Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afrika Selatan Bantah Pernyataan Varian Baru Virus Corona di Negaranya Lebih Berbahaya

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/JEROME DELAY
Afrika Selatan bersiap menghadapi gelombang kedua, karena banyak orang akan bepergian provinsi untuk liburan dan mengunjungi keluarga mereka.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zwelini Mkhize membantah pernyataan Inggris bahwa varian baru virus corona yang ditemukan di negaranya lebih menular dan berbahaya dibandingkan dengan varian virus yang menyebar di Inggris.

Sebelumnya, varian baru virus corona, yang dikenal sebagai 501.V2, dominan di antara infeksi baru yang dikonfirmasi di Afrika Selatan.

Temuan ini juga mendorong peningkatan penyebaran penyakit di negara tersebut.

Hal itu terlihat pada peningkatan data jumlah kasus yang dikonfirmasi, rawat inap, dan kematian setiap harinya.

"Saat ini, tidak ada bukti bahwa varian 501.V2 lebih menular dibandingkan varian di Inggris, seperti yang dikatakan Menteri Kesehatan Inggris," ujar Mkhize dikutip dari Channel News Asia, Jumat (25/12/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Juga tidak ada bukti bahwa varian itu merupakan penyakit yang lebih berbahaya atau meningkatkan kematian dibandingkan varian di Inggris atau varian lainnya yang telah dirunut di seluruh dunia," lanjut dia.

Baca juga: 13 Negara yang Laporkan Temuan Varian Baru Virus Corona

Pembatasan perjalanan

Sebelumnya, hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock, ketika mengumumkan pembatasan perjalanan dari Afrika Selatan.

Kebijakan itu dikeluarkan karena menganggap varian baru virus corona di Afrika Selatan sangat mengkhawatirkan.

Ia menyebut varian baru virus corona di Afsel lebih menular dan bermutasi lebih jauh dibandingkan strain yang ditemukan di Inggris.

Menurut Mkhize, pernyataan Menteri Kesehatan Inggris itu telah menciptakan persepsi bahwa varian di Afrika Selatan menjadi faktor utama gelombang kedua di Inggris.

"Itu tidak benar," ucap Mkhize.

Mkhize menunjukkan bukti varian baru Covid-19 di Inggris yang memiliki mutasi serupa dengan strain di Afrika Selatan muncul pertama kali di Kent pada September 2020.

Artinya, varian baru virus corona itu muncul sekitar sebulan lebih awal dibandingkan perkembangan varian Afrika Selatan.

Mkhize juga menyebutkan, pembatasan akses dari Inggris dan Afrika Selatan merupakan keputusan yang kurang menguntungkan. 

Sejauh ini, Afrika Selatan menjadi salah satu negara paling terdampak virus corona.

Jumlah individu yang terinfeksi di negara tersebut mendekati 1 juta kasus dan 26.000 orang meninggal dunia.

Sekitar 14.000 kasus positif harian terdeteksi dalam beberapa hari belakangan.

Adapun penambahan tersebut meningkat dari 8.000 hingga 10.000 kasus harian sebelumnya.

Baca juga: Moderna Klaim Vaksinnya Mampu Melindungi Varian Baru Covid-19 di Inggris 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Virus Corona dan Cara Mencegahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi