Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Perawat di Alabama AS Meninggal Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO
Ilustrasi hoaks
|
Editor: Gloria Natalia Dolorosa

KOMPAS.com - Di media sosial tersiar narasi seorang perawat di Alabama, Amerika Serikat, meninggal dunia setelah disuntik vaksin Covid-19.

Ia ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa 8-10 jam setelah mendapat vaksin. Namanya dirahasiakan.

Narasi ini juga mengajak orang untuk tidak mempercayai vaksin Covid-19.

Alabama Department of Public Health menyatakan narasi itu tidak benar. Lembaga kesehatan itu menegaskan, tidak ada orang yang mendapat suntikan vaksin Covid-19 di Alabama meninggal dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang Beredar

Sejumlah akun Facebook pada medio Desember ini mengedarkan narasi mengenai seorang perawat di Alabama, Amerika Serikat, berusia 42 tahun meninggal dunia 8-10 jam setelah divaksin Covid-19.

Akun ini pada Rabu (16/12/2020) menulis di statusnya bahwa informasi itu berasal dari keluarga si perawat. Berikut isi statusnya setelah dialihkan ke bahasa Indonesia:

"Lihat juga di komentar. Dibagikan dari teman perawat saya:
Menurut keluarga, salah satu perawat pertama di Alabama yang menerima v@((!Ne baru ditemukan tewas. Anafilaksis, mungkin? Kita akan lihat apa yang terjadi dengan laporan resmi.
Pembaruan: Perawat itu berusia 42, wanita Kaukasia. Waktu kematian 8-10 jam setelah mendapatkan ????. Otopsi tengah dilakukan. Keluarga ingin orang-orang mengetahuinya, tetapi mereka ingin tetap anonim untuk saat ini."

Sementara, akun ini pada Rabu (16/12/2020) juga menulis status yang sama dan mengunggah tangkapan layar berisi informasi identitas perawat yang meninggal itu.

Dalam statusnya, akun itu mengajak orang untuk tidak menerima vaksin Covid-19 dan menyarankan orang untuk mengambil risiko terkena virus corona saja.

Sementara, akun ini menulis bahwa semua orang yang mendapat vaksin akan mati. Ia juga membagikan tangkapan layar berisi informasi bahwa bibi kawannya yang adalah seorang perawat asal Alabama meninggal setelah mendapat vaksin Covid-19.

Akun ini dan ini juga membagikan informasi serupa. 

Bantahan

Narasi mengenai kematian seorang perawat di Alabama setelah disuntik vaksin virus corona segera ditanggapi Alabama Department of Public Health (ADPH). Lewat akun resminya di Facebook, Alabama Public Health menyatakan narasi itu tidak benar.

Posting tersebut tidak benar, dan tidak ada orang yang menerima vaksin Covid-19 di Alabama meninggal dunia," tulis akun itu, Kamis (17/12/2020).

Akun tersebut juga menyertakan tautan ke laman webnya berisi siaran pers. Isinya, ADPH telah menjangkau semua rumah sakit di negara bagian yang mengelola vaksin Covid-19 dan memastikan tidak ada kematian pada penerima vaksin.

ADPH menyatakan seluruh standar keselamatan dan prosedur pemantauan pasca-vaksin tersedia untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan penerima vaksin di Alabama.

"Sementara ADPH menyiapkan segalanya untuk mendistribusikan dan mengelola dosis vaksin Covid-19 secepat mungkin, imunisasi hanya diberikan setelah keamanan vaksin ditinjau dan disetujui panel ahli kesehatan terkemuka, tulis ADPH.

Ia juga membagikan saran untuk menangkal informasi keliru yang beredar mudah selama krisis ini.

Badan kesehatan itu menganjurkan untuk mencari dan membagikan informasi dari sumber terpercaya serta mencegah orang lain membagi informasi dari sumber yang tidak terverifikasi.

Vaksin Pfizer-BioNTech telah tersedia di Amerika Serikat pada 14 Desember 2020. Dosis awal dibagikan kepada dokter, perawat, pekerja medis garis depan, dan sejulmah pejabat pemerintah.

Mengutip AP, pada Selasa (15/12/2020) Alabama menerima hampir 41.000 dosis vaksin Pfizer-BioNTech pada putaran awal pengiriman. Vaksin itu dikirim ke 15 rumah sakit yang dapat menyimpan vaksin tersebut pada suhu tertentu.

Di Alabama, lebih dari 4.120 orang telah meninggal dunia karena Covid-19 dan lebih dari 300.000 orang tertular Covid-19.

Dalam dokumen FDA Briefing mengenai vaksin Pfizer-BioNTech yang terbit pada 10 Desember 2020, selama pengujian vaksin, efek samping yang kerap muncul dari suntikan vaksin Pfizer adalah reaksi di area suntikan (84,1 persen), kelelahan (62,9 persen), sakit kepala (55,1 persen), nyeri otot (38,3 persen), menggigil (31,9), nyeri sendi (23,6 persen), demam (14,2 persen).

Reaksi merugikan yang parah terjadi pada 0,0 persen hingga 4,6 persen peserta, lebih sering terjadi setelah dosis 2 diberikan ketimbang setelah dosis 1 diberikan. Reaksi parah ini umumnya lebih jarang terjadi pada peserta berusia 55 tahun ke atas dibandingkan dengan peserta yang lebih muda.

Penggunaan yang diusulkan di bawah EUA adalah untuk imunisasi aktif pencegahan Covid-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 pada individu berusia 16 tahun ke atas.

Regimen dosis yang diusulkan adalah 2 dosis, masing-masing 30 mikrogram yang diberikan dengan jarak 21 hari. FDA menyatakan vaksin Pfizer efektif mencegah, mendiagnosis, atau mengobati penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, narasi seorang perawat di Alabama, Amerika Serikat, meninggal dunia setelah menerima vaksin Covid-19 tidak benar. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi