Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Penularan Virus Masih Tinggi, Tahun Baru Sebaiknya di Rumah Saja

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA
Penumpang antre untuk memasuki area peron di memasuki Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (25/12/2020). PT Kereta Api Indonesia telah menjual 428.000 tiket KA untuk periode masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 keberangkatan 18 Desember 2020 - 6 Januari 2021.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Penyebaran dan penularan virus corona di dunia, termasuk Indonesia, belum terkendali.

Bahkan, menjelang akhir tahun 2020, ditemukan varian baru virus corona yang disebut lebih menular.

Upaya pencegahan penyebaran virus corona dilakukan dengan berbagai langkah, seperti menerapkan protokol kesehatan yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Masyarakat tidak boleh lengah dalam menerapkan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari kerumunan atau menjaga jarak.

Pada malam tahun pergantian tahun 2020 menuju 2021 dan libur tahun baru, disarankan agar tetap di rumah saja, mengingat risiko penularan masih tinggi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Stay at Home! Ini 8 Aktivitas Seru untuk Malam Tahun Baru di Rumah

Risiko penularan masih tinggi

Pakar Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama, S.Ked., MPH mengingatkan, risiko penularan virus masih tinggi, apalagi di tempat-tempat ramai.

"Sarannya jangan liburan terutama ke tempat ramai karena tidak ramai saja bisa ketularan (virus)," kata Bayu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (31/12/2020).

Menurut dia, lebih baik masyarakat tetap tinggal di rumah, dengan tetap tidak mengundang banyak orang.

"Rumusnya ventilasi, durasi, jarak, dan 3M. Kalau outdoor terus ramai sekali sehingga tidak bisa jaga jarak dan pakai masker kurang benar atau tidak standar ya risikonya tetap tinggi," ujar Bayu.

"Apalagi indoor dan tempat makan-makan. Sebaiknya di rumah saja, jangan undang orang ramai-ramai juga," lanjut dia.

Bayu menegaskan, akan percuma jika di rumah saja tetapi mengundang teman-teman atau orang yang tidak diketahui risiko yang dibawanya.

Risiko akan meningkat seiring dengan semakin banyak orang.

"Indoor lebih bahaya dari outdoor, apalagi keramaian yang orang-orangnya tidak bisa disiplin dengan masker," kata dia.

Jika terpaksa harus bepergian, diimbau untuk memilih tempat yang tidak ramai dan terbuka.

"Lebih bagus lagi lihatnya dari mobil, masker always on (selalu dipakai) dan pakai yang standar dengan cara yang benar," ujar Bayu.

Baca juga: Penularan Masih Tinggi, Anggap Semua Orang adalah Pembawa Virus Corona...

Rapid test atau PCR

Ia juga mengingatkan, melakukan rapid test atau PCR sebelum bepergian juga tidak akan efektif.

"Tidak efektif kalau cuma sekali. Karena beda hari beda efektivitas tes," kata dia.

Akurasi tes sangat rendah jika hanya dilakukan sekali tanpa kriteria tambahan, seperti kontak erat, ada gejala, dan lain-lain.

"Makanya kalau ada yang bilang saya sudah tes pcr negatif jadi enggak apa-apa kumpul-kumpul, itu berarti dia tidak paham perjalanan penyakitnya Covid-19. Dan itu percuma," ujar dia.

Dari sisi pemerintah, menurut dia, seharusnya dapat melarang aktivitas yang melibatkan atau berpotensi menjadi kerumunan banyak orang, terutama di ruangan atau indoor.

"Melakukan pengawasan dan pendataan lokasi yang melakukan acara-acara tahun baru, meminta semua tempat disiplin dalam mencatat mereka yang datang mulai dari KTP dan nomor ponsel," ujar Bayu. 

Pemerintah juga harus menindak tegas siapa pun yang tidak mematahui aturan.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi