Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Penuh, Pasien Covid-19 di Korea Selatan Meninggal Dunia di Rumah dan Panti Jompo

Baca di App
Lihat Foto
AP Photo via ABC Indonesia
Menteri Kesehatan Korea Selatan mengatakan Seoul saat ini sudah menjadi zona perang Covid-19.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Enam orang yang terinfeksi Covid-19 meninggal dunia di Korea Selatan bulan ini ketika mereka menunggu tempat tidur rumah sakit.

Sementara itu, ratusan warga lainnya tidak dapat dirawat karena lonjakan infeksi virus corona mulai membebani sistem kesehatan.

Hal tersebut disampaikan oleh pejabat Korea Selatan terkait seperti dikutip Reuters pada Jumat (18/12/2020).

Salah satu dari mereka yang meninggal saat menunggu ranjang rumah sakit berada di rumah di ibu kota, Seoul, setelah sebelumnya dinyatakan positif.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara, tiga lainnya berada di panti jompo di provinsi Gyeonggi.

Baca juga: Korea Selatan Kerahkan Militer untuk Bantu Tangani Kasus Covid-19 yang Melonjak

Mulai kewalahan

Kantor berita Yonhap melaporkan dua kematian serupa lainnya pada bulan Desember tetapi tidak memberikan rincian segera.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang terdalam dan merasa sangat bertanggung jawab," kata seorang petugas karantina untuk pemerintah Seoul, Park Yoo-mi.

"Tim tanggap darurat di wilayah metropolitan Seoul telah mengalami kesulitan dalam mengalokasikan tempat tidur, karena peningkatan tajam dalam kasus yang dikonfirmasi dan kelebihan beban dalam sistem administrasi dan medis sejak awal Desember," tambahnya.

Park berjanji untuk memperkuat sistem kesehatan masyarakat.

Dia juga mengatakan, 580 pasien sedang menunggu tempat tidur di Seoul pada Jumat, 227 di antaranya telah menunggu setidaknya dua hari lalu.

Baca juga: Perangi Gelombang Ketiga Covid-19, Korea Selatan Bangun RS dari Kontainer

Peringatan lonjakan kasus

Pejabat kesehatan pun memperingatkan, lonjakan kasus-kasus serius yang belum pernah terjadi sebelumnya telah membebani sistem kesehatan, dengan hanya sejumlah tempat tidur perawatan kritis yang tersedia.

Sementara itu, pemerintah sedang bersusah payah memikirkan apakah akan memperketat jarak sosial, yang berarti memerintahkan 1,2 juta bisnis untuk menghentikan operasi.

Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun mengatakan bahwa mengingat beban bisnis, "konsensus sosial" diperlukan untuk sebuah keputusan.

Dia juga mengatakan setiap orang harus taat dan terlibat dengan aturan pembatasan virus.

"Ada upaya yang meningkat untuk melanjutkan operasi bisnis dengan cara salah dengan mengubah jenis bisnis mereka untuk menghindari upaya anti-virus pemerintah. Itu tidak pernah bisa diterima," tegas Chung.

Baca juga: BPOM AS Setujui Uji Coba Fase 2 Vaksin Corona asal Korea Selatan

Ada yang coba melanggar larangan

Chung tidak memberikan rincian apapun tetapi media telah melaporkan beberapa bar atau tempat hiburan mencoba untuk melanggar larangan tersebut dengan menyamar sebagai restoran.

Korea Selatan mencatatkan 1.062 kasus baru virus corona pada Jumat, penghitungan harian tertinggi kedua yang pernah ada.

Berdasarkan data dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menunjukkan, jumlah kasus harian berada di atas 1.000 dalam tiga hari berturut-turut untuk pertama kalinya.

Maraknya kasus baru telah mengguncang negara yang selama berbulan-bulan dianggap sebagai kisah sukses mitigasi.

Tetapi meskipun penghitungan totalnya meningkat menjadi 47.515 infeksi, Korea Selatan hanya mencatatkan sekitar 650 kematian.

Baca juga: Gelombang Ketiga Covid-19 di Korea Selatan Mungkin Akan Jadi yang Terbesar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi