KOMPAS.com - Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan.
Hingga Senin (28/12/2020) pagi pukul 07.02 WIB, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 81.118.606 kasus.
Dari jumlah itu, sebanyak 1.771.342 orang meninggal dunia, dan 57.273.250 orang dinyatakan sembuh.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.
Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:
- Amerika Serikat: 19.549.211 kasus, 340.952 orang meninggal dunia, dan 11.481.970 orang sembuh
- India: 10.208.725 kasus, 147.940 orang meninggal dunia, dan 9.781.945 orang sembuh
- Brasil: 7.484.285 kasus, 191.139 orang meninggal dunia, dan 6.475.466 orang sembuh
- Rusia: 3.050.248 kasus, 54.778 orang meninggal dunia, dan 2.450.829 orang sembuh
- Perancis: 2.559.686 kasus, 62.746 orang meninggal dunia, dan 189.941 orang sembuh
- Inggris: 2.288.345 kasus, dan 70.752 orang meninggal dunia
- Turki: 2.147.578, 19.878 orang meninggal dunia, dan 2.015.230 orang sembuh
- Italia: 2.047.696 kasus, 71.925 orang meninggal dunia, dan 1.394.011 orang sembuh
- Spanyol: 1.869.610 kasus, dan 49.824 orang meninggal dunia
- Jerman: 1.655.322 kasus, 30.502 orang meninggal dunia, dan 1.236.700 orang sembuh.
Baca juga: Penularan Masih Tinggi, Anggap Semua Orang adalah Pembawa Virus Corona...
Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara, dilansir dari The Guardian, Minggu (27/12/2020):
Rusia
"Dia (Putin) mengatakan akan menerima vaksin, dia telah mengambil keputusan ini, dan sedang menunggu hinga prosedur formal selesai dilengkapi," kata Dmitry Peskov, Jubir Presiden.
Sebelumnya, Putin telah menyampaikan bahwa vaksin Sputnik V aman dan efektif. Dia juga tidak melihat ada alasan bagi orang-orang untuk menolak divaksin.
Rusia telah memulai program vaksinasi menggunakan Sputnik V sejak awal Desember. Vaksinasi dimulai dengan kelompok paling rentan yang ada di Moskow.
Baca juga: Ilmuwan Akan Lakukan Uji Coba Gabungan Vaksin Oxford dan Sputnik V
Lebanon
Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan, pengiriman pertama vaksin virus corona Pfizer-BioNTech akan tiba di negara itu pada Februari 2021.
"Lebanon akan menerima vaksin pada pertengahan Februari secara bertahap. Pengiriman ini akan mencakup 15 persen dari populasi," demikian pernyataan pejabat setempat.
Setelah vaksin itu tiba, mereka akan mengamankan vaksin tambahan untuk 20 persen populasi lainnya.
Pemerintah Lebanon mengizinkan klub malam dan bar dibuka kembali menjelang liburan Natal, meskipun ada kritik dari para dokter bahwa tingkat ketersediaan bed rumah sakit sudah sangat rendah.
Lebanon juga sedang bergulat dengan krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990.
Baca juga: Kemiskinan Ekstrem Landa Pengungsi Suriah di Lebanon, Bagaimana Kondisinya?
Kanada
Dr Barbara Yaffe, kepala asosiasi medis provinsi Ontario Kanada, mengatakan, dua kasus pertama yang dikonfirmasi adalah pasangan dari wilayah Durham.
Namun, masih belum diketahui apakah pasangan itu memiliki riwayat perjalanan, terkena paparan virus, atau kontak dekat dengan orang yang berisiko menularkan.
Saat ini, warga Ontario menjalani lockdown sebagai upaya untuk menanggulangi persebaran virus, terutama varian baru yang diketahui lebih menular.
Spanyol
Seorang perempuan berusia 96 tahun menjadi warga Spanyol pertama yang menerima vaksin virus corona. Imunisasi itu disiarkan langsung oleh televisi nasional.
Araceli Rosario Hidalgo Sanchez, seorang pensiunan yang tinggal di panti jompo Los Olmos, Guadalajara, mengatakan, dirinya merasa baik-baik saja setelah menerima vaksin Pfizer-BioNTech.
Panti jompo Los Olmos dipilih sebagai lokasi pertama vaksinasi Spanyol, karena lokasinya yang berdekatan dengan gudang penyimpanan vaksin Pfizer.
Baca juga: Nenek 96 Tahun Jadi Orang Spanyol Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19
Swiss
Ratusan turis Inggris yang tengah menjalani masa isolasi di Swiss melarikan diri dari lokasi isolasi.
Menurut surat kabar lokal, SonntagsZeitung, sekitar 200 dari 420 turis yang menginap di resor mewah Alpine, kabur dari resor itu pada malam hari.
Pemerintah Swiss memberlakukan karantina 10 hari untuk siapa saja yang tiba dari Inggris sejak 14 Desember 2020, setelah adanya varian baru Covid-19 yang berpotensi lebih menular.
"Banyak dari mereka tinggal di lokasi karantina selama sehari sebelum mereka berangkat tanpa diketahui pada malam hari," kata Jean-Marc Sandoz, juru bicara Kota Bagnes, kepada SZ.
Sejauh ini, dua kasus yang berkaitan dengan varian baru telah terdeteksi di Swiss, dan satu di negara tetangga Liechtenstein.