Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Ini Alami Cegukan 72 Jam Sebelum Dinyatakan Positif Covid-19, Kasus Pertama?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi cegukan
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Mengalami cegukan terkadang dapat membuat tidak nyaman, apalagi kalau dalam jangka waktu yang tidak lama.

Cegukan atau singultus adalah kondisi ketika seseorang mengeluarkan bunyi "hik" tanpa disengaja.

Tiap orang pernah mengalami kondisi ini, termasuk bayi dan anak-anak.

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal SMS Vaksinasi yang Mulai Dikirimkan Hari Ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa sangka, ada kasus dari sesorang yang mengalami cegukan ternyata adalah awal sebelum dirinya terinfeksi Covid-19. 

Sebuah studi yang belum ditinjau menunjukkan seorang pria berusia 64 tahun mengalami cegukan selama lebih dari 72 jam sebelum dinyatakan positif Covid-19.

Dikutip dari Best Life, 26 Desember 2020, dia lalu dilarikan ke ruang gawat darurat untuk segera mendapat bantuan.

Baca juga: Pasien Covid-19 Disebutkan Bisa Alami Gejala Psikotik, seperti Apa Gejalanya?

Setelah dirontgen di bagian dada, ada tanda dirinya mengalami penyakit paru-paru serius, dan hasil tes menunjukkan ia positif Covid-19.

Pria ini mengalami cegukan selama total tujuh hari dan tak pernah mengeluhkan gejala umum Covid-19 seperti batuk atau demam.

Ternyata, kasus seperti ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi.

Baca juga: Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19

Bukanlah kasus pertama

Sebelumnya, seorang pria 62 tahun di Illinois, Amerika Serikat juga mengalami cegukan tanpa henti sehingga membuatnya diperiksa dan dinyatakan positif Covid-19.

Melansir Forbes, 5 Agustus 2020, kasus ini dipublikasikan dalam American Journey of Emergency Medicine.

Pria lansia tersebut telah mengalami cegukan selama empat hari dan kehilangan berat badan sampai 12,5 kilogram dalam empat bulan.

Baca juga: Ramai soal Dugaan Hasil Tes PCR Dijual Bebas, Ini Penjelasannya...

Ia pun mendatangi instalasi gawat darurat Cook County Health, Illnois, Amerika Serikat.

Dua dokter peneliti di rumah sakit itu, Garret Prince dan Michelle Sergel mengatakan pria tersebut tak memiliki gejala Covid-19, seperti demam, hidung tersumbat, sesak napas, radang tenggorokan, hingga sakit di dadanya.

Ketika itu, suhu tubuhnya 37,3 derajat celcius dan dua dokter ini juga menyebut pria itu punya penyakit diabetes, arteri koroner, dan hipertensi.

Namun, karena melihat kondisi cegukan yang tak normal tersebut, dokter tak berani membiarkan pria tersebut pulang.

Faktanya, cegukan berkepanjangan menandakan ada sesuatu yang terus menganggu atau merusak saraf.

Baca juga: Simak, Ini 7 Gejala Terkait dengan Varian Baru Virus Corona

Penyebab cegukan terus menerus

Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan cegukan, namun penyebab umumnya adalah masalah gastrointestinal, seperti refluks asam.

Hal itu diungkapkan oleh Dr Shipley dari Northwell Health-GoHealth Urgent Care seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 14 Agustus 2020.

Refluks asam adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan yang menimbulkan sensasi seperti terbakar, sehingga dapat menyebabkan perut mulas.

Namun, masalah gastrointestinal bisa jadi merupakan efek samping dari konsumsi obat-obatan tertentu.

Baca juga: Viral Info Ashraf Sinclair Meninggal karena GERD, Ini Penjelasan Dokter

Apabila mengalami cegukan dan tidak berhenti selama lebih dari 48 jam, ia menyarankan untuk segera menemui dokter.

"Jika seseorang datang dengan mengalami cegukan selama empat hari, saya tidak akan mengabaikannya," tuturnya.

Cegukan kronis bisa menjadi tanda masalah yang mendasari seperti tumor, diabetes, atau gangguan gastrointestinal, demikian menurut Mayo Clinic.

Namun, jika kita terpapar virus corona, tidak menerapkan jarak sosial, atau menunjukkan gejala lebih umum seperti batuk dan demam, Dr Shipley menganjurkan untuk segera menjalani tes Covid-19.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo infografik: Beda Test Antigen, Rapid Test Antibodi, dan PCR

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi