Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Kapal Dona Paz di Filipina, 4.386 Orang Meninggal

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi kecelakaan kapal.
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Hari ini, 33 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 20 Desember 1987, terjadi tabrakan antara kapal feri Dona Paz (2.215 ton) dengan kapal tanker minyak MT Victor (629 ton) di Filipina.

Tabrakan kapal tersebut merupakan bencana maritim terburuk di dunia karena menewaskan 4.386 orang dan hanya 26 orang yang selamat.

Dilansir dari Esquire (20/12/2018), terdapat 1.000 penumpang anak di bawah usia 4 tahun yang tidak tercatat, serta 1.000 penumpang tentara atau sekitar satu batalion yang naik terakhir sebelum keberangkatan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Titanic Tenggelam, 1.500 Orang Meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah korban ini jauh melebihi korban yang meninggal dari kecelakaan kapal Titanic di Atlantik Utara dengan korban meninggal sebanyak 1.490 orang dari 2.201 penumpang.

Tragedi yang dialami Dona Paz ini menambah rentetan sembilan kecelakaan laut di Filipina sejak 1986.

Kecelakaan pada Dona Paz yang berlayar dari Pulau Leyte di Filipina Tengah ini terjadi karena pemilik kapal kurang memperhatikan keselamatan penumpang dan lebih menekankan aspek bisnis.

Para penumpang diangkut oleh kapal feri yang kelebihan muatan.

Baca juga: Viral, Video Pengakuan 4 ABK Diduga Alami Penyiksaan di Kapal China

Miring ke satu sisi

Mengutip Harian Kompas (26/12/1987), pemilik feri, Sulpicio Shipping Lines bersikeras kapal hanya mengangkut 60 awak dan 1.583 penumpang yang naik di Taeloban City dan Catbalongan, sedangkan tanker Victor membawa 13 awak.

Akan tetapi, penumpang yang selamat menungkapkan bahwa jumlah penumpang feri bisa mencapai 3.000 orang karena setiap dek yang harusnya diisi oleh satu orang, justru diisi oleh empat orang.

Masih dari Esquire (20/12/2018), seorang perwira militer yang selamat dari kecelakaan, Luthgardo Niedo menceritakan, ketika ia bersama 1.000 petugas militer dan polisi menaiki Dona Paz, kapal tersebut terlihat miring ke satu sisi karena kelebihan muatan.

Para penumpang yang menjadi korban ini berasal dari kelas menengah bawah yang ingin mudik untuk merayakan Natal di Manila.

Baca juga: Mengenal Black Box, Informan Kunci Penyebab Kecelakaan Pesawat

Masih dari sumber yang sama, terjadi ledakan ketika kedua kapal tersebut bertabrakan dan api menyebar dengan sangat cepat karena terdapat tumpahan dari MT Victor yang membawa lebih dari 8.000 barel bensin dan minyak tanah.

Sebagian orang lari ke dek bawah untuk menghindari kobaran api dan asap yang tebal. Sebagian lagi memilih untuk melompat ke lautan, namun air laut pun panas karena tumpahan minyak ikut terbakar di lautan.

Bahkan, kobaran api pun masih bisa menjangkau orang-orang hingga kejauhan satu kilometer.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Titanic Tenggelam, 1.500 Orang Meninggal

Kondisi korban

Kondisi ini makin memburuk ketika angin malam makin memperluas kebakaran.

Dengan demikian, para korban yang melompat ke laut harus berenang dengan cepat untuk menjauhi api dan suhu air laut yang panas.

Sebelum berenang di lautan yang panas, orang-orang yang telah berlumuran minyak pun harus saling berebut mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri.

Baca juga: Anak-anak di Indramayu Jadi Korban Serangan Tomcat, Bagaimana Cara Penanganannya?

Korban selamat harus berenang lebih dari satu jam untuk menghindari api dan air laut yang ganas.

Kemudian mereka berhasil diselamatkan dengan jaring dari Kapal Dona Claudio.

Para korban yang selamat pun mengalami luka bakar parah dan kulit mereka melepuh.

Baca juga: Mengenal Sosok Kamala Harris, Calon Wakil Presiden Kulit Hitam Pertama di AS

Proses upaya pencarian

Mengutip Harian Kompas (24/12/2020), ratusan sanak saudara dari korban memadati pelabuhan Manila untuk menunggu informasi lebih lanjut mengenai nasib anggota keluarganya yang menjadi korban dari kecelakaan kapal.

Upaya pencarian di lokasi kecelakaan masih terus dilakukan melalui darat dan laut.

Kondisi dari korban-korban yang meninggal umumnya telah rusak dan tidak dikenali. 

Baca juga: 10 Peristiwa Nasional yang Trending di Pencarian Google Indonesia pada 2020, Apa Saja?

Korban meninggal menjadi sulit dievakuasi karena sebagian dari mereka terperangkap dalam bangkai kapal feri yang tenggelam pada kedalaman 542 meter di Selat Tablas.

Para korban meninggal yang berhasil dievakuasi kemudian diangkut ke Manila dan Batangas City.

Sebagian jenazah juga dimakamkan oleh para penduduk desa di Pulau Mindoro.

Para nelayan membawa jenazah-jenazah tersebut dengan jaring dan membawanya pulang untuk dikebumikan.

Baca juga: Mengenal KRI Soeharso, Kapal untuk Evakuasi WNI di World Dream

Korban selamat sebanyak 26 orang, 24 orang penumpang Dona Paz dan dua awak tanker Victor berhasil diselamatkan setelah kejadian tabrakan di lepas pantai Pulau Mindoro, Filipina tengah.

Keluarga para korban pun kecewa dengan proses evakuasi yang baru dilakukan setelah delapan jam dari kejadian. 

Menurut pemberitaan Harian Kompas (4/1/1988), para keluarga korban pun melakukan unjuk rasa di sepanjang kota Manila dengan menuntut keadilan bagi korban yang meninggal.

Mereka meminta laporan lengkap mengenai penyebab kecelakaan kapal feri tersebut dan uang duka bagi keluarga penumpang baik yang tercatat maupun tidak tercatat.

Namun pada akhirnya, hanya korban yang tercatatlah yang diberi ganti rugi sebesar 4.000 dollar AS.

Baca juga: Singapura Nol Korban Jiwa Covid-19, Bagaimana Caranya?

Hasil penyelidikan

Masih dari Esquire (20/12/2018), berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa:

Pertama, terdapat dua orang yang harus mengemudikan kapal Dona Paz karena kelebihan muatan, sehingga dapat terjadi salah koordinasi.

Kedua, kapal tanker MT Victor tidak memiliki awak, hanya kepala mesin yang dianggap tidak memiliki lisensi. Kapal ini juga tidak memiliki pengintai untuk memperhatikan adanya tabrakan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Titanic Tenggelam, 1.500 Orang Meninggal

Ketiga, MT Victor tidak memiliki surat kelayakan berlayar.

Selain itu, kecelakaan juga terjadi karena tidak adanya radio di kapal, serta awak dari kapal tanker tengah tertidur ketika terjadi tabrakan.

Dona Paz tidak mampu menghindari tabrakan karena kapten kapal tengah berpesta, sedangkan kendali atas kapal diserahkan pada awak yang kurang kompeten.

Baca juga: Mengapa Perairan Indonesia Jadi Favorit Kapal Asing Pencuri Ikan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi