Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parosmia Disebut sebagai Gejala Baru Covid-19, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
vladimirfloyd - Fotolia/dreamastromeanings.com
Mencium aroma bunga.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Penderita Covid-19 yang berkepanjangan melaporkan adanya gejala baru yang mereka rasakan, yaitu parosmia. 

Gejala itu adalah halusinasi mencium bau menyengat seperti bau ikan yang amis, belerang, dan bau manis yang tidak enak.

Melansir Sky News, (28/12/2020), patut diduga gejala ini adalah gejala virus corona tahap lanjutan.

Baca juga: Studi: Obesitas Dapat Memperparah Gejala Covid-19, Ini Alasannya...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala parosmia

Efek samping yang tidak biasa ini dikenal sebagai parosmia, atau distorsi penciuman, dan mungkin memengaruhi kaum muda dan petugas kesehatan secara tidak proporsional.

Ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) di Edge Hill University Medical School, Profesor Nirmal Kumar menyebut gejala tersebut "sangat aneh dan sangat unik".

Perlu diketahui, Kumar adalah presiden THT Inggris yang termasuk di antara petugas medis pertama yang mengidentifikasi anosmia atau hilangnya penciuman sebagai indikator virus corona pada Maret tahun lalu.

Dia mendesak Kesehatan Masyarakat Inggris untuk menambahkan anosmia ke dalam daftar gejala beberapa bulan sebelum menjadi panduan resmi.

Kumar sekarang mencatat bahwa di antara ribuan pasien yang dirawat karena anosmia jangka panjang di seluruh Inggris, beberapa mengalami parosmia.

Kumar mengatakan, pasien mengalami halusinasi penciuman, yang berarti indra penciuman terdistorsi, dan sayangnya, sebagian besar tidak menyenangkan.

Ia menambahkan bahwa hal itu sangat mengganggu pasien dan kualitas hidup mereka sangat terpengaruh.

Baca juga: Kasus Tembus 600.000, Simak Gejala Corona dari Anosmia hingga Delirium

Gangguan indra penciuman

Dilansir dari Healthline, 17 September 2018, parosmia istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kesehatan yang mengganggu indra penciuman.

Jika menderita parosmia, mungkin akan mengalami kehilangan intensitas aroma, yang berarti tidak dapat mendeteksi seluruh aroma yang ada di sekitar.

Terkadang, parosmia menyebabkan hal-hal yang ditemui setiap hari tampak seperti memiliki bau yang kuat dan tidak menyenangkan.

Setelah sembuh dari infeksi

Sebagian besar kasus parosmia menjadi jelas setelah seseorang sembuh dari infeksi. Tingkat keparahan gejala bervariasi dari kasus ke kasus.

Jika menderita parosmia, gejala utamanya adalah merasakan bau busuk yang terus-menerus, terutama saat ada makanan.

Selain itu, mungkin juga mengalami kesulitan mengenali atau memperhatikan beberapa bau di lingkungan akibat kerusakan neuron penciuman.

Baca juga: 9 Gejala Anda Mungkin Telah Terinfeksi Virus Corona Tanpa Disadari

Parosmia biasanya terjadi setelah neuron pendeteksi aroma, atau yang juga disebut indra penciuman telah rusak karena virus atau kondisi kesehatan lainnya.

Neuron-neuron ini melapisi hidung dan memberi tahu otak mengenai cara menafsirkan informasi kimiawi yang membentuk bau.

Kerusakan neuron ini mengubah cara bau mencapai otak seseorang tersebut.

Penyebab parosmia

Salah satu penyebab gejala parosmia adalah kerusakan penciuman akibat flu atau virus.

Infeksi saluran pernapasan bagian atas dapat merusak neuron penciuman. Ini lebih sering terjadi pada populasi yang lebih tua.

Dalam sebuah studi tahun 2005 terhadap 56 orang dengan parosmia, lebih dari 40 persen dari mereka mengalami infeksi saluran pernapasan atas yang mereka yakini terkait dengan permulaan kondisi tersebut.

Baca juga: Jadi Gejala Covid-19 Paling Umum, Ini yang Perlu Kita Pahami soal Anosmia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Virus Corona dan Cara Mencegahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi