Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Gunakan mRNA, Bagaimana Cara Kerja Vaksin Corona Pfizer dan Moderna?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Nixx Photography
Ilustrasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan Moderna berbasis teknologi genetik yang disebut mRNA (messenger RNA).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Vaksin virus corona buatan perusahaan farmasi Moderna dan Pfizer disebut-sebut memiliki efektivitas cukup tinggi mencegah munculnya gejala Covid-19. 

Diketahui, Moderna melaporkan tingkat efektivitas vaksinnya sebesar 94,1 persen. Sedangkan vaksin Pfizer/BioNTech memiliki efektivitas sebesar 95 persen.

Dua merek vaksin ini telah dipesan oleh sejumlah negara guna meredakan pandemi Covid-19.

Selain itu, teknik pembuatan dan cara kerja dua vaksin ini dinilai memiliki kesamaan, salah satunya menggunakan mRNA.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Vaksin Corona mRNA, Benarkah Berbahaya dalam Jangka Panjang?

Messenger RNA

Dilansir dari CNN, (20/12/2020), vaksin Moderna dan Pfizer sama-sama memakai teknologi terbaru berbasis versi sintetis molekul virus SARS-CoV-2 yang disebut "messenger RNA" atau disingkat mRNA.

Adapun mRNA ini merupakan resep genetik untuk membuat potongan paku yang berada di atas virus corona.

Setelah vaksin disuntikkan, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap paku tersebut.

Jika orang yang divaksinasi kemudian terinfeksi virus corona, maka antibodi tersebut harus siap menyerang virus.

Vaksin Moderna khususnya mengandung mRNA sintetis yang mengkode struktur yang disebut "glikoprotein lonjakan stabil pra-fusi" virus.

Kandungan vaksin

Selain itu, vaksin juga mengandung bahan lemak yang disebut lipid, trometamin, trometamin hidroklorida, asam asetat, natrium asetat, dan sukrosa.

Mengutip dari Forbes, (19/12/2020), baik Pfizer/BioNTech dan Moderna menyertakan mRNA yang menjadi kode untuk produksi protein lonjakan virus.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: mRNA Pernah Diabaikan hingga Jadi Teknologi Vaksin Terdepan

Messenger RNA adalah untai tunggal kode genetik yang dapat "dibaca" dan digunakan sel untuk membuat protein.

Dalam kasus vaksin ini, mRNA menginstruksikan sel-sel di dalam tubuh untuk membuat bagian tertentu dari protein lonjakan virus.

Kemudian sistem kekebalan melihatnya, mengenalinya sebagai benda asing, dan bersiap untuk menyerang ketika infeksi yang sebenarnya terjadi.

Produksi vaksin lebih cepat

Keunggulan lain teknologi ini adalah produksi vaksinnya jauh lebih cepat dibanding teknologi pembuat vaksin konvesional.

Sejauh ini, tidak ada perbedaan yang kentara antara kemanjuran dan keamanan kedua vaksin tersebut.

Selama beberapa bulan pertama uji klinis Fase 3, keduanya telah mencatat kemanjuran lebih dari 90 persen atau lebih besar dalam mencegah Covid-19.

Namun belum jelas berapa persen orang yang divaksinasi masih bisa tertular virus, tidak menunjukkan gejala, dan tetap menularkan virus.

Sejauh ini, keduanya tidak memiliki tingkat efek samping yang serius.

Lebih lanjut, kedua vaksin ini telah menerima otorisasi penggunaan darurat (EUA) dari AS.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Vaksin Covid-19 dengan Teknologi mRNA Belum Pernah Diuji dan Merusak DNA

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Tahapan Pengembangan Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi