Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Baru Virus Corona Lebih Menular, Ini yang Harus Diwaspadai

Baca di App
Lihat Foto
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris memiliki mutasi pada bagian receptor-binding domain, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel tubuh manusia.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Varian baru virus corona yang teridentifikasi di Inggris mulai menyebar ke berbagai negara, di tengah upaya program vaksinasi Covid-19.

Hingga saat ini, sekitar 19 negara melaporkan adanya varian baru tersebut, termasuk Singapura dan Malaysia.

Akibatnya, banyak negara mulai menutup penerbangan dari dan ke Inggris demi mencegah penyebaran varian baru virus corona itu.

Varian baru ini disebut lebih menular, tetapi tidak menyebabkan situasi atau kondisi yang lebih parah pada penderita Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Studi: Varian Baru Virus Corona Lebih Menular, tetapi Tidak Sebabkan Kondisi Lebih Parah

Apa yang perlu diwaspadai dari varian baru virus corona ini?

Ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, tingkat penularan yang lebih cepat dari varian baru Covid-19 ini bisa berakibat sangat serius bagi Indonesia.

Sebab, orang-orang dengan risiko tinggi akan semakin mudah terinfeksi dan berdampak pada meningkatnya angka kematian.

"Walaupun tidak terjadi keparahan yang lebih, tapi dia lebih menularkan 40-70 persen, itu sudah sangat serius akibatnya," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (31/12/2020).

"Karena dia (varian baru) jadi sangat mudah menginfeksi orang yang berisiko atau memiliki komorbid, sehingga angka kematian akan tinggi," lanjut dia.

Tak hanya itu, tingkat hunian rumah sakit juga bisa meningkat 3-4 kali lipat. Padahal, kapasitas rumah sakit di banyak daerah saat ini sudah penuh.

Di DKI Jakarta, misalnya, data terakhir hingga 20 Desember 2020, mencatat, 85 persen tempat tidur isolasi pasien Covid-19 sudah terisi dan 80 persen untuk ICU.

Sementara itu, di RS Darurat Wisma Atlet, tingkat keterisian sudah mencapai 65 persen.

Tower 5 yang difungsikan sebagai tempat isolasi mandiri juga tidak lagi menerima pasien tanpa gejala.

Baca juga: [POPULER TREN] 6 Negara Asia Laporkan Varian Baru Virus Corona | Cara Cek Akses Whatsapp

Dicky mengingatkan, negara yang belum mengendalikan pandemi Covid-19, seperti Indonesia, akan sangat berpotensi melahirkan adanya mutasi baru lain.

"Ini artinya bisa terjadi juga di Indonesia, karena situasi pandemi yang tidak terkendali akan menyebabkan infeksi banyak," ujar Dicky.

"Virus ini mudah sekali menginfeksi orang. Kalau banyak infeksi, ya banyak virus. Kalau seperti itu ya probabilitas terjadi mutasi juga tinggi," kata dia.

Strategi 5M

Oleh karena itu, Dicky mengatakan, strategi pencegahannya pun harus lebih ditingkatkan lagi, baik 3T maupun 3M.

Menurut dia, pemerintah harus terus melakukan peningkatan testing, setidaknya sesuai dengan jumlah penduduk dan eskalasi pandemi.

Tak hanya itu, upaya testing juga harus mengarah pada tingkat positivity rate yang mencapai 5 persen.

Untuk masyarakat, Dicky menyebut strategi 3M harus ditambah menjadi menjadi 5M.

"Sekarang 3M kurang, harus ditambah 5M untuk mengantisipasi strain baru ini. 5M itu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi dan mencegah keramaian," kata Dicky.

Baca juga: Finlandia Laporkan Kasus Varian Baru Virus Corona Inggris dan Afrika Selatan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi