Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Varian Baru Virus Corona, Bagaimana Upaya Pencegahan agar Tidak Tertular?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Seorang pedagang yang mengenakan masker melintas di depan mural imbauan untuk melawan COVID-19 di Jakarta, Minggu (29/11/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Setidaknya delapan negara telah melaporkan adanya temuan varian baru virus corona yang muncul di negaranya.

Adapun negara-negara tersebut yakni, Irlandia Utara, Isreal, Singapura, Denmark, Belanda, Australia, Italia, Gibraltar, dan diduga juga muncul di Perancis, dan Afrika Selatan.

Paling dekat, Singapura mengonfirmasi bahwa mutasi virus corona seperti virus dengan jenis yang sama yang menyebar di Inggris.

Baca juga: Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guna mencegah penularan varian baru virus corona tersebut, apa hal-hal yang harus dilakukan?

Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan dr Alexander K Ginting mengatakan, semua orang berpotensi terinfeksi virus corona jenis baru yang telah bermutasi.

Ia menegaskan, infeksi tersebut banyak tercatat pada orang usia dewasa muda.

"Semua orang berpotensi, bahkan laporannya banyak ditemukan pada usia dewasa muda, lebih virulen," ujar Alexander saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/12/2020).

Alexander menambahkan, ada sejumlah tips yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun warga agar kita terhindar dari penularan virus.

"Pencegahannya bisa dengan contact tracing, karantina, isolasi, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta dengan iman, aman, dan imun," lanjut dia.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan, Bagaimana Pencegahannya agar Tidak Sampai ke Indonesia?

Pelacakan kontak

Melansir Kompas.com (28/9/2020), pelacakan kontak atau contact tracing merupakan proses mengidentifikasi, menilai, dan mengelola orang-orang yang telah terpapar suatu penyakit untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Adapun orang-orang ini adalah mereka yang termasuk kontak erat.

WHO mendefinisikan "kontak"" sebagai setiap orang yang berkontak langsung atau berada dalam jarak 1 meter selama setidaknya 15 menit dengan sesorang yang terinfeksi virus Covid-19, meski tidak bergejala.

Baca juga: Berikut 8 Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona, Bagaimana dengan Indonesia?

"Kontak" harus tetap dalam karantina mandiri selama periode pemantauan 14 hari untuk membatasi kemungkinan orang lain terinfeksi berjaga-jaga jika kontak tersebut sakit.

Menurut WHO ketika diterapkan secara sistematis, pelacakan kontak akan menutus rantai penularan, yang artinya penularan virus dapat dihentikan.

Untuk fokus pelacakan dilakukan pada kontak yang rentan, antara lain kontak rumah tangga, petugas kesehatan, tempat tertutup yang berisiko tinggi (seperti asrama, panti, rumah perawatan, dan fasilitas berjangka panjang lainnya).

Baca juga: Catat, 9 Daerah Ini Wajibkan Dokumen Rapid Test Antigen, Mana Saja?

Imunitas lemah bagi lansia

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (24/4/2020), orang berusia lanjut cenderung rentan terhadap infeksi Covid-19.

Sebab, sistem kekebalan tubuh bekerja maksimal ketika kita berada di usia produktif dan menurun seiring bertambahnya usia.

Diketahui, usia imunologis beberapa orang berbeda-beda.

Baca juga: Lansia, Covid-19, dan Vaksin Flu di Tengah Pandemi...

Beberapa orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang serupa dengan kelompok usia mereka, tetapi ada pula yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda dengan kelompok usianya.

Kendati demikian, ada beberapa orang positif Covid-19 yang masih berusia muda mengalami komplikasi lebih serius dari mereka yang lansia.

Baca juga: Kisah YouTuber Lansia Brasil, Viral karena Mencatat dan Membacakan Semua Nama Subscriber-nya

(Sumber: Kompas.com/Jawahir Gustav Rizal | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Ariska Puspita Anggraini).

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi