Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Jelantah Jangan Dibuang Sembarangan, Bisa Diubah Jadi Biodisel

Baca di App
Lihat Foto
DOK. RW 05 Jatinegara
Ilustrasi minyak jelantah
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Minyak jelantah menjadi salah satu limbah cair yang tak jarang ditemukan pada rumah tangga.

Meski terlihat sepele, membuang minyak jelantah ke tempat pencucian piring maupun tanah memiliki dampak buruk.

Head of Communication and Engagement Waste 4 Change (W4C), Hana Nur Aliana, mengatakan dampak terkecil membuang minyak jelantah sembarangan ialah kerusakan pada tempat pembuangan. W4C merupakan startup yang menyediakan layanan manajemen limbah.

"Jika menuang minyak bekas penggorengan ke wastafel, maka hal tersebut dapat menyumbat atau bahkan merusak pipa saluran airnya," kata Hana saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/12/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara, ia mengatakan, dampak terbesar membuang minyak jelantah sembarangan adalah pencemaran tanah dan sumber air.

"Jika dibuang ke tanah, maka minyak tersebut dapat mencemari tanah dan sumber air, karena sifatnya yang sulit untuk menyatu dan sulit terurai," lanjut dia.

Baca juga: Jangan Buang Minyak Jelantah ke Saluran Pembuangan, Ini Dampaknya...

Guna mencegah dampak lingkungan tersebut, W4C mengadakan kampanye yang mengajak masyarakat bijak mengelola minyak jelantah. Masyarakat dapat mengirimkan minyak jelantahnya ke W4C untuk didaur ulang.

Namun sebelum dikirim, masyarakat harus melakukan 3T tersebut pada minyak jelantah, yakni tiris, tuang, dan tampung. Artinya, minyak jelantah yang dikirimkan sudah dalam kondisi bersih dari sisa-sisa bahan makanan.

Kampanye bijak mengelola minyak jelantah tersebut diunggah akun Instagram @waste4change.

Minyak jelantah diubah jadi biodisel

Hana menjelaskan, minyak jelantah yang dikirimkan masyarakat kepada W4C akan diolah menjadi biodiesel.

"Minyak bekas atau jelantah yang terkumpul dari masyarakat akan dikirimkan kepada mitra pengolah kami untuk dijadikan biodiesel," ujar dia.

Baca juga: Daur Ulang Minyak Jelantah Jadi Biodiesel, Kelompok Masyarakat ini Raup Omzet Rp 2 Juta per Hari

Ia mengungkapkan ada dua tahapan utama dalam menyulap minyak jelantah menjadi biodiesel.

Pertama adalah tahap pemurnian. Di tahap itu, partikel residu seperti sisa makanan, remahan, air, dan lain sebagainya akan dilepaskan, atau dipisah dari cairan minyak.

"Minyak jelantah juga mengandung asam lemak (free fatty acids/FFAs). Asam lemak ini kemudian perlu menjalani perlakuan khusus agar siap diubah menjadi biofuel," jelas Hana.

Tahap kedua ialah transesterifikasi atau mengkombinasikan ester dengan alkohol.

"Dalam konteks ini, ester yang dipakai ialah minyak jelantah yang dikombinasikan dengan metil alkohol atau metanol," jelas Hana.

Setelah itu akan digunakan sedikit katalis, biasanya berupa sodium klorida untuk memicu terjadinya reaksi kimia.

Baca juga: Kurangi Pencemaran Lingkungan, Warga Jakut Diajak Sedekahkan Minyak Jelantah

Kampanye bijak mengelola minyak jelantah oleh W4C ini sudah dimulai sejak Juni 2020 dan saat ini masih berlangsung. Hana mengklaim hingga saat ini respons yang ditunjukkan masyarakat sangat baik.

"Respons publik sangat baik, karena ternyata banyak yang belum tahu dampak bila jelantah dibuang sembarangan terhadap lingkungan, apalagi di kalangan milenial," ucapnya.

Ia mencontohkan ketika pertama kali mempublikasikan informasi terkait program kampanye ini ke TikTok, mereka langsung mendapat tambahan 12 ribu pengikut baru dalam satu hari.

Selain itu, mereka sudah menerima minyak jelantah dari masyarakat hingga ratusan liter.

"Dalam jumlah jelantah yang terkumpul saat ini sudah ada 513 liter dengan 10 mitra atau titik lokasi pengumpulan di Jabodetabek," sebut dia.

W4C tengah menjalin kerja sama dengan Kota Bekasi pada momentum peringatan Hari Peduli Sampah Nasional akhir Februari 2021. Target kerja sama ini adalah mengekspor minyak jelantah.

"Kerjasama dengan bekasi untuk target ekspor minyak jelantah perdana dari Kota Bekasi di Hari Peduli Sampah Nasional, bulan Februari 2021 akhir," pungkas Hana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi