Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Varian Baru Corona di Inggris Disebutkan Rentan Menginfeksi Anak-anak...

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/OLI SCARFF
Seorang pejalan kaki mengenakan masker untuk melindungi diri dari Covid-19, di dekat papan informasi aturan Tier 3 di Inggris guna mengatasi wabah virus corona. Foto diambil di Newcastle-upon Tyne, Inggris, pada 19 Desember 2020.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Varian baru virus corona yang menyebar dengan cepat di Inggris disebutkan membawa mutasi yang dapat menyebabkan anak-anak rentan tertular virus tersebut seperti orang dewasa.

Para ilmuwan dari Kelompok Penasihat Ancaman Virus Pernapasan Baru dan Berkembang (NERVTAG) pemerintah yang melacak varian ini mengatakan, bahwa virus tersebut dengan cepat menjadi strain dominan di wilayah selatan Inggris.

Bahkan, varian baru dari virus ini dapat segera menyebar dengan cepat di seluruh negeri.

"Kami sekarang memiliki keyakinan tinggi bahwa varian ini memang memiliki keunggulan penularan dibandingkan varian virus lain yang saat ini ada di Inggris," ujar Ketua NERVTAG yang merupakan Profesor Penyakit Menular di Universitas Oxford, Peter Horby seperti dikutip dari Reuters, (27/12/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Simak, Ini 7 Gejala Terkait dengan Varian Baru Virus Corona

Menurut ahli epidemiologi penyakit menular di Imperial College London yang juga anggota NERVTAG, Neil Ferguson, terdapat petunjuk bahwa virus mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak.

"Kami belum menetapkan kausalitas apa pun tentang itu, tapi dapat melihatnya di data," ujar Ferguson.

Ferguson menambahkan, pihaknya perlu mengumpulkan lebih banyak data untuk mengetahui perilaku virus di masa mendatang.

Baca juga: Catat, 9 Daerah Ini Wajibkan Dokumen Rapid Test Antigen, Mana Saja?

Munculnya mutasi varian SARS-CoV-2 yang disebut para ahli dapat menular hingga 70 persen daripada strain sebelumnya di Inggris telah mendorong sebagian besar wilayah di negara ini kembali ke aturan pembatasan yang ketat.

Profesor NERVTAG dan spesialis virologi di Imperial College London Wendy Barclay menyampaikan, mutasi varian baru merupakan perubahan pada cara virus memasuki sel manusia, yang memungkinkan anak-anak sama rentannya terinfeksi virus seperti orang dewasa.

"Oleh karena itu, dengan pola pencampuran mereka, Anda akan melihat lebih banyak anak terinfeksi," tutur Barclay.

Baca juga: Jalan Panjang Wisma Atlet Kemayoran Sebelum Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

Dikabarkan BBC, jenis virus corona sebelumnya lebih sulit menginfeksi anak-anak daripada orang dewasa.

Salah satunya disebabkan anak-anak mempunyai lebih sedikit reseptor ACE2 yang digunakan virus untuk memasuki sel tubuh.

Melansir website farmasi UGM, angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) merupakan enzim yang menempel pada permukaan luar (membran) sel-sel di beberapa organ, seperti paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus.

Dari kejadian epidemi SARS pada 2002-2003, para peneliti telah menemukan bahwa virus SARS-CoV (penyebab SARS) dapat masuk ke dalam sel inangnya dengan berikatan dengan ACE2 sebagai reseptornya.

Baca juga: Ramai Topik soal Rapid Antigen, Apakah Sama dengan Swab Antigen?

Varian baru di Inggris

Varian baru dari virus corona SARS-CoV-2 yang menyebar lebih cepat pertama kali telah diidentifikasi di Inggris bagian tenggara.

Penemuan virus ini masih diteliti sejumlah ahli di Inggris.

Hingga 13 Desember 2020, telah terkonfirmasi setidaknya 1.108 kasus dengan varian ini yang telah diidentifikasi di wilayah Inggris bagian selatan dan timur.

Walaupun belum ada bukti bahwa strain ini berdampak pada keparahan penyakit, respons antibodi, atau pengaruhnya pada kemanjuran vaksin, kasus yang disebabkan varian baru terus meningkat.

Baca juga: Pasien Positif Covid-19, Antibodi, dan Kasus Infeksi Ulang...

Peringatan WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak anggotanya di Eropa untuk meningkatkan tindakan melawan varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang beredar di Inggris.

Di luar Inggris, varian baru virus telah dilaporkan pada sembilan kasus di Denmark, serta masing-masing satu kasus di Belanda dan Australia.

"Di seluruh Eropa, di mana penularannya intens dan meluas, negara-negara perlu menggandakan pendekatan pengendalian dan pencegahan mereka," ujar juru bicara WHO (20/12/2020).

Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...

Anggota WHO di seluruh dunia diminta merunut virus SARS-CoV-2 dan berbagi data urutan internasional, khususnya bagi negara yang melaporkan adanya mutasi virus yang sama.

WHO mencatat, strain baru dari virus corona ini kemungkinan dapat menyebar lebih mudah di antara orang-orang dan memengaruhi tes diagnostik.

"Informasi awal bahwa varian tersebut dapat memengaruhi kinerja beberapa tes diagnostik," tulis WHO.

Baca juga: Selain Inggris, Berikut Negara yang Telah Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer

Daftar negara yang konfirmasi varian baru

Hingga Sabtu (26/12/2020), setidaknya terdapat 13 negara yang melaporkan telah mengidentifikasi varian baru virus corona, VUI-202012/01, di wilayahnya.

Terbaru, Perancis melaporkan kasus pertama darii varian baru virus corona pada Sabtu (26/12/2020).

Berikut daftar negara yang melaporkan kasus dari varian baru virus corona ini:

  • Malaysia
  • Filiphina
  • Afrika Selatan
  • Singapura
  • Inggris
  • Belanda
  • Denmark
  • Australia
  • Italia
  • Irlandia Utara
  • Israel
  • Gibraltar
  • Perancis

Baca juga: Moderna Klaim Vaksinnya Mampu Melindungi Varian Baru Covid-19 di Inggris

Bagaimana agar tidak menyebar di Indonesia?

Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengungkapkan, mencegah varian baru virus SARS-CoV-2 masuk ke sebuah wilayah, termasuk Indonesia, dapat dilakukan dengan melarang orang masuk ke Indonesia.

"Sementara mutlak melarang masuknya siapa pun, baik orang asing maupun warga Indonesia sendiri yang baru pulang dari bepergian, dari wilayah yang diduga sebagai asal virus varian baru tersebut ke wilayah Indonesia," ujar Windhu, sebagaimana diberitakan Kompas.com (24/10/2020).

Selain itu, orang yang bukan berasal dari daerah asal virus varian baru juga dilarang memasuki Tanah Air.

"Kecuali yang mempunyai kepentingan sangat urgent bisa masuk dengan dikarantina di lokasi khusus minimun 14 hari sebelum menuju tujuan," lanjutnya.

Baca juga: Berikut 8 Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona, Bagaimana dengan Indonesia?

Strain virus ini, tambah Windhu, tidak bisa dideteksi lewat laboratorium PCR tes biasa dikarenakan laboratorium-laboratorium tersebut hanya bisa mendeteksi virus SARS-CoV-2 positif atau negatif, bukan variannya.

Sementara untuk mengetahui seseorang terinfeksi strain baru virus, diperlukan penelitian khusus.

Virus harus yang ditemukan di tubuh seseorang diisolasi dan diperiksa di laboratorium khusus untuk riset.

"Tidak mudah dan tidak rutin dilakukan. Mutasi virus selalu perlu dimonitor oleh lembaga-lembaga riset. Ada di Unair, UI, UGM, Lembaga Eijkman. Unair selalu melakukan riset itu untuk virus-virus yang terutama ditemukan di Jawa Timur/Surabaya," kata Windhu.

 Baca juga: Jenis Virus Corona di Indonesia Disebut Tak Masuk Kategori yang Ada di Dunia, Ini Penjelasan Eijkman

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi