Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana agar Penyebaran Virus Corona Lebih Terkendali Tahun Ini?

Baca di App
Lihat Foto
KRISTIANTO PURNOMO
Bonay, Petugas Penanganan Prasarana Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Bukit Duri membuat mural bertemakan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (28/8/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Kamis (27/8/2020), diketahui total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 162.884 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Memasuki tahun 2021, hampir setahun pandemi virus corona terjadi, belum ada tanda-tanda penyebarannya melandai.

Di Indonesia, bahkan angka kasus terus menunjukkan kenaikan, dengan jumlah kasus harian yang lebih dari 7.000 kasus.

Salah satu upaya pengendalian yang akan dilakukan pada tahun ini adalah vaksinasi COvid-19 yang tahap awal akan diberikan kepada penerima yang masuk dalam kelompok prioritas.

Rencananya, vaksinasi akan mulai dilakukan pada Januari 2021.

Pemerintah menggratiskan vaksin virus corona untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah vaksinasi cukup untuk mengendalikan penyebaran virus corona? Bagaimana agar lebih terkendali pada tahun ini?

Baca juga: Arab Saudi Cabut Larangan Penerbangan, Jemaah Umrah Indonesia Bisa Berangkat?

Atur mobilitas secara terukur

Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan, penyebaran virus corona dapat terkendali jika pemerintah dan masyarakat dapat menghentikan mobilitas penduduk secara terukur.

"Lakukan kebijakan work from home, school from home, dan pray from home. Larang kegiatan yang menyebabkan kerumunan," ujar Riris saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/1/2021).

Selain itu, menurut dia, pemerintah harus memastikan tingkat penerimaan masyarakat yang tinggi dalam vaksinasi.

Tetap terapkan 3M

Sementara itu, pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan, infeksi virus corona dapat dikendalikan jika menggunakan strategi 3M ditambah dengan vaksinasi.

Menurut dia, proses vaksinasi saja tidak akan berhasil jika tidak disiplin menerapkan langkah 3M.

Tiga M adalah mengenakan masker, rajin mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun, serta menjaga jarak/menjauhi kerumunan.

"Sebab, vaksin butuh waktu paling tidak 2 minggu setelah vaksin dan dosis dua kali untuk memastikan efeknya bekerja dan bertahan lama," ujar Bayu saat dihubungi secara terpisah, Jumat (1/1/2021).

Berikut rincian untuk masing-masing protokol 3M:

1. Masker

Menggunakan masker dapat mencegah penularan maupun tertular dari virus corona.

Ada beberapa ketentuan dalam penggunaan masker yakni, masker yang dipakai harus sesuai standar kesehatan.

Sebaiknya ganti masker setiap 4 jam atau sebelum 4 jam ketika masker sudah lembab/basah.

Gunting atau sobek masker bedah atau masker sekali pakai sebelum dibuang ke tempat sampah tertutup.

Untuk masker kain, cuci masker dengan detergen dan disetrika setelah kering.

Penggunaan masker tidak dianjurkan bagi bayi/anak berusia di bawah dua tahun, penderita masalah pernapasan, penderita kelumpuhan, orang yang kehilangan kesadaran diri, dan orang yang tidak mampu melepas masker tanpa bantuan.

Baca juga: Vaksinasi untuk 181,5 Juta Orang Akan Dilakukan dalam 15 Bulan, Bagaimana Prosesnya?

2. Menjaga Jarak

Selain itu, penting untuk menerapkan menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter.

Cara lain yang dapat dilakukan yakni dengan membatasi diri berinteraksi atau kontak fisik dengan orang lain. Bisa juga dengan menghindari kerumunan baik di dalam maupun di luar rumah.

3. Mencuci Tangan

Mencuci tangan juga bagian dari protokol kesehatan. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir 20-30 detik. Jika tidak ada air, Anda bisa gunakan hand sanitizer.

Hal yang diperhatikan

Bayu menyebutkan, pemerintah juga harus memastikan bahwa data telah terintegrasi untuk program vaksinasi.

"Jadi tidak ada lagi data yang berbeda antar daerah, melakukan asesmen menyeluruh terkait kesiapan seluruh lapisan sistem kesehatan," ujar Bayu.

Upaya pelaksanaan vaksinasi ini, menurut dia, memiliki tantangan cukup besar karena Indonesia merupakan negara kepulauan.

Perlu upaya lebih melakukan sosialisasi dan edukasi yang benar serta satu pintu sehingga tidak ada lagi perbedaan informasi.

Hal ini untuk menutup peluang beredarnya hoaks atau informasi yang tidak benar.

Kebenaran informasi ini harus didukung dengan komunikasi yang tepat.

"Pemerintah sebaiknya meyakinkan bahwa vaksin yang sudah disetujui BPOM adalah aman dan dengan adanya vaksin tetap harus melakukan 3M," lanjut dia.

Dengan demikian, tidak hanya edukasi vaksin yang dilakukan, tetapi kaitan vaksin dengan langkah pencegahan covid secara keseluruhan.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Pemerintah Siapkan 30.000 Vaksinator

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencegahan Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi