Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Varian Baru Virus Corona Disebut Tidak Bisa Dideteksi PCR

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO
Ilustrasi klarifikasi
|
Editor: Gloria Natalia Dolorosa

KOMPAS.com - Baru-baru ini beredar informasi mengenai varian baru virus corona tidak bisa dideteksi oleh tes PCR.

Informasi yang tersiar di media sosial itu muncul setelah mencuat informasi soal pengumuman dari Inggris mengenai varian baru virus corona B117.

Informasi bahwa varian baru virus corona B117 tidak bisa dideteksi tes polymerase chain reaction (PCR) salah.

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menegaskan, varian baru SARS-CoV-2 tetap mampu dideteksi tes PCR.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang Beredar

Sebuah akun di Facebook menulis status mengenai mutasi virus Covid-19 yang membentuk varian baru bernama B117. Virus baru ini tengah mengganas di Inggris dan sudah masuk ke Singapura

Akun itu menulis, varian virus B117 tidak bisa dideteksi oleh PCR test atau rapid test antigen.
Berikut isi lengkap statusnya:

"Virus Covid-19 mengalami mutasi dan membentuk varian baru yg diberi nama covid-19 B117, virus jenis baru ini sedang mengganas di Inggris dan sudah masuk ke Singapura melalui seorang mahasiswi warga Singapura yg sedang mudik. Celakanya virus tersebut tidak bisa terdeteksi melalui PCR test atau Rapid test Antigen.
Ternyata kemampuan manusia sangat terbatas. Tiada lagi tempat bergantung dan mohon pertolongan selain Allah. Laa haula wa laa quwwata illa billah."

Penjelasan

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menegaskan, varian baru SARS-CoV-2 tidak bisa dideteksi tes PCR salah.

"Tetap mampu mendeteksi," katanya kepada Kompas.com, Minggu (27/12/2020).

Pernyatannya itu didasarkan pada penelitian dari British Medical Journal yang terbit pada 23 Desember 2020. Kasus pertama dari varian B.1.1.7 tercatat pada 20 September 2020.

Dalam penelitian itu, Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London Wendy Barclay mengatakan, tes PCR tergantung pada tiga pengujian yang berbeda. Salah satu pengujian mendeteksi Spike atau bagian lonjakan virus.

"Salah satu cara (varian virus baru) ini diambil adalah bahwa bagian Spike dari pengujian tampaknya tidak bekerja dengan baik pada varian ini. Ini bukanlah masalah dari segi jumlah kasus, karena kami memiliki dua bagian cadangan lain yang masih mendeteksi virus," katanya.

Lewat akunnya di Twitter, Zubairi menjelaskan bahwa tes PCR bisa mendeteksi tiga Spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda. Dengan demikian, varian baru virus corona masih tetap bisa dideteksi tes PCR.

Selain itu, varian baru virus corona ini tidak mempengaruhi hasil dari vaksinasi.

"Karena vaksinasi tidak membentuk satu respons antibodi saja. Yang harusnya terpengaruh adalah kebijakan kita dan keputusan orang untuk berlibur. Sekali lagi, mari perketat tali masker," tulis Zubairi.

Dilansir dari Kompas.com, varian baru virus corona yang menyebar dengan cepat di Inggris disebutkan membawa mutasi yang dapat menyebabkan anak-anak rentan tertular virus tersebut seperti orang dewasa.

Para ilmuwan dari Kelompok Penasihat Ancaman Virus Pernapasan Baru dan Berkembang (NERVTAG) pemerintah yang melacak varian ini mengatakan, bahwa virus tersebut dengan cepat menjadi strain dominan di wilayah selatan Inggris.

Bahkan, varian baru dari virus ini dapat segera menyebar dengan cepat di seluruh negeri.

"Kami sekarang memiliki keyakinan tinggi bahwa varian ini memang memiliki keunggulan penularan dibandingkan varian virus lain yang saat ini ada di Inggris," ujar Ketua NERVTAG yang merupakan Profesor Penyakit Menular di Universitas Oxford, Peter Horby.

Terdapat petunjuk bahwa virus mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi mengenai varian baru virus corona tidak bisa dideteksi oleh tes PCR tidak benar. Varian baru SARS-CoV-2 tetap mampu dideteksi tes PCR.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi