Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 6 Vaksin yang Akan Digunakan Indonesia, Baru Sinovac yang Sudah Pasti

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS via BBC INDONESIA
Kanada telah mendapatkan cukup vaksin untuk memvaksinasi seluruh penduduknya sebanyak lima kali.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pada pertengahan Desember 2020, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa vaksinasi Covid-19 akan dilakukan secara bertahap mulai Januari 2021.

Ia juga memastikan, vaksin Covid-19 ini tidak berbayar atau gratis.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mengeluarkan aturan mengenai distribusi, prioritas penerima, prioritas wilayah penerima, dan pelaksanaan vaksinasi 2021.

Aturan itu tertuang dalam Permenkes Nomor 84 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Bagaimana perkembangan vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah sebelumnya telah menetapkan 6 jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia, seperti yang tertuang dalam Surat Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Keenam vaksin tersebut adalah vaksin PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac.

Baca juga: Para Ahli Soroti Data Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac, Ini Alasannya

Dari 6 jenis vaksin itu, Indonesia saat ini baru mendapat kepastian dan komitmen dari Sinovac.

Sementara, untuk vaksin lainnya masih dalam tahap negosiasi.

"Sampai sekarang yang sudah memberikan kepastian dan komitmen adalah Sinovac. Sementara yang lain masih tahap negosiasi," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr. Nadia Tarmizi, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/12/2020).

Menurut Nadia, penetapan vaksin yang akan digunakan itu tak ada hubungan dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan produsen vaksin. 

"Tidak ada hubungannya dengan pembuat vaksin, karena ini (berdasarkan) kajian yang memastikan kira-kira vaksin mana yang potensi untuk bisa didapatkan," jelas dia.

"Kepmenkes ini bisa direvisi sesuai situasi, tapi yang penting tidak sembarangan produk vaksin ada di Indonesia," ujar Nadia.

Jika kesepakatan antara produsen vaksin itu tidak tercapai, Nadia mengatakan, Indonesia masih memiliki opsi diplomasi multilateral melalui COVAX.

"Ada diplomasi multilateral, dengan Indonesia masuk dalam COVAX Inisiatif. Jadi gabung dengan CEPI dan Gavi," kata dia.

Baca juga: Kemanjuran Vaksin Sinovac Berbeda di Beberapa Negara, Bagaimana Bisa?

Sementara itu, Juru Bicara dan Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan pemerintah masih mengupayakan pengadaan vaksin Covid-19.

"Bio Farma dan pemerintah terus berupaya mengakses dan menghadirkan suplai vaksin," kata Bambang saat dihubungi secara terpisah, Selasa.

Menurut dia, kerja sama jalur bilateral dengan sejumlah produsen vaksin dan jalur multilateral dengan COVAX masih dalam proses.

Ia juga membenarkan bahwa Indonesia sampai saat ini baru mencapai kesepakatan dengan Sinovac.

Bio Farma akan mendukung pengembangan serta produksi vaksin merah putih.

Soal target 30 juta dosis vaksin akhir 2020, Bambang menyebutkan, masih menunggu izin dari BPOM.

"Kita menunggu izin penggunaan dari BPOM dulu," kata Bambang.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Vaksin Covid-19 yang Ditetapkan untuk Vaksinasi di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi