Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi Bencana Awal Tahun: Banjir Jakarta 2020 dan Gempa Sumba 2021...

Baca di App
Lihat Foto
DOKUMENTASI BNPB
Tampilan banjir Jakarta dari helikopter yang mengangkut Kepala BNPB Doni Monardo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat mereka meninjau kondisi banjir terkini pada Rabu (1/1/2020).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena bencana alam.

Selain terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yakni lempe Indo-Australia, Eurasi, dan Pasifik, Indonesia juga terletak dalam jalur lingkar cincin api atau ring of fire.

Karena itulah, masyarakat Indonesia sudah akrab dengan beragam fenomena bencana alam, mulai dari kebakaran hutan, tanah longsor, tsunami, gunung meletus, banjir, hingga gempa bumi.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa menjadi salah satu bencana yang kerap terjadi, bahkan beberapa di antaranya menyebabkan gelombang tsunami.

Sejauh ini, tidak ada alat yang benar-benar bisa memprediksi kapan bencana-bencana di atas akan datang menghampiri. 

Baca juga: Mengapa Bandung Kerap Diterjang Banjir?

Berikut fenomena bencana di awal tahun 2020 dan 2021:

Banjir Jakarta

Diberitakan Kompas.com (2/1/2020), sejumlah wilayah di lima wilayah kota Jakarta terendam banjir sejak Rabu, 1 Januari 2020.

Menurut BMKG, banjir Jakarta dan sekitarnya disebabkan karena curah hujan yang ekstrem.

Hasil pemantauan BMKG di Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, curah hujan mencapai 377 milimeter.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?

Angka tersebut disebutkan merupakan curah hujan tertinggi yang menerpa Jakarta, dengan rekor sebelumnya pada 2007 dengan catatan 340 milimeter per hari.

Tercatat 31.323 warga yang berasal dari 158 kelurahan mengungsi karena rumahnya terendam banjir.

Banjir tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga jalan-jalan protokol Jakarta.

Bahkan salah satu warga di Ciputat meninggal karena tersengat listrik di rumahnya yang tengah terendam banjir.

Baca juga: Melihat Cara Belanda Mengatasi Banjir...

 

Di tengah situasi banjir yang terjadi, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan bahwa seluruh akses jalan tol dalam kota digratiskan hingga 2 Januari 2020 pukul 12.00 WIB.

Kebijakan ini sebagai bentuk kompensasi Pemerintah bagi masyarakat yang terdampak banjir.

"Hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yg merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. Hujan kali ini bukan hujan biasa," ujar Doni Monardo, Kepala BNPB sebagaimana diberitakan Kompas.com (1/1/2020).

Baca juga: Saat Curah Hujan Ekstrem Dituding Jadi Penyebab Banjir Jakarta di Awal 2020...

Gempa Sumba

Setahun berlalu, hari ini, Jumat (1/1/2021) tahun baru di Indonesia kembali dibuka dengan bencana.

Kali ini gempa berkekuatan 5,0 dalam skala Magnitudo dilaporkan terjadi di Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menyebut gempa Sumba terjadi pada Jumat (1/1/2021)sekitar pukul 06.12 WIB atau pukul 05.12 WITA.

Pusat gempa terletak di laut dengan kedalaman 83 km dan jarak 21 kilometer arah barat laut Kota Tambolaka, Sumba barat daya, NTT.

Baca juga: Akhir Tahun, Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Nias, Tak Berpotensi Tsunami

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami yang Senyap di Mentawai

Berdasarkan kedalamannya, gempa ini termasuk gempa dengan kedalaman menengah.

Guncangan yang dihasilkan cukup kuat dirasakan warga yang ada di Tambolaka, bahkan dirasakan hingga ke wilayah Labuan Bajo sehingga menyebabkan mereka berhamburan lari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.

"Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono sebagaiama dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (1/1/2021).

Baca juga: Soal Karhutla dan Kabut Asap, Walhi: Ini Bencana Ekologis

Analisis BMKG menjelaskan peristiwa alam ini terjadi akibat adanya deformasi batuan pada bagian slab Lembeng Indo-Australia yang tersubuksi di bawah Kepulauan Sunda Kecil (NTB-NTT).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi mendatar dan naik (oblique thrust fault)," jelas Daryono.

BMKG pun menyebut, gempa ini adalah gempa pertama yang terjadi pada 2021.

Baca juga: Catat, Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Masyarakat untuk Hadapi Bencana

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Antisipasi Gempa Bumi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi