Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Baru Bukan dari Ahli Kesehatan, Epidemiolog: PR-nya Besar, Akan Semakin Berat

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ACHMAD FAUZI
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin di Hotel Mulia Jakarta, Jumat (27/10/2017). 
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Budi Gunadi Sadikin atau biasa disapa BGS resmi ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) yang baru, menggantikan Terawan Agus Putranto.

Kepastian itu umumkan oleh Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (22/12/2020) sore.

Budi Gunadi Sadikin memang tidak memiliki latar belakang dunia kedokteran atau kesehatan. Namun demikian, dia bukan pemain baru dalam jajaran birokrasi pemerintahan.

Mengutip laman resmi Kementerian BUMN, Rabu (23/12/2020), sosok Budi Gunadi Sadikin merupakan wajah lama di Kementerian BUMN.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Menkes Baru Bukan Berasal dari Kalangan Dokter, Ini Tanggapan IDI

Ia beberapa wara-wiri menjabat berbagai posisi strategis di berbagai perusahaan pelat merah.

Terkait latar belakang Budi Gunadi Sadikin yang bukan berasal dari kedokteran maupun kesehatan, seperti apa tanggapan epidemiolog?

Tugas berat menanti

Epidemiolog Indonesia di Griffith Universiy Australia, Dicky Budiman menyampaikan, penunjukan menteri adalah hak prerogratif presiden.

Termasuk juga dalam penunjukan Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan yang baru menggantikan Terawan Agus Putranto.

Selain itu, Dicky juga mengucapkan selamat bekerja kepada BGS dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan di Indonesia.

"Saya ucapkan selamat kemudian saya sampaikan bahwa PR-nya besar dan berat. Itu akan bertambah berat apalagi Menkes baru bukan berbasis kesehatan," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (23/12/2020).

"Harus diakui akan seperti itu, realistis saja. Kalau dibilang tidak berat itu salah dan tidak jujur," sambung Dicky.

Baca juga: 6 Menteri Baru Dilantik, Siapa yang Memiliki Kekayaan Terbanyak?

Visi dan program mendalam

Dicky mengungkapkan, dalam menyelesaikan beberapa "PR" tersebut dibutuhkan visi yang cukup luas dan dalam terkait program kesehatan.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar Budi Gunadi Sadikin nantinya menunjuk figur-figur yang tepat untuk membantunya.

"Dan kalau beliau bisa menunjuk orang-orang yang tepat dan terpercaya di lingkup jajarannya, ya mungkin akan membantu," ucap dia.

Terkait pandemi Covid-19 di Indonesia, Dicky berpesan agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan dapat menuntaskan dan menunaikan rekomendasi WHO.

Di antaranya seperti peningkatan cakupan testing dan tracing yang dinilai masih minim.

Vaksin bukan segala-galanya

Dicky berharap menteri kesehatan yang baru dapat meningkatan testing dan tracing dan tidak hanya bergantung pada proses vaksinasi. 

Hal itu bukan tanpa alasan, sebab Budi Gunadi Sadikin dikatakan Dicky, juga ikut berkecimpung dalam proses mendatangkan vaksin Covid-19.

Baca juga: Update Corona di Dunia 23 Desember: 78 Juta Kasus | Covid-19 Telah Mencapai Antartika!

Oleh karena itu, dia pun mengingatkan bahwa vaksin Covid-19 bukanlah satu-satunya jalan dalam menuntaskan pandemi.

"Ingat juga bahwa kegagalan dalam proses vaksinasi itu ada dan cukup besar menurut saya bila hal itu dipaksakan. Terlebih prakondisinya tidak terpenuhi," katanya.

Tugas lainnya yang harus segera diselesaikan, Dicky melanjutkan, yakni dalam hal melandaikan kurva, menurunkan angka reproduksi serendah mungkin dan meningkatkan cakupan tes.

Hanya saja, pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak bisa dikerjakan semudah membalikkan telapak tangan.

"Memerlukan waktu yang sedikit panjang, tidak bisa dalam waktu 1 bulan langsung tercapai seperti itu, perlu setidaknya beberapa bulan," jelasnya.

Saran terakhir Dicky, yaitu Indonesia harus memiliki program pengendalian pandemi secara komprehensif. Hal ini yang menurutnya belum dimiliki oleh Indonesia.

"Itu harus memenuhi termasuk dari tahapan jangka pendek, menengah dan panjangnya. Di situlah yang akan menjadi rujukan semua sektor, semua pemerintah daerah untuk mengendalikan pandemi ini," jelasnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Jet Tabrak Pegunungan, 106 Orang Tewas

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi