Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Inggris hingga Afsel, Ini Varian Baru Virus Corona di Beberapa Negara

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/creativeneko
Ilustrasi virus corona menginfeksi tubuh menyebabkan Covid-19. Pada sebagian orang Covid-19 dapat mematikan, studi mengungkap virus SARS-CoV-2 dapat memengaruhi protein interferon tipe I (IFN) dalam melawan virus dan membuat sistem kekebalan berbalik melawan dirinya sendiri.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Informasi ditemukannya varian baru virus corona kembali dilaporkan. Terbaru, Afrika Selatan melaporkan temuan varian baru virus corona yang memicu gelombang kedua infeksi Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize.

Melansir Reuters, Jumat (18/12/2020), Mkhize menyebutkan, pihaknya telah mengadakan sosialisasi untuk mengumumkan bahwa varian dari virus SARS-CoV-2 jenis baru dinamai sebagai varian 501.V2.

Tak hanya di Afrika Selatan. Sepanjang tahun ini, sejak pandemi virus corona berlangsung, dilaporkan sejumlah temuan varian baru di beberapa negara. Ini rangkumannya!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afrika Selatan

Menurut laporan ilmuwan, varian baru virus corona di Afrika Selatan memiliki antara 10 dan 20 mutasi baru yang tidak terlihat pada virus corona yang diuji di Afrika Selatan sebelum akhir September 2020.

Penamaan tersebut berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh para ilmuwan genomik yang dipimpin oleh Kwazulu-Natal Reasearch Innovation and Sequencing Platform (KRISP) di Afrika Selatan.

Berdasarkan pemberitaan Business Insider, Jumat (18/12/2020), para ilmuwan telah menganalisis sampel genetik virus corona dari berbagai bagian Afrika Selatan sejak dimulainya pandemi, dan dalam beberapa pekan terakhir sampel ini didominasi oleh varian baru.

"Bukti telah dikumpulkan, dan hal ini menunjukkan bahwa gelombang kedua yang kita alami saat ini dipicu oleh varian baru ini," ujar Mkhize.

Sementara, Otoritas Afrika Selatan percaya, varian baru menyebar dari Nelson Mandela Bay melalui Eastern Cape, ke Garden Route, dan ke KwaZulu-Natal.

Varian baru virus corona di Afrika Selatan diduga menyebar lebih cepat dengan viral load lebih tinggi daripada virus aslinya.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Afrika Selatan, Diduga Picu Gelombang Kedua Covid-19 

Inggris

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan mengetahui varian baru Covid-19 telah muncul d Inggris, namun tidak ada bukti yang menunjukkan jenis virus tersebut berperilaku berbeda dengan jenis virus yang ada.

Dilansir dari BBC, 15 Desember 2020, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, setidaknya ada 60 otoritas lokal yang berbeda telah mencatat infeks Covid-19 yang disebabkan oleh varian baru tersebut.

Hancock menyebutkan, WHO juga telah diberitahu dan para ilmuwan Inggris sedang melakukan studi lebih lanjut.

"Saat ini kami telah mengidentifikasi lebih dari 1.000 kasus dengan varian ini di Inggris Selatan, meskipun kasus telah diidentifikasi di hampir 60 wilayah otoritas lokal yang berbeda," ujar Hancock.

"Kami tidak tahu sejauh mana virus ini merebak karena virus ini berjenis varian baru. Namun, apa pun penyebabnya, kami harus mengambil tindakan cepat dan tegas," lanjut dia.

Kepala Petugas Medis Inggris Prof Chris Whitty mengatakan, swab test virus corona saat ini akan mendeteksi varian baru yang telah ditemukan terutama di daerah sekitar dan dalam beberapa pekan terakhir.

Perubahan atau mutasi melibatkan lonjakan protein virus, di mana zat ini merupakan bagian yang membantu virus menginfeksi sel manusia, dan menjadi target perancangan vaksin Covid.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Inggris, Diduga Lebih Menular

 

Singapura

Dilansir dari Asia One, 21 Agustus 2020, para peneliti di Singapura telah menemukan varian baru Covid-19 yang menyebabkan infeksi yang tidak begitu parah.

Terkait penemuan ini, para ahli berpikir bahwa temuan ini dapat memberikan jalan baru untuk pembuatan vaksin.

Sebuah publikasi menyebutkan, varian baru ini ditemukan pada delapan pasien yang dirawat di rumah sakit di Singapura.

Virus dengan mutasi ini dikenal sebagai ORF8 telah menyebar setidaknya selama empat minggu pada Maret 2020. Varian serupa juga diamati pada virus SARS.

Associate Professor Hsu Li Yang, spesialis penyakit menular dari NUS Saw Swee Hock School of Public Health, mengatakan mutasi akan terjadi saat SARS-CoV-2 terus menyebar, dan mutasi ini akan berdampak kecil pada penularan virus.

Baca juga: Vaksin Pfizer Disetujui, Begini Rencana Vaksinasi Covid-19 di Singapura

Malaysia dan Filipina

Selanjutnya, varian baru virus corona juga ditemukan di Malaysia pada Agustus 2020.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, (17/8/2020), Pusat Genom Filipina, strain G614, dengan genotipe asli D614, dideteksi dalam sebuah sampel kasus positif dalam jumlah kecil dari Quezon City.

Menurut Pusat Genom Filipina, varian D614 dan G614 telah dideteksi dalam sebuah sampel kecil dari kasus-kasus infeksi pada Juni 2020.

Diketahui, mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin), sehingga disebut D614G.

Artinya, jenis G614 terdeteksi di awal, namun berubah menjadi G614 saat ini.

Sebelumnya, D614G juga telah dideteksi keberadaannya di Malaysia.

Baca juga: Update Corona Global: 62,5 Juta Positif | Malaysia Tunda Pemilu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi