Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi Perekonomian Indonesia 2020 dan Harapan pada 2021...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Warga saat berbelanja di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2020). Pedagang kembali meramaikan pasar Tanah Abang, saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang penutupan sementara Pasar Tanah Abang hingga 22 Mei 2020 untuk mengurangi kerumunan orang di ruang publik guna mencegah penyebaran COVID-19.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Tahun 2020 membawa banyak cerita. Tak hanya cerita, tetapi perubahan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dunia.

Penyebaran virus corona telah mengubah banyak rencana dan situasi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

Pada 2020 ini, Indonesia resmi mengalami resesi karena dampak pandemi Covid-19.

Bagaimana refleksi kondisi perekonomian Indonesia sepanjang tahun ini dan apa yang membuat kita bisa optimistis pada 2021? 

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia menunjukkan perlambatan yang signifikan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang melambat hingga di bawah 5 persen pada akhir tahun 2020.

“Pada tahun ini, di mana terjadi pandemi di seluruh dunia menyebabkan ekonomi Indonesia mengalami resesi. Begitu juga dengan perekonomi global yang juga mengalami resesi,” ujar Nailul, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/12/2020).

Baca juga: Kaleidoskop 2020: Babak Belur Ekonomi Dunia dan Upaya Tetap Bertahan

Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus hingga 5,32 persen pada triwulan II 2020.

Angkanya sempat membaik, meski masih dalam kategori minus yaitu 3,49 persen.

Dampak dari minusnya pertumbuhan ekonomi ini, menurut Nailul, salah satunya adalah peningkatan angka pengangguran dan penduduk miskin.

Pada awal Desember 2020, Presiden Joko Widodo juga mengingatkan bahwa salah satu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan adalah besarnya angka pengangguran akibat PHK selama masa pandemi Covid-19.

Pada periode Agustus 2020, data Badan Pusat Statistik menyebutkan, jumlah pengangguran meningkat 2,67 juta orang sehingga total angkatan kerja di Indonesia yang tak memiliki pekerjaan berjumlah 9,77 juta orang.

Dalam situasi seperti ini, Nailul mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai tak fokus pada penanganan pandemi.

“Pemerintah Indonesia pun sebenarnya sudah mengetahui, namun yang dilakukan justru kontradiktif di mana sebagian besar negara-negara global berfokus pada penyelesaian pandemi. Akan tetapi, Pemerintah Indonesia justru mengajak orang untuk rekreasi yang menyebabkan potensi penyebaran sangat besar akibat kebijakan tersebut,” ujar Nailul.

Baca juga: Kaleidoskop 2020: Penelitian soal Awal Mula Virus Corona di Berbagai Negara

Ia khawatir, jika hal ini terus terjadi, maka perbaikan ekonomi akan berlangsung sangat lambat.

Menurut dia, pemerintah seharusnya fokus pada penanganan pandemi terlebih dulu. 

Meski demikian, ia menyatakan, masih ada harapan di tahun 2021.

Dengan adanya titik terang pelaksanaan vaksinasi Covid-19, hal ini turut membawa harapan bahwa perekonomian pada 2021 akan lebih baik, seiring terkendalinya penyebaran virus corona.

Oleh karena itu, ia berharap, program vaksin Covid-18 bisa berlangsung dengan baik, gratis untuk semua warga Indonesia, dan dilakukan secara merata.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 10 negara yang jatuh ke jurang resesi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi