Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sosok Budi Gunadi Sadikin yang Disebut-sebut Potensial Geser Posisi Terawan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin saat diperkenalkan Presiden RI, Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Joko Widodo melantik 12 orang wakil menteri Kabinet Indonesia Maju.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Nama Budi Gunadi Sadikin digadang-gadang potensial menggeser posisi Menteri Kesehatan yang kini dijabat oleh Terawan Agus Putranto dalam perombakan kabinet yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo.

Hal ini salah satunya disampaikan oleh pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono melalui akun Twitter-nya @drpriono1, Minggu (20/12/2020).

"Budi Gunadi Sadikin punya visi & semangat atasi Pandemi secepatnya. Kesal pd kinerja kemenkes & Satgas. Budi layak jadi MENKES yg baru, ia punya cita2 16 juta vaksinasi dilakukan sebulan. Menkes tidak perlu dokter untuk mereformasi manajemen & sistem kesehatan publik yg lumpuh," tulis Pandu.

Baca juga: 6 Daerah yang Terapkan Wajib Dokumen Rapid Test Antigen, Mana Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Budi memang bukan datang dari latar belakang dunia kedokteran atau kesehatan sebagaimana disampaikan Pandu. Namun, namanya sebenarnya bukan pemain baru dalam jajaran pemerintahan.

Dalam Kabinet Indonesia Kerja Jilid II, Budi merupakan Wakil Menteri BUMN yang ditunjuk sejak 25 Oktober 2019, mendampingi Erick Thohir yang bertugas di posisi Menteri.

Di masa pandemi Covid-19, pria kelahiran Bogor, 6 Mei 1964 ini juga dipercaya menjadi Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN).

Dalam menjalankan tugasnya, ia menegaskan aspek kesehatan ada di depan ekonomi, karena jika kesehatan membaik, maka ekonomi akan mengikuti.

"Nomor satu ini jelas, Pak Presiden jelas, bahwa yang di depan sektor kesehatan. Jadi kesehatan harus pulih dulu baru ekonomi, karena apapun yang kita lakukan, pandeminya pandemi kesehatan. Kita harus dorong itu (kesehatan) supaya pulih dulu, baru ekonomi menyusul," kata dia sebagaimana dikutip dari Kompas.com (1/10/2020).

Baca juga: Jadi Staf Ahli Menkes Terawan, Ini Sepak Terjang Achmad Yurianto

Namun, siapakah sebenarnya sosok Budi Gunadi Sadikin ini?

Lulusan fisika nuklir

Sosok Budi sebagaimana disebutkan di awal memang bukan datang dari dunia kesehatan.

Mengutip informasi di laman Kementerian BUMN, Budi merupakan seorang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia menamatkan pendidikan sarjananya di Kampus Ganesha itu pada 1988 dengan mengambil Bidang Fisika Nuklir.

Ia juga mendapat sertifikasi sebagai Chartered Financial Consultat (CHFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU) dari Singapore Insurance Institute pada 2004.

Baca juga: Ramai soal Riset ITB, Berikut Tanda dan Hal-hal yang Perlu Dilakukan Saat Terjadi Tsunami...

Perjalanan karier

Sebelum menjabat Wamen BUMN dan Ketua Satgas PEN, Budi pernah menduduki sejumlah posisi strategis.

Di antaranya sebagai Direktur Utama Bank Mandiri periode 2013-2016, ia purna tugas karena memang masa jabatannya habis dan selanjutnya digantikan oleh Kartika Wirjoatmodjo.

Rehat sejenak, Budi dipercaya menjadi staf khusus Menteri BUMN di masa Rini Soemarno selama setahun, dari 2016-2017.

Baca juga: Mengintip Gaji dan Tunjangan Wantimpres Jokowi-Maruf...

Setelah itu, ia kembali ditugaskan untuk memimpin perusahaan negara, kali ini bukan di bidang keuangan.

Budi diminta untuk menjadi Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) pada 2017-2019.

Di masa kepemimpinannya, Inalum berhasil memiliki 51 persen saham PT Freeport Indonesia.

Baca juga: Menengok Deretan Produk PT Pindad yang Mendunia...

Di saat yang sama, terbentuk pula holding BUMN pertambangan yang kini disebut MIND ID atau Mining Industry Indonesia.

Di tengah perjalannya menjadi Dirut Inalum, ia diminta mengisi posisi Wakil Menteri BUMN bersama dengan Kartika Wirjoatmodjo, yang dulu mennjadi penerusnya di posisi Dirut Bank Mandiri.

Jauh sebelum jabatan-jabatan strategis itu diembannya, Budi memulai perjalanan kariernya di Jepang.

Baca juga: Mengenal Hokkaido, Provinsi Bersalju yang Menjadi Sarang Virus Corona di Jepang

Mengutip Kompas.com (25/10/2019), ia memulai kariernya sebagai staf teknologi informasi di IBM Asia Pasifik yang berpusat di Tokyo Jepang.

Ia pun melanjutkan kariernya di IBM Indonesia hingga 1994 dengan menduduki sejumlah jabatan, terakhir sebagai Systems Integration & Professional Services Manager.

Setelah itu, ia mulai masuk ke dunia perbankan.

Baca juga: 10 BUMN yang Miliki Bisnis Hotel, dari Pertamina hingga Krakatau Steel

Di tahun yang sama ia masuk ke Bank Bali yang kini berubah nama menjadi Bank Permatahingga pada 1999.

Di sana ia sempat menduduki sejumlah jabatan, mulai dari General Manager Electronic Banking, Chief General Manager wilayah Jakarta, hinga Chief General Manager Human Resources.

Kemudian Budi kembali pindah ke lingkungan kerja baru, kali ini ia bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia hingga 2004 dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer Banking.

Baca juga: Daftar BUMN yang Punya Bisnis Hotel

Masih  dari dunia perbankan, Budi masuk ke Bank Danamon sebagai Executive Vice President Consumer Banking.

Sempat juga ia menjadi Direktur di Adira Quantum Multi Finance.

Hingga pada 2006, Budi bergabung ke Bank Mandiri dan posisinya belum langsung menjadi Direktur Utama, melainkan Direktur Mikro dan Retail Banking.

 Baca juga: BUMN PTPN IX Buka Lowongan Pekerjaan, Simak Syarat dan Cara Daftarnya...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 12 Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi