Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahap Awal, 300 Juta Orang Akan Mendapat Vaksin Covid-19 di India

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI
Seorang tenaga medis mengambil sampel dari seorang perempuan di sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat untuk melakukan tes penyakit virus korona (COVID-19) di tengah penyebaran penyakit tersebut di New Delhi, India, Senin (22/6/2020).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, pemerintah akan melakukan penyuntikan awal vaksin Covid-19 terhadap sekitar 300 juta orang yang dianggap sebagai kelompok prioritas.

Kelompok tersebut terdiri dari 30 juta tenaga kesehatan, polisi, tentara, dan relawan, serta 270 juta lainnya yang dianggap masuk kelompok rentan.

Sebagian besar kelompok rentan adalah mereka yang berusia 50 tahun dan memiliki penyakit penyerta yang serius.

Saat ini, India adalah negara kedua di dunia yang mencatatkan kasus COvid-19 tertinggi setelah Amerika Serikat.

Jumlah 300 juta orang yang divaksinasi pertama di India ini hampir sebanyak populasi di AS.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir CNN , Sabtu (19/12/2020), saat ini tiga kandidat vaksin virus corona telah mengajukan izin penggunaan darurat untuk digunakan di India.

Ketiga kandidat vaksin tersebut membutuhkan dua kali dosis penyuntikan untuk memberikan kekebalan yang cukup.

Artinya, total ada 600 juta suntikan vaksin yang dibutuhkan. Pemerintah India berharap proses ini selesai pada Agustus 2021.

Baca juga: Update Corona di Dunia 16 Desember: 73 Juta Infeksi | 5.000 Perawat di India Mogok Kerja

Jenis vaksin di India

Dua dari tiga kandidat vaksin Covid-19 yang akan digunakan di India merupakan produksi lokal.

Salah satunya adalah Covishield yang dikembangkan oleh Oxford University dan Astra Zeneca dan diproduksi oleh Serum Institute of India.

Vaksin lainnya adalah Covaxin yang dikembangkan oleh Bharat Biotech dan Dewan Riset Medis India yang dikelola pemerintah.

Pfizer India juga tengah mengajukan izin penggunaan darurat vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech.

"Saya pikir semua orang sadar bahwa Kementerian Kesehatan menginginkan 300 hingga 400 juta dosis pada Juli 2021. Jadi kami berusaha untuk mencapai target itu," kata Adar Poonawalla, CEO Serum Institute of India.

Ia menyebutkan, perusahaannya saat ini tengah mempersiapkan 50 juta hingga 60 juta dosis Covishield per bulan dan akan ditingkatkan hingga 100 juta dosis sebulan setelah Januari atau Februari.

Serum Institute of India merupakan bisnis keluarga Poonawalla yang bertujuan menghadirkan vaksin murah bagi masyarakat India dan juga negara lain.

Covishield, menurut Poonawalla, akan dijual kepada pemerintah dengan harga 3 dollar AS (Rp 42.400) untuk dua dosis, dan untuk pasar swasta dijual dengan harga 6 dollar (Rp 84.800) hingga 8 dollar AS (Rp 113.100) di pasar swasta.

Harga ini jauh lebih murah daripada vaksin Pfizer yang dijual seharga 19,5 dollar AS (Rp 275.500) untuk satu kali penyuntikan, meskipun Pfizer belum mengumumkan secara resmi harga vaksinnya di India.

Keunggulan lain Covishield hanya perlu suhu standar lemari es biasa yaitu 2-8 derajat celcius.

Baca juga: India Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk Warganya

Langkah vaksinasi India

India sejauh ini memproduksi lebih dari 60 persen semua vaksin yang dijual di seluruh dunia. Negara ini juga menjalankan skema vaksin terbesar di dunia.

Data WHO menyebutkan, negara ini memiliki program imunisasi vaksin universal.

Lebih dari 26 juta bayi baru lahir dan 29 juta wanita hamil per tahun disuntik vaksin polio, campak dan hepatitis B. Selain itu, lebih dari 9 juta sesi imunisasi diadakan di India setiap tahun.

"Kami memiliki keuntungan karena telah menjalankan program imunisasi universal yang sangat besar di seluruh negeri ini," kata Profesor K. Srinath Reddy, Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India.

Hal inilah yang dinilainya membuat India lebih siap.

"Sampai taraf tertentu, sistem kesehatan kami cukup siap." ujar dia.

Pedoman pemerintah yang dirilis pada awal pekan lalu menyebutkan, rencananya100 hingga 200 orang akan divaksinasi per sesi per hari dan dipantau selama setengah jam setelah menerima suntikan untuk memantau efek samping.

Negara itu juga akan meluncurkan sistem Covid Vaccine Intelligence Network (Co-WIN) yang akan diluncurkan untuk melacak peserta penerima vaksin.

Pemerintah juga menyiapkan stok peralatan penyimpanan seperti lemari es berlapis es untuk menyimpan vaksin di berbagai lokasi.

Produsen juga tengah meningkatkan pasokan jarum suntik.

Untuk tenaga yang melakukan vaksin, negara ini setidaknya memiliki 239.000 orang yang terbiasa melakukan program vaksinasi universal.

Sebanyak 65 persen dari mereka akan dikerahkan untuk program vaksinasi Covid-19. Hal ini untuk menghindari adanya gangguan pada pelaksanaan vaksinasi rutin lain.

Baca juga: Covid-19 Belum Usai, Ratusan Orang di India Terkena Penyakit Misterius

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi