KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menampilkan delapan tangkapan layar mengenai dugaan jual beli hasil tes PCR dengan bermodalkan KTP viral di media sosial Instagram pada Rabu (30/12/2020).
Adapun tangkapan layar tersebut diunggah oleh akun Instagram dr Tirta Mandira Hudhi.
Baca juga: Viral Spanduk Promosi Diri untuk Temani Malam Tahun Baru, Ini Penjelasannya...
Informasi mengenai dugaan jual beli ini diduga dilakoni oleh pemilik akun Instagram @hanzdays.
Salah satu foto tersebut berisi keterangan yang menyebutkan bahwa masyarakat yang ingin hasil tes PCR negatif, tidak perlu melakukan swab ke lokasi langsung, namun hasil bisa didapatkan dengan bermodalkan KTP.
Lalu, hasil tersebut akan jadi dalam waktu 1 jam kemudian.
Baca juga: Sering Dikeluhkan, Mengapa Hasil Tes Swab atau PCR Cenderung Lama?
Selain itu, hasil tes PCR tersebut disebutkan dapat digunakan di seluruh perjalanan Indonesia, tidak hanya ke Bali.
Pada foto lainnya, tertera hasil tes PCR dalam format .pdf yang dikirimkan melalui aplikasi WhatsApp.
"Hari ini lolos Bali 3 orang," tulis keterangan pada foto kedua.
Baca juga: Ramai Topik soal Rapid Antigen, Apakah Sama dengan Swab Antigen?
Diketahui harga jasa edit hasil tes PCR tersebut dibanderol dengan harga Rp 650.000.
Beberapa warganet menyebutkan bahwa pada hasil tes PCR yang berformat .pdf ini diduga tertera logo Bumame Farmasi.
Hingga kini lebih dari 127.214 orang menyukai unggahan dari dr Tirta tersebut.
Baca juga: Trending di Twitter, Mengenang 20 Tahun Kepergian Riyanto
Penjelasan
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, pengunggah sekaligus influencer Tirta Mandira Hudhi atau yang akrab disapa dengan dr Tirta ini mengunggah beberapa tangkapan layar percakapan kepada akun Instagram @hanzdays.
Dalam percakapan tersebut, pemilik akun @hanzdays mengatakan bahwa dirinya mendapatkan PDF hasil PCR dari temannya.
Pemilik akun @hanzdays mengaku, ia belum menjual hasil PCR kepada siapa pun.
"Gue belom jualan apapun demi allah, udh gue hapus juga, itu pdfnya bisa diedit pake photoshop, kalo gue minta tolong buat hapus postingannya bisa ga yak?" tulis akun Instagarm @hanzdays.
Baca juga: Mengenal Vaksin Sinovac yang Telah Tiba di Indonesia
Mengetahui balasan tersebut, Tirta menegaskan bahwa pandemi Covid-19 jangan dimanfaatkan untuk hal seperti ini.
"Covid itu jangan dimanfaatkan buat ginian. Enggak elok. Ente tahu? Berapa banyak yang remuk karena kebijakan ini? Antre buat test doang," ujar Tirta dalam postingannya.
Kepada Kompas.com, dr Tirta membolehkan untuk mengutip unggahan atau pernyataan tersebut.
Baca juga: Simak, Ini 7 Gejala Terkait dengan Varian Baru Virus Corona
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap praktik jual beli hasil PCR palsu.
Namun, ketika dikonfirmasi lebih lanjut oleh Tirta, pemilik akun Instagram @hanzdays mengungkapkan bahwa sudah banyak pelanggan yang membeli jasanya.
"Banyak kok yang sudah lolos. Yang mereka (tenaga kesehatan) cek: surat print PCR, KTP (apakah sesuai nama di suratnya), PDF (buat bikin mereka percaya karena ada bukti onlinenya), dan hasil yang negatif," tulis akun @hanzdays dalam tangkapan layar.
Baca juga: Viral, Video Detik-detik Truk Boks Terobos Lampu Merah hingga Tabrak Pengendara Motor di Klaten
Tanggapan pihak Bumame Farmasi
Sementara itu, hingga Kamis (31/12/2020) malam, Kompas.com belum mendapatkan penjelasan dari Bumame Farmasi terkait unggahan tersebut.
Konfirmasi yang dilakukan pada kontak yang tertera di akun Instagram @bumame_farmasi, Home Service: 0811-959-xxxx belum juga mendapatkan tanggapan.
Kendati demikian, melansir akun @bumame_farmasi, dijelaskan bahwa semua staf Bumame Farmasi tidak bisa mengeluarkan surat hasil palsu.
Baca juga: Catat, 9 Daerah Ini Wajibkan Dokumen Rapid Test Antigen, Mana Saja?
Semua hasil tes yang keluar dari lab, disebutkan melewati proses validasi oleh admin dan dokter supaya tidak ada kesalahan dan pemalsuan.
Untuk mencegah pemalsuan hasil di masa mendatang, pihak Bumame Farmasi akan mengimplementasikan kode QR unik pada semua surat hasil yang dikeluarkan.
Dengan kode QR unik ini, pelanggan dapat mengakses hasil tes asli yang disimpan di database Bumame Farmasi.
Selain itu, mereka mengecam semua bentuk pemalsuan yang bukan hanya tidak pidana, tapi juga membahayakan masyarakat Indonesia.
Baca juga: Ramai Topik soal Rapid Antigen, Apakah Sama dengan Swab Antigen?
Kronologis pemalsuan hasil tes
Selain itu, pihak Bumame Farmasi juga mengungkapkan kronologi terkait pemalsuan hasil tes dari akun @hanzdays.
Berikut rinciannya:
1. @hanzdays mempublikasikan "YANG MAU PCR CUM BUTUH KTP GAUSAH SWAB BENERAN. 1 JAM JADI, BISA DIPAKE DI SELURUH INDONESIA GAK CUMA BALI. DAN TANGGALNYA BISA PILIH H-1/H-2. 100% LOLOS TESTIMONI UDAH 30+".
2. @hanzdays mempublikasikan kalau temannya sampai ke Bali dengan hasil tes palsu tersebut.
3. @hanzdays memberitahukan harga hasil tes palsu Rp 650.000 dan membuat klaim palsu kalau dokter Bumame Farmasi merupakan teman akun @hanzdays.
4. @dr.tirta membantah @hanzdays supaya tidak melakukan hal tidak etis seperti ini dengan mempublikasikan postingan @hanzdays.
5. Kemudian, @hanzdays meminta maaf kepada @dr.tirta melalui direct message (DM) Instagram dan mengakui kalau hasil tes palsu yang dijual adalah hasil edit dari Photoshop.
Selain itu, pihak Bumame Farmasi juga berterima kasih kepada dr Tirta lantaran berhasil mencegah aktivitas yang dapat membahayakan rakyat Indonesia.
Baca juga: 6 Daerah yang Berlakukan Pembatasan Jalan Saat Malam Tahun Baru, Mana Saja?