Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Selesai Covid-19, Ilmuwan Prediksi Ancaman Penyakit X, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/peterschreiber.media
Ilustrasi situasi pandemi dengan kasus Covid-19 yang tidak terkendali bisa menyebabkan mutasi virus dan melahirkan varian baru virus corona seperti yang terjadi di Inggris dan Afrika Selatan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Para ahli memperkirakan pandemi Covid-19 bukan pandemi yang terakhir di bumi. Menurut mereka akan ada pandemi baru setelah Covid-19.

Dokter yang menemukan virus Ebola, Profesor Jean-Jacques Muyembe Tamfum, memperingatkan bahwa virus mematikan baru akan menyerang umat manusia karena petugas medis mengkhawatirkan Disease X atau Penyakit X baru.

Dia mengatakan akan ada virus baru dan berpotensi fatal muncul dari hutan hujan tropis Afrika.

"Kami sekarang berada di dunia di mana patogen baru akan keluar. Dan itulah yang merupakan ancaman bagi kemanusiaan," katanya kepada CNN, 22 Desember 2020.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pakar WHO Sebut Virus Corona Bisa Jadi Penyakit X yang Ditakuti

Tak hanya itu, profesor emeritus pengobatan darurat di Universitas Arizona di Amerika Serikat, Dr Kenneth Iserson, juga mengatakan hal serupa.

"Dunia sudah melihat sejumlah penyakit baru yang berpotensi berkembang menjadi Penyakit X," kata Dr Iserson kepada The Straits Times, 31 Desember 2020.

Apa itu penyakit X?

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menjelaskan bahwa penyakit X itu merujuk pada penamaan penyakit yang belum diketahui.

Dia mengatakan "X" dalam bahasa Inggris sering dikaitkan dengan sesuatu hal yang belum diketahui jenisnya maupun asal muasal.

"Ini penyakit yang berpotensi menjadi pandemi yang dahsyat yang bisa menyebabkan kematian, cepat menular, nah itu disebut dengan penyakit X," katanya pada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Dicky mengatakan WHO sudah menggunakan istilah ini sejak 2015. Saat itu disampaikan bahwa setidaknya di bumi ada sekitar 1,6 juta virus yang belum diketahui.

Dari jumlah itu setidaknya 827.000-an virus bisa menginfeksi manusia. Dari 827.000-an itu pula para peneliti baru bisa mengetahui atau mengenali 263 virus.

"Artinya 99,9 persen virus yang bisa menjadi ancaman pandemi itu belum kita ketahui," imbuhnya.

Baca juga: Wabah Pneumonia Misterius di China, Kenali 5 Jenis Pneumonia Ini

Penyakit X dan daftar penyakit prioritas

Saat ini WHO memiliki daftar penyakit selain Covid-19 yang menjadi prioritas, seperti Ebola, Zikka, dan lainnya.

Diharapkan negara-negara mempunyai kemampuan deteksi dini penyakit. Dicky mengatakan deteksi dan surveilance menjadi kunci. Tidak hanya pada manusia tapi pada hewan juga.

Terkait virus Ebola, Dicky menjelaskan penyakit itu bukan merupakan Penyakit X.

"Ebola sebagai salah satu dalam daftar yang menjadi prioritas WHO iya, tapi kalau Ebola sebagai penyakit X bukan. Karena penyakit X itu dia akan mudah sekali menyebar dan juga menyebabkan kematian angka kematiannya tinggi," tuturnya.

Ancaman pandemi

Menurut Dicky ancaman pandemi akan semakin besar. Dia menceritakan pengalamannya selama terlibat dalam pemerintahan dan mendapatkan suatu pola.

Baca juga: Dampak Vaksinasi Covid-19 yang Tidak Merata Hanya Mengubah Pandemi Jadi Endemi

Selama 20 tahun terakhir masyarakat mengalami epidemi pandemi hampir setiap 5 tahun. Lalu pada 2021 bisa menjadi lebih mengkhawatirkan.

"Memasuki 2021 ini dunia memasuki era pandemi dan era pandemi artinya ancaman pandemi akan lebih sering. Artinya sistem kesehatan kita harus kuat. Selama pandemi ini kita mendapat tes terhadap sistem kesehatan kita," ujarnya.

Pandemi bisa berpotensi lebih sering muncul karena interaksi manusia lebih tinggi. Yaitu interaksi manusia dengan hewan lingkungan alam juga makin kerap dan sering mengabaikan asas keseimbangan.

Menurutnya perlu pendekatan one health sebagai solusinya, yakni pembangunan kesehatan selaras/harmoni dengan pembangunan kesehatan hewan.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waspada Penularan Virus Corona Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi