Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Anda, Bagaimana Obat Tahu Bagian Tubuh yang Harus Disembuhkannya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi obat
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Saat kondisi tubuh sedang kurang fit atau kepala pusing, minum obat merupakan salah satu solusi terbaik.

Apakah Anda pernah berpikir, bagaimana suatu obat tahu bahwa Anda sedang sakit kepala atau merasakan sakit lain?

Meski tampaknya obat membidik rasa sakit dan menyembuhkannya dengan cepat, tetapi obat-obatan sebenarnya tidak tahu ke mana harus pergi setelah kita meminumnya.

Obat-obatan dalam bentuk tablet, pil atau cairan memulai perjalanannya setelah ditelan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara obat bekerja

Dikutip dari Science ABC, 28 Desember 2020, obat itu kemudian melakukan perjalanan melalui usus, tempat pemecahan dan penyerapan ke dalam aliran darah.

Sebuah 'jalan raya' khusus yang disebut vena portal hepatik membawa isi dari usus kecil ke hati melalui darah.

Di hati, pil akan dipecah menjadi komponen obat dan dilepaskan kembali ke aliran darah.

Karena semua organ dan jaringan tubuh disuplai dengan darah, obat ini menyebar ke mana-mana, tetapi ini tidak berarti obat tersebut akan bekerja di mana-mana.

Obat pada dasarnya adalah bahan kimia. Bahan kimia ini dirancang sedemikian rupa sehingga hanya menempel pada molekul protein tertentu di dalam tubuh yang dikenal sebagai reseptor.

Ada banyak jenis reseptor yang mungkin ada di permukaan atau bahkan di dalam sel.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Resep Obat Diklaim Bisa Dikonsumsi Pasien Covid-19 Tanpa ke RS

Setiap jenis reseptor memiliki bentuk yang berbeda, dengan setiap jenisnya memiliki kunci yang unik.

Dalam hal ini, obat adalah kuncinya. Obat menyebar ke seluruh tubuh dan mengikat ke reseptor jika cocok.

Misalnya, obat pereda nyeri Advil yang mengandung ibuprofen. Ibuprofen akan menempel pada resptor nyeri yang muncul saat mengalir.

Obat tersebut dapat melakukan tugasnya hanya setelah ia mengikat target. Ibuprofen memasuki sel dan memulai reaksi kimia yang pada akhirnya menghasilkan efek yang diinginkan.

Akan tetapi, sistem alami ini tidak selalu bisa diandalkan. Kadang-kadang, obat dapat mengikat reseptor selain target, terutama jika keduanya berbentuk serupa.

Jika terjadi kondisi demikian, maka akan mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan.

Apabila obat diminum dalam jumlah dosis lebih rendah dari yang ditentukan, maka obat itu mungkin akan gagal mengikat reseptor target.

Dalam kondisi itu, obat tidak dapat menjalankan fungsinya dan sama sekali tidak berguna.

Baca juga: Kabar Baik, Obat Covid-19 Kalbe Farma Masuki Uji Klinik Fase 2

Sebaliknya, ketika obat-obatan diambil dalam jumlah yang lebih tinggi dari dosis yang ditentukan, mereka lebih mungkin untuk mengikat lebih dari sekedar reseptor target dan menyebabkan efek samping.

Dengan keterbatasan itu, para peneliti mulai banyak mengembangkan obat pintar berkemampuan seperti GPS yang mampu melakukan perjalanan ke lokasi target tanpa menemui kegagalan.

Melansir laman School of Enginering Massachusetts Institute of Technology (MIT), sebuah studi telah menggunakan deteksi sinyal kimiawi dalam tubuh untuk mendorong pelapasan obat.

Cara itu akan menghasilkan sistem pengiriman obat dalam tubuh yang sepenuh otomatis dengan memberikan dosis tepat dan pada waktu yang tepat di dalam tubuh.

Studi lain mengamati microchip yang ditempatkan di bawah kulit sumsum tulang belakang atau di otak untuk secara tepat mengantarkan obat.

Microchip memiliki lubang kecil yang berisi obat dan ditutup dengan kertas emas.

Obat tersebut akan dilepaskan setelah menerapkan arus listrik sebesar satu volt yang melarutkan tutup dan melepaskan obat ke dalam sistem.

Baca juga: Minum Obat Setelah Minum Susu, Boleh atau Tidak?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi