Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lakukan 3 Hal Ini agar Berat Badan Tak Naik Selama di Rumah Saja

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Bigwa11
Ilustrasi berat badan, hidup sehat
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pandemi virus corona menyarankan semua orang untuk lebih baik di rumah saja jika tak ada kepentingan mendesak.

Banyak di rumah terkadang membuat tubuh tak banyak bergerak, tergoda untuk banyak jajan online, atau ada pula yang punya hobi baru: memasak!

Dampaknya, tak sedikit yang pusing karena saat menimbang, angka timbangan berat badan terus bergerak ke kanan alias berat badan bertambah.

Bagaimana caranya agar berat badan tak naik selama di rumah saja, apalagi menjelang libur akhir tahun?

Ahli Gizi yang juga dosen Program Studi Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada, Harry Freitag, berbagi sejumlah tips yang harus dilakukan selama di rumah saja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/12/2020), ia membagikan tulisannya dalam Journal of Community Empowerment for Health. 

Baca juga: 5 Sayuran Ini Cocok Dikonsumsi untuk Diet dan Menurunkan Berat Badan

Ada 3 hal yang harus diperhatikan dan jangan sampai Anda lakukan selama di rumah saja jika tak ingin berat badan terus naik.

Tiga hal itu adalah jangan sampai kurang gerak, jangan stress dan bosan, serta jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan instant sehingga kurang makan buah.

1. Kurang gerak

Jangan sampai Anda kurang gerak. Berada di rumah saja berpotensi membuat kita tidak banyak bergerak.

Dalam jurnalnya, Harru menyebutkan, aktif secara fisik diperlukan untuk mendapatkan berat badan ideal.

Seseorang yang aktif secara fisik juga bisa mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar selalu berolahraga teratur di rumah.

Penelitian menunjukkan, efek olahraga di rumah bahkan lebih baik dibandingkan latihan kelompok di pusat kebugaran.

2. Stress dan bosan

Harry mengatakan, stress dapat meningkat selama pandemi akibat kurangnya interaksi sosial, kehilangan pekerjaan maupun masalah kesehatan.

Stress berpotensi menyebabkan gangguan makan seseorang atau binge eating disorder (BED).

BED merupakan kondisi di mana individu dapat makan berulang, biasanya dalam jumlah besar, dan ini dilakukan dalam satu waktu.

Dalam kondisi ini, biasanya seseorang cenderung menjadikan makan untuk mengurangi efek negatif stress.

Berbeda dengan stress, bosan adalah kondisi yang mungkin timbul akibat aktivitas normal berkurang dan lebih banyak waktu luang hingga menyebabkan bosan.

"Berbeda dengan stress, kondisi ini juga bisa memperbesar kemungkinan perilaku mencari makanan yang meningkat, yang mengarah ke konsumsi berlebih," ujar dia.

Dampak dari gangguan makan akibat stress dan bosan ini dapat memengaruhi berat badan.

Untuk mengurangi stress bisa diatasi dengan cara konsumsi makanan yang dapat memengaruhi suasana hati.

Makanan tersebut di antaranya yang mengandung senyawa Triptofan seperti kacang-kacangan dan biji-bijian (jambu mete, kenari, almond, wijen, dan kedelai).

Konsumsi omega 3 juga dapat membantu meningkatkan mood dan mencegah depresi.

Baca juga: Menghilangkan Stress Bisa Jadi Obat Paling Baik untuk Pasien Covid-19

3. Sedikit makan buah, banyak makan makanan instan

Saat pandemi terjadi, kuncian mungkin menyebabkan ruang gerak terbatas dalam mencari alternatif makanan sehat.

Misalnya, kesulitan mencari sayur dan buah. Hal ini menyebabkan seseorang cenderung hanya mengandalkan makanan instan yang dimilikinya seperti mie atau daging dan ikan kaleng.

Harry mengingatkan, makanan semacam ini memiliki kalori yang relatif tinggi dan kurangnya nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.

Padahal, nutrisi yang dibutuhkan tubuh juga tidak berkurang meskipun situasi pandemi.

Dalam jurnalnya, Harry menyebutkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan, mengonsumsi makanan olahan ultra memiliki 26 persen risiko relatif tinggi mengalami kelebihan berat badan dan bisa menyebabkan obesitas.

Alasannya, makanan olahan ultra meningkatkan kalori asupan terutama gula dan lemak.

Selain itu, konsumsi jenis makanan ini secara potensial mengurangi konsumsi mikronutrien esensial seperti vitamin dan mineral.

Makanan instan juga memiliki serat yang relatif lebih rendah.

Oleh karena itu, Harry menyarankan, siapkan makanan segar dan beku di rumah dan membatasi konsumsi ultra olahan jika memungkinkan.

Hal yang bisa dilakukan yaitu menyimpan sayuran dalam keadaan beku di antaranya kembang kol, jagung, kacang hijau, wortel, bayam, blueberry, dan stroberi.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 10 Manfaat Durian untuk Kesehatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi