini dibantah oleh dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Anton Sony Wibowo.

Ia menegaskan, tes swab tidak akan menyebabkan kerusakan otak seperti yang dinarasikan di media sosial

Lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat swab dilakukan.

Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

5. Hoaks campuran kelapa muda, jeruk nipis, garam lenyapkan virus corona

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (1/9/2020), pengguna Facebook berinisial IY menuliskan narasi yang menyebut ramuan air kelapa muda, jeruk nipis, dan garam dapat melenyapkan virus corona.

Adapun bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu kemudian dikonsumsi.

Mengetahui hal itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan garam bukanlah obat untuk melawan suatu penyakit.

Ia menjelaskan, air kelapa muda, persan jeruk nipis, dan garam memiliki manfaat baik bagi tubuh, jika dikonsumsi terpisah.

Baca juga: Simak, Ini 15 Makanan yang Sebaiknya Dihindari agar Sistem Imun Kuat

6. Hoaks berkumur dengan air garam bisa mencegah Covid-19

Melansir Kompas.com (31/8/2020), terdapat unggahan rekman suara yang menganjurkan kepada masyarakat untuk berkumur dengan air garam karena diyakini dapat mengobati Covid-19.

Saat dikonfirmasi, dokter spesialis penyakit dalam RSA UGM dr RM Agit Sena Adisetiadi mengatakan, berkumur atau minum air hangat dengan campuran garam atau cuka berguna untuk menghilangkan gejala yang berhubungan dengan flu dan sakit tenggorokan.

Tetapi, cara itu tidak akan melindungi tubuh dari virus corona.

Baca juga: INFOGRAFIK: Beda Minuman Bersoda dan Minuman Berkarbonasi

7. Hoaks jus jahe dan lada hitam menjadi obat rumahan untuk Covid-19

Mengutip Kompas.com (2/8/2020), muncul informasi yang menyebut obat rumahan berbahan jus jahe dan lada hitam diklaim dapat mengobati Covd-19.

Selain itu, dalam pesan menyebutkan jika orang mengonsumsi ramuan tersebut selama 5 hari berturut-turut maka akan menekan gejala virus corona dan berangsur sembuh.

Menanggapi informasi itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pesan ramuan rumahan itu adalah informasi palsu dan WHO belum menyetujui pengobatan rumahan semacam itu ampuh untuk menyembuhkan Covid-19.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

(Sumber: Kompas/com, Tim Cek Fakta)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Vaksin Covid-19 yang Ditetapkan untuk Vaksinasi di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi