KOMPAS.com - Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan dan secara geografis juga dilintasi oleh Cincin Api Pasifik, membuatnya rentan terhadap sejumlah bencana alam mulai dari gempa bumi, gunung meletus, hingga tsunami.
Berbicara soal tsunami, sejumlah daerah di Indonesia pernah diterjang tsunami beberapa kali, di antaranya yakni tsunami Aceh (2004), tsunami Palu (2018), dan tsunami Selat Sunda (2018).
Dua dari tiga tsunami tersebut terjadi di bulan Desember.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami yang Senyap di Mentawai
Tsunami Aceh pada 16 Desember 2004 dan Tsunami Banten pada 22 Desember 2020.
Tidak hanya itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono juga pernah mengunggah di Twitter pribadinya bahwa ada 12 kejadian tsunami destruktif di Indonesia yang tercatat terjadi di bulan Desember.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tsunami Terjang Pantai Banten hingga Lampung, 437 Orang Meninggal
Baca juga: Ramai soal Riset ITB, Berikut Tanda dan Hal-hal yang Perlu Dilakukan Saat Terjadi Tsunami...
Oleh karena itu, tidak heran jika kemudian ada masyarakat yang mengkait-kaitkan antara bulan Desember sebagai waktu potensial terjadinya tsunami.
Salah satunya disampaikan akun @cupexpert.
"Antara tgl 20 Desember sampai tahun baru biasanya bukan suka cita yang dirasakan dengan cara pergi liburan atau bersenang-senang. Tapi ini tanggal kewaspadaan dan kengerian karena bencana tsunami Aceh sampai Banten terjadi pada tanggal sekarang2 ini," tulis dia.
Baca juga: Menilik NYIA, Bandara Pertama yang Diklaim Tahan Gempa dan Tsunami
Namun, benarkah Desember menjadi waktu potensial terjadinya tsunami?
Data tsunami
Saat dikonfirmasi terkait anggapan tersebut, Daryono tidak membenarkan sekaligus tidak menyalahkannya.
Dari data yang ia miliki, memang Desember menjadi salah satu bulan di mana tsunami paling banyak terjadi dibandingkan dengan kejadian di bulan lainnya.
"Jika kita mencermati catatan sejarah kejadian tsunami di Indonesia dari katalog tsunami, sebanyak 114 kejadian tsunami yang dikompilasi berdasarkan bulan kejadiannya, maka diperoleh jumlah kejadian tsunami untuk masing-masing bulan dalam setahun," kata Daryono, Rabu (23/12/2020).
Baca juga: Viral Megathrust Sulawesi Sebabkan Gempa dan Tsunami Besar, Ini Penjelasannya
Berikut ini data selengkapnya:
- Januari = 11 kali tsunami
- Februari = 12 kali tsunami
- Maret = 11 kali tsunami
- April = 8 kali tsunami
- Mei = 6 kali tsunami
- Juni = 4 kali tsunami
- Juli = 8 kali tsunami
- Agustus = 9 kali tsunami
- September = 12 kali tsunami
- Oktober = 8 kali tsunami
- November = 12 kali tsunami
- Desember =12 kali tsunami
Baca juga: Viral, Fenomena Awan Tsunami di Kepulauan Selayar, Ini Penjelasannya
Daryono menggarisbawahi, jumlah kejadian tsunami yang tercatat dalam data di atas mungkin bukan jumlah yang mutlak, karena tidak menutup kemungkinan adanya kejadian tsunami lain yang tidak terdata.
Dari paparan tersebut terlihat bencana tsunami paling banyak terjadi di antara Februari, September, November, dan Desember.
Namun, hal itu bukan berarti potensi terjadinya di 4 bulan tersebut lebih besar dari bulan-bulan yang lain.
Baca juga: Simak, Berikut Jadwal Lengkap Cuti Bersama Desember 2020
Tidak dapat dibenarkan
Pun dengan orang-orang yang mengaitkan bulan Desember dengan kejadian tsunami, semua itu tidak dapat dibenarkan.
"Mengacu data ini maka pendapat yang menyebutkan bahwa Desember adalah satu-satunya bulan dengan peristiwa tsunami paling banyak tidaklah benar. Data membuktikan bahwa Desember ternyata bukan satu-satunya bulan dengan kejadian tsunami paling banyak," jelas Daryono.
Selain itu, ia menegaskan tsunami bisa terjadi kapan pun, tidak ada bulan atau waktu yang memiliki potensi terjadi tsunaminya lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang lain.
Baca juga: Ledakan di Lebanon, Bencana di Antara Pusaran Krisis Ekonomi dan Politik
Hal itu disebabkan banyaknya faktor yang melatarbelakangi mengapa sebuah gelombang tinggi bernama tsunami bisa terjadi.
"Berdasarkan sumber dan pembangkitnya, secara ilmiah tsunami memang tidak mengenal musim. Gempa tektonik, longsoran dalam laut, erupsi gunung api adalah fenomena geologis yang dapat terjadi kapan saja tidak hanya pada bulan-bulan tertentu seperti halnya fenomena cuaca dan iklim, sehingga kapan saja dapat terjadi tsunami," jelas dia.
Untuk itu, kita semua diminta untuk selalu waspada dan siaga terhadap bencana yang satu ini.
Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.
"Sebaiknya kita harus waspada dan siaga tsunami, khususnya masyarakat di wilayah pesisir yang pantainya berhadapan dengan sumber gempa di dasar laut dan sudah dinyatakan sebagai pantai rawan tsunami," pungkasnya.
Baca juga: Fenomena Topi Awan yang Terjadi Serentak di 4 Gunung, Ada Apa?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.