Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Ada Hujan Meteor Quadrantid yang Bisa Disaksikan Minggu Ini

Baca di App
Lihat Foto
hujan meteor Quadrantid 2009 di Banff National Park in Alberta, Canada
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Salah satu fenomena astronomi yang terjadi pada awal bulan Januari 2021 adalah Hujan Meteor Quadrantid.

Hujan meteor ini muncul dari titik radian yang terletak di konstelasi Quadrands Muralis.

Fenomena ini merupakan fenomena tahunan. Quadrantid terjadi sejak 12 Desember hingga 12 Januari setiap tahunnya.

Lalu kapan waktu puncak untuk menyaksikannya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Fenomena Langit Januari 2021 Ada 7 Asteroid hingga Hujan Meteor Quadrantids

Waktu terbaik menyaksikannya

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang menjelaskan, puncak hujan meteor Quadrantid terjadi pada 4 Januari 2021.

Yaitu ketika fase Bulan susut (benjol akhir) berumur 20 hari.

Dia menjelaskan, untuk di wilayah Indonesia puncak aktivitas Quadrantid terjadi pada tanggal 3 Januari pukul 23.00 WIB atau 4 Januari pukul 00.00 WITA/01.00 WIT.

"Sehingga, intensitas maksimumnya dapat disaksikan sejak 4 Januari dini hari sekitar pukul 02.30 waktu setempat hingga menjelang matahari terbit," katanya pada Kompas.com, Sabtu (2/1/2021).

Andi menjelaskan meski puncak aktivitas Quadrantid terjadi pada 3 Januari, namun saat itu Quadrantid belum terbit. Sementara itu hujan meteor baru bisa disaksikan ketika terbit, yaitu pada 4 Januari.

Jadi, waktu ketampakan intensitas maksimumnya diambil dari waktu yang terdekat dengan puncak aktivitas.

"Jadi, 3 Januari jam 23.00 WIB itu lagi deras-derasnya. Cuma, karena Quadrantid belum terbit, baru dapat disaksikan ketika terbit," ujarnya.

Baca juga: Saksikan Hujan Meteor Ursid yang Muncul di Langit, Ini Waktu Puncaknya

Cara menyaksikannya

Andi mengatakan tidak ada tips khusus untuk melihat hujan meteor Quadrantid. Masyarakat hanya perlu melihat dengan mata telanjang atau tanpa alat khusus seperti teropong.

Dia mengecualikan bagi yang ingin merekam hujan meteor itu. Jika ingin merekamnya, masyarakat bisa menyiapkan kamera panoramic (360 derajat).

"Dihadapkan ke zenit (atas kepala) dan dapat direkam langsung, atau mengeset waktu pengambilan gambar tiap 15 detik, kemudian diolah menjadi video time lapse hujan meteor," kata Andi.

Selanjutnya intensitas maksimumnya mencapai 120 meteor per jam ketika di zenit.

Akan tetapi, kata dia, ketinggian titik radian Quadrantid ketika berkulminasi di Indonesia dapat bervariasi sehingga memengaruhi intensitas maksimumnya.

"Perlu diingat juga, karena umur bulan sudah 20 hari ketika fase bulan susut, maka akan memengaruhi jumlah meteor yang terlihat," imbuhnya.

Baca juga: 3 Negara ASEAN Ini Laporkan Varian Baru Virus Corona, Bagaimana dengan Indonesia?

Selain itu faktor berhasil tidaknya melihat hujan meteor juga dipengaruhi oleh cuaca.

Andi mengatakan, jika cuacanya berawan tebal apalagi hujan seperti ketika hujan meteor Geminid silam, maka tidak akan terlihat.

Sementara itu untuk melihat jadwal hujan meteor selengkapnya, Anda bisa mengakses laman Edukasi Sains Lapan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi