KOMPAS.com - Memasuki 2021, gelombang pandemi virus corona masih belum terkendali.
Kendati demikian, harapan baru muncul seiring ditemukannya vaksin oleh sejumlah pengembang.
Hingga saat ini, tercatat ada 4 produsen yang memastikan tingkat efektivitas vaksin virus corona mereka, sementara satu vaksin lainnya baru mengumumkan hasil uji coba sementara di beberapa negara.
Baca juga: Penerima Vaksin Covid-19 Gratis Dapat Dilihat di Link Peduli Lindungi, Ini Cara Mengeceknya...
Berikut tingkat efektivitas sejumlah vaksin Covid-19 yang sudah diumumkan:
Pfizer/BioNTech
Pengembang vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech pada pertengahan November 2020 lalu telah merilis hasil pengujian final mereka.
Dalam laporannya, vaksin Pfizer diklaim memiliki tingkat efektivitas mencapai 95 persen.
Vaksin itu juga diyakinin aman dan dapat melindungi orang tua yang paling berisiko meninggal.
Baca juga: Menilik Perbedaan Vaksin Oxford-AstraZeneca dengan Pfizer/BioNTech, Apa Saja?
Hasil ini menempatkan vaksin Pfizer sebagai vaksin Covid-19 dengan tingkat efektivitas tertinggi.
Namun, vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu minus 75 derajat celcius, jauh di bawah kemampuan freezer standar.
Hingga saat ini, banyak negara telah memulai suntikan menggunakan vaksin Pfizer, seperti Inggris, Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Kanada.
Baca juga: WHO Izinkan Vaksin Covid-19 Pfizer untuk Penggunaan Darurat, seperti Apa Penjelasannya?
Moderna
Tak lama setelah pengumuman efektivitas Pfizer/BioNTech, pengembang vaksin asal AS Moderna memiliki tingkat efektivitas hampir sama, yaitu 94,5 persen.
Moderna menyebut vaksin virus corona yang dibuatnya tidak ditemukan adanya masalah keamanan yang signifikan.
Efek samping vaksin yang timbul yakni nyeri di lokasi suntikan dan setelah dosis kedua penyuntikan adalah kelelahan, nyeri otot dan sakit kepala.
Tak seperti vaksin buatan Pfizer, vaksin Covid-19 Moderna lebih mudah disimpan, karena membutuhkan suhu minus 20 derajat celcius.
Baca juga: Moderna Klaim Vaksinnya Mampu Melindungi Varian Baru Covid-19 di Inggris
AstraZeneca
Vaksin yang dikembangkan oleh Oxford University dan perusahaan bioteknologi AstraZeneca telah mengumumkan hasil sementara uji klinis.
Hasilnya, vaksin tersebut menunjukkan keefektifan rata-rata mencapai 70,4 persen.
Meski lebih rendah dari dua vaksin sebelumnya, tapi penyimpanan vaksin AstraZeneca hanya butuh suhu antara 2-7 derajat celcius selama enam bulan.
Satu doses vaksin Astrazeneca bahkan efektif sekitar 70 persen setelah 21 hari dan sebelum dosis kedua diberikan.
Baca juga: Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19
Sinopharm
Vaksin buatan China Sinopharm pada akhir Desember 2020 mengumumkan efektivitas vaksin Covid-19 mereka yang mencapai 79.34 persen.
Ini merupakan hasil vaksin buatan China pertama yang diumumkan.
Tercatat, ada empat vaksin buatan Negeri Panda itu yang juga tengah dikembangkan.
Tingkat kemanjuran ini lebih rendah dari hasil yang diumumkan oleh Uni Emirat Arab, 86 persen.
Pemerintah China juga telah memberikan persetujuan bersyarat untuk Sinopharm pada Kamis (31/12/2020).
Baca juga: Mengenal Vaksin Sinovac yang Telah Tiba di Indonesia
Sinovac
Meski belum mengumumkan hasil uji coba akhir, vaksin buatan China Sinovac juga telah mengumumkan dua hasil uji cobanya di dua negara.
Uji coba pertama di Brazil mendapat hasil efektivitas vaksin mencapai antara 50-90 persen, sementara di Turki 91,25 persen.
Nantinya, tingkat efektivitas vaksin Sinovac akan diselaraskan dengan hasil uji coba yang dilakukan di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?